langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Oktober 2025

Fenomena Langit Bulan Oktober 2025

Saatnya berburu hujan meteor Orionid apalagi Bulan sedang dalam fase Bulan Baru. Kesempatan untuk melihat kilatan-kilatan meteor di malam hari.

Bulan Purnama. Kredit: Avivah Yamani/langitselatan

Planet

Merkurius & Mars. Kedua planet ini tampak setelah Matahari terbenam. Merkurius dan Mars bisa diamati di rasi Virgo di awal bulan dan bergeser ke rasi Libra pada pertengahan bulan. Kalau Merkurius terus bergeser ke Scorpius di akhir bulan, Mars masih tetap melanglang di rasi Libra. Jelang akhir Oktober, kedua planet membentuk konjungsi segitiga dengan Bulan di langit senja.

Venus. Si bintang Kejora tampak sebelum fajar menyingsing selama bulan Oktober. Planet ini terus trun di ufuk timur mengejar Matahari sehingga semakin sulit diamati. Venus bisa diamati di rasi Leo saat awal bulan dan terus bergeser ke Virgo mulai pertengahan bulan Oktober sampai akhir bulan. 

Jupiter. Planet terbesar di Tata Surya ini bisa diamati mulai tengah malam sampai jelang fajar. Jupiter bisa diamati di rasi Gemini selama bulan Oktober dan berpapasan dengan Bulan pada pertengahan bulan Oktober. 

Saturnus. Planet yang terkenal karena cincinnya ini tampak sepanjang malam di bulan Oktober. Saturnus baru saja melewati oposisi di awal Oktober, juga papasan dengan Bulan di awal Oktober.

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut.

Selama bulan Oktober, kedua planet bisa diamati sampai saat fajar menyingsing. Uranus di rasi Taurus terbit sekitar 3 jam setelah Matahari terbenam sedangkan Neptunus bisa diamati di rasi Pisces setelah Matahari terbenam sampai jelang fajar.

Bulan

Fase Bulan Oktober 2025. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

7 Oktober. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam. Bulan Purnama terjadi satu hari sebelum Bulan di perigee, menjadikan Bulan Purnama kali merupakan superbulan dengan piringan tampak sedikit lebih besar dari purnama umumnya.

8 Oktober. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 359.819 km. 

14 Oktober. Bulan Separuh Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

21 Oktober. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

24 Oktober. Bulan di titik apogee. Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 406.444 km

29 Oktober. Bulan Separuh Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

Hujan Meteor

8-9 Oktober — Hujan Meteor Draconid

Hujan meteor Draconid 8 Oktober 2025 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Draconid 8 Oktober 2025 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor minor yang tampak datang dari rasi Draco ini akan berlangsung dari tanggal 6 – 10 Oktober. Puncaknya tanggal 9 Oktober dini hari dengan laju 5 meteor per jam. Hujan meteor Draconid berasal dari sisa debu komet 21P Giacobini-Zinner. Hujan meteor ini bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai rasi Draco terbenam pukul 21:33 WIB.  

Agak sulit untuk menemukan rasi yang satu ini karena posisinya yang cukup rendah di horison. Bulan Purnama yang terang bisa jadi faktor yang mengganggu pengamatan. 

9-10 Oktober – Hujan Meteor Taurid Selatan

Hujan meteor Taurid Selatan 9 Oktober 2025 pukul 22:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Taurid Selatan 9 Oktober 2025 pukul 22:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Taurid berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke, berlangsung sejak 28 September – 2 Desember dan tidak pernah menghasilkan lebih dari 5 meteor per jam. Menariknya, hujan meteor taurid ini kaya dengan bola api. 

Puncak hujan meteor yang tampak datang dari rasi Taurus berlangsung tanggal 9-10 Oktober, hanya dengan 5 meteor per jam yang lajunya hanya 28 km/detik. Hujan meter Taurid bisa diamati setelah Matahari terbenam saat arah datang Taurid Selatan di rasi Taurus terbit pukul 20:05 WIB sampai jelang fajar saat rasi ini akan terbenam di barat. Bulan yang baru melewati fase Purnama masih sangat terang untuk pengamatan.

21 Oktober – Hujan Meteor Orionid

Hujan meteor Orionid tanggal 21 Oktober 2025 pukul 01:00 WIB dini hari. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Orionid tanggal 21 Oktober 2025 pukul 01:00 WIB dini hari. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Orionid yang berasal dari sisa debu komet Halley akan kembali menghiasi langit malam dari 2 Oktober sampai 7 November. Sesuai namanya, hujan meteor Orionid tampak muncul dari rasi Orion si Pemburu dan mencapai puncak pada tanggal 21 Oktober. 

Saat malam puncak, hujan meteor Orionid memproduksi 25 meteor per jam dengan laju 66 km/detik. Radian hujan meteor Orionid terbit pada pukul 22:12 WIB dan pengamat bisa menikmati kehadiran hujan meteor ini sampai jelang fajar. Bulan sedang dalam fase Bulan Baru sehingga pengamat bisa menyaksikan kehadiran hujan meteor ini tanpa cahaya Bulan. 

Peristiwa

11 Oktober — Okultasi Beta Tauri oleh Bulan

  • Okultasi Beta Tauri oleh Bulan tanggal 11 Oktober 2025 pukul 23:52 WIB. Kredit: Stellarium
  • Saat bintang Beta Tauri menghilang di balik Bulan tanggal 11 Oktober 2025 pukul 23:53 WIB dan baru akan muncul lagi satu jam kemudian. Kredit: Stellarium

Bulan dan Beta Tauri terbit berpasangan sangat dekat, hanya 0,3º. Keduanya terbit beriringan dengan Bulan terbit lebih dahulu pada pukul 22:01 WIB disusul Beta Tauri 7 menit kemudian. Jelang tengah malam, atau tepatnya pukul 23:52 WIB, bintang Beta Tauri menghilang di balik Bulan, dan baru muncul lagi pukul 00:52 WIB. Di Indonesia, pengamat yang berada di wilayah Indonesia Barat, Indonesia tengah dan sebagian Indonesia timur bisa menyaksikan peristiwa ini. 

14 Oktober — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter sejak terbit tengah malam pada tanggal 14 Oktober 2025 pukul 01:00 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Jupiter sejak terbit tengah malam pada tanggal 14 Oktober 2025 pukul 01:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Jupiter saat keduanya terbit beriringan tengah malam dan terpisah 4,7º. Keduanya bisa diamati sampai saat fajar menyingsing. Bulan terbit pukul 00:03 WIB dan disusul Jupiter delapan menit kemudian. Keduanya bisa ditemukan di rasi Gemini. 

20 Oktober — Bulan — Venus

Pasangan Bulan dan Venus pada tanggal 20 Oktober 2025 pukul 04:45 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Venus pada tanggal 20 Oktober 2025 pukul 04:45 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Venus dan bisa diamati sebelum Matahari terbit. Bulan berada 3,2º di selatan Venus. Bulan terbit terlebih dahulu pada pukul 04:22 WIB dan disusul Venus satu menit kemudian. Keduanya berada pada ketinggian 11º di ufuk timur saat fajar menyingsing. 

20 Oktober — Merkurius — Mars

Pasangan Merkurius dan Mars pada tanggal 20 Oktober 2025 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Merkurius dan Mars pada tanggal 20 Oktober 2025 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Pasangan planet Merkurius dan Mars tampak berpasangan di langit senja. Keduanya bisa diamati di rasi Libra setelah Matahari terbenam sampai pukul 19:07 WIB saat Merkurius dan Mars terbenam. 

23 Oktober — Bulan — Merkurius — Mars

Konjungsi segitiga Bulan, Merkurius, dan Mars pada tanggal 23 Oktober 2025 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Konjungsi segitiga Bulan, Merkurius, dan Mars pada tanggal 23 Oktober 2025 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Konjungsi segitiga Bulan, Merkurius, dan Mars. Ketiganya bisa diamati di rasi Libra setelah Matahari terbenam. Bulan terpisah 3º dari Merkurius dan 4º dari Mars. Ketiganya bisa diamati sampai kisaran pukul 19:00 WIB saat Mars terbenam pukul 19:04 WIB disusul Bulan satu menit kemudian, dan Merkurius 7 menit kemudian. 

25 Oktober — Bulan — Antares

Pasangan Bulan dan Antares pada tanggal 25 Oktober 2025 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Antares pada tanggal 25 Oktober 2025 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Antares, bintang terang di rasi Scorpius pada jarak 4,5º. Keduanya bisa di rasi Scorpius setelah Matahari terbenam sampai saat Antares terbenam pukul 20:20 WIB dan disusul Bulan pukul 20:46 WIB. 

30 Oktober — Elongasi Timur Maksimum Merkurius

Merkurius pada titik tertinggi setelah matahari terbenam 30 Oktober 2025 pukul 18:00 WIB. Kredit: Stellarium
Merkurius pada titik tertinggi setelah matahari terbenam 30 Oktober 2025 pukul 18:00 WIB. Kredit: Stellarium

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi timur maksimum yang dicapai Merkurius 25,8º. Artinya, Merkurius akan berada 23,9º di arah barat Matahari. Merkurius yang berada di rasi Scorpius bisa diamati dengan kecerlangan -0,1 magnitudo sampai pukul 19:17 WIB saat Merkurius terbenam.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Minggu ke-3 dan ke-4 Oktober (16–24 Oktober) menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan berada pada fase Bulan Baru.

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

BintangMagRasiTerbit (WIB)Terbenam (WIB)
Beta Centauri0.60Centaurus06:2220:04
Spica1.00Virgo06:2818:41
alpha Centauri0.00Centaurus07:0120:40
Arcturus–0.05Boötes07:3719:16
Antares1.10Scorpius09:2721:53
Lesath2.70Scorpius10:2123:02
Shaula1.60Scorpius10:2423:04
Rasalhague2.10Ophiuchus10:5322:38
Kaus Australis1.80Sagittarius11:1623:53
Vega0.00Lyra12:1123:24
Altair0.80Aquila13:0600:56 (+1)
Deneb1.20Cygnus14:2101:22 (+1)
Enif2.40Pegasus15:0002:48 (+1)
Fomalhaut1.20P. Austrinus15:5204:22 (+1)
Alpheratz2.10Andromeda17:3405:01 (+1)
Achernar0.46Eridanus18:0307:33 (+1)
Aldebaran0.90Taurus21:5409:39 (+1)
Rigel0.20Orion22:2010:30 (+1)
Capella0.10Auriga22:5509:59 (+1)
Canopus–0.74Carina22:5612:12 (+1)
Betelgeuse0.50Orion23:0811:03 (+1)
Sirius–1.46Canis Major23:4612:05 (+1)
Procyon0.38Canis Minor00:51 (+1)12:48 (+1)
Regulus1.40Leo03:23 (+1)15:13 (+1)
Acrux1.30Crux04:3918:33
Gacrux1.60Crux04:5618:25
Mimosa1.30Crux05:0818:46

Peta Bintang 1 Oktober 2025

Peta Bintang 15 Oktober 2025

Kampanye Langit Gelap

13–22 Oktober — Kampanye Globe At Night

Di bulan Oktober, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 13—22 Oktober. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Pengamat di utara bisa mengamati rasi Pegasus, sedangkan pengamat di selatan mengamati rasi Grus. Pengamatan dilakukan mulai pukul 20:00 – 22:00 waktu lokal.

Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya. 

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

Kanal LS

Toko LS
tanya LS

Paling Banyak Dicari

Fenomena Langit Bulan Desember 2025
Jambore Nasional Klub Astronomi 2024
Tahun Cahaya: Satuan Waktu atau Jarak?
Seperti Apa Bentuk Supernova?
Fenomena Langit Bulan November 2025
Fenomena Langit Bulan Oktober 2024

Langanan LS