Saat membayangkan ledakan di luar angkasa, yang terbayang duluan pasti supernova. Tapi, para astronom masih bingung dengan beberapa detail dari ledakan kosmik itu.

Supernova yang sedang dibicarakan ini tak lain merupakan akhir dari kehidupan bintang masif. Ledakan dahsyat saat bintang mengakhiri hidupnya. Sebuah akhir yang dramatis.
Akhir Kehidupan Bintang
Di sepanjang hidupnya, bintang mempertahankan bentuknya yang bundar melalui kesetimbangan antara tekanan keluar yang terbentuk dari mesin di pusat bintang dan gravitasi yang memampatkan bintang. Kala bintang-bintang masif (lebih dari 8 massa Matahari) menua, mereka mulai kehabisan bahan bakar di pusat untuk menjalankan mesin reaksi fusi nuklir. Kesetimbangan pun mulai goyah. Ketika tak ada lagi bahan bakar yang tersisa, maka tidak ada lagi gaya yang melindungi bintang supaya tidak runtuh ke dirinya sendiri. Dan voila… bintang pun mengalami keruntuhan.
Saat keruntuhan terjadi, saat itu pula bintang meledak.
Secara teknis, supernova bermula dari keruntuhan. Ledakan baru terjadi ketika bagian terdalam, yaitu pusat bintang runtuh, lalu lapisan luar jatuh menuju inti yang kini sangat padat dan kemudian terpental kembali, seperti bola yang memantul ketika menyentuh tanah. Ketika ledakan terjadi, saat itulah bintang berevolusi jadi supernova, yang bisa dideteksi ketika materi yang terpental berhasil menembus lapisan terluar bintang — kita menyebutnya pelolosan gelombang kejut.
Bentuk ledakan
Ketika ledakan ini terjadi, mungkin dalam bayangan kita, karena bintang itu bulat seperti bola, maka ledakannya juga seperti bola.
Ternyata, tidak demikan.
Para astronom akhirnya bisa mengamati secara langsung bentuk ledakan supernova tepat setelah gelombang kejut lolos dari bintang. Dan bahkan untuk pertama kalinya, mereka bisa melihat perubahannya.
Para astronom mengamati supernova SN 2024ggi, sekitar sehari setelah supernova ini pertama kali dideteksi. Dan mereka menemukan kalau bentuk supernova ini dimulai dengan bentuk buah zaitun.
Untuk skala astronomi, SN 2024ggi, bintang yang sudah sekarat ini termasuk dekat, hanya 22 tahun cahaya. Karena itu cahayanya sangat terang. Meskipun demikian, untuk mengamati supernova pada tahap awal ini tidak mudah. Ledakan yang terjadi sangat cepat sehingga waktu untuk bisa mendeteksi pelolosan gelombang kejut sangat terbatas.
Tapi ada European Southern Observatory (ESO) yang cepat tanggap dan langsung mengarahkan BLT (Very Large Telescope) ke supernova baru itu. Pengamatan ini menggunakan instrumen khusus untuk menangkan bentuk awal ledakan. Data yang diperoleh sangat membantu para astronom untuk menganalisis evolusi bintang di tahap akhir.
Perubahan Bentuk
Para astronom juga menemukan kalau supernova tidak mempertahankan bentuk buah zaitun selama ledakan. Ledakan yang terjadi kemudian menggembung ke samping dan bertransformasi jadi semangka kosmik raksasa, yang membungkus semua yang ada di dekatnya.
Supernova yang diamati ini termasuk supernova yang umum ditemukan sehingga bisa dijadikan perwakilan kematian sebagian besar bintang masif. Tapi, para astronom menduga ada bentuk lain selain buah zaitun saat supernova terjadi di Alam Semesta.
Bagaimana bentuk ini muncul masih jadi tanda tanya. Tapi, para astronom sudah selangkah lebih maju untuk memahami bintang dan pertunjukkan cahaya paling dramatis di Alam Semesta.
Fakta keren
Ledakan supernova seringkali sangat kuat sehingga cahayanya bisa lebih terang dari galaksi di mana mereka berada, juga mempercepat kecepatan materi sampai lebih dari 1000 km/detik. Jika ada pesawat bergerak secepatnya ini, maka pesawat bisa memutari Bumi hanya dalam setengah menit atau 30 detik!














Tulis Komentar