langitselatan
Beranda » Saturnus Pecah Rekor Bulan Terbanyak!

Saturnus Pecah Rekor Bulan Terbanyak!

Saturnus pecah rekor bulan di Tata Surya dan melesat meninggalkan Jupiter yang jadi saingannya selama ini!

Satelit Saturnus yang ditemukan sebelumnya. Kredit: Nasa/EPA

Penemuan 128 bulan atau satelit alam baru di planet yang terkenal karena cincinnya ini, tak pelak menjadikan Saturnus sebagai pemilik bulan terbanyak di Tata Surya. Tidak tanggung-tanggung, Saturnus sekarang punya 274 satelit, sementara Jupiter, “hanya” memiliki 95 satelit. Kalau Jupiter itu raja planet, maka Saturnus sekarang adalah raja bulan. 

Tapi, muncul pertanyaan lain: Mengapa Saturnus punya jumlah satelit yang sedemikian banyak? 

Tentu saja investigasi untuk mencari jawaban pertanyaan ini bisa membawa kita untuk memperoleh informasi terkait evolusi Tata Surya. 

Bulan Baru

Bulan-bulan Saturnian ini ditemukan lewat pengamatan dengan Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii (CFHT) dari tahun 2019-2023. Awalnya, tim astronom dari Taiwan, Kanada, Amerika Serikat, dan Prancis menemukan 62 satelit baru di Saturnus, akan tetapi mereka menemukan jejak objek redup di sistem Saturnus yang sepertinya merupakan kandidat bulan lainnya.Pengamatan lanjut di tahun 2023 dan hasil analisis memperlihatkan jejak redup tersebut memang satelit Saturnus.

BIsa dibilang, sebagian dari satelit yang ditemukan merupakan peninjauan ulang dari pengamatan yang pernah dilakukan dua dekade sebelumnya oleh Scott Sheppard dengan teleskop Subaru 8,2 meter di Mauna Kea, Hawaii. Pengamatan pada ta tahun 2004-2007 itu memperlihatkan kehadiran objek redup tapi orbitnya tidak bisa dilacak.  Perkembangan teknologi baik kemampuan instrumen maupun teknik pengamatan pada akhirnya membuahkan hasil. Pengamatan dengan teleskop CFHT di Mauna Keia, Hawaii, tidak saja berhasil mengonfirmasi jejak yang ditinggalkan. Tim ini juga berhasil menemukan sebagian besar bulan baru di Saturnus.

Hasilnya, total bulan baru di Saturnus menjadi 128 satelit dan menjadikan planet cincin ini memiliki 274 satelit! Jumlah satelit ini bahkan hampir dua kali lebih banyak dari jumlah seluruh satelit yang dimiliki planet lainnya di Tata Surya. Dan jumlah satelit ini juga akhirnya diakui dan diresmikan oleh Asosiasi Astronomi Internasional (IAU). 

Bulan Kecil

Penemuan bulan baru di Saturnus tentu saja merupakan kabar gembira. Tapi, jangan bandingkan bulan-bulan baru ini dengan Titan, satelit terbesar di Saturnus. Atau bahkan dengan Bulan yang mengiringi Bumi. Ukurannya jauh berbeda. 

Sebagian besar bulan baru di Saturnus ini merupakan objek kecil dengan diameter hanya beberapa kilometer. Jauh dibandingkan Titan yang diameternya 5149 km atau Bulan yang diameternya 3475 km. Bahkan dibanding Enceladus yang diameternya 500 km, bulan-bulan ini masih tampak sangat mungil. Tak hanya itu. Bulan-bulan baru ini bergerak mengelilingi Saturnus dalam orbit elips dalam gerak yang tidak beraturan dan berlawanan arah relatif terhadap bulan lainnya seperti Titan dan Rhea. 

Para astronom memperkirakan sebagian besar bulan baru ini berasal dari pecahan bulan yang lebih besar yang mengalami tabrakan di masa lalu. Selain itu, sebagian lagi bisa jadi merupakan hasil tangkapan gravitasi Saturnus. 

Lantas objek seperti apa yang bisa kita sebut sebagai bulan atau satelit alam dari sebuah planet. Kalau planet punya definisi dan standar untuk sebuah objek bisa kita kategorikan sebagai planet, maka para astronom memberikan batasan yang cukup longgar untuk bulan. Jika sebuah objek mengorbit planet dengan stabil dalam rentang waktu yang cukup lama, maka objek tersebut bisa kita kategorikan sebagai bulan atau satelit pengiring planet. Kita bisa mengetahui kestabilan orbit dari pengamatan maupun simulasi. 

Di antara objek-objek kecil di sekitar Saturnus, ada yang gagal dikategorikan sebagai bulan meskipun mengorbit Saturnus. Sebagian dari objek ini orbitnya tidak stabil dan sedikit saja gangguan maka objek-objek ini akan terlontar keluar dari sistem Saturnus. 

Asal Usul Satelit Saturnus

Satelit-satelit kecil Saturnus. Kredit: NASA

Sama seperti pertanyaan kita tentang Bulan, bagaimana pengiring Bumi ini terbentuk? Maka para astronom juga ingin tahu bagaimana satelit di sistem Saturnus ini bisa terbentuk. 

Para astronom memperkirakan ada tiga cara satelit di Saturnus bisa terbentuk. Yang pertama adalah lewat proses akresi di piringan Saturnus ketika planet ini baru terbentuk. Jadi, materi yang ada di sekitar Saturnus bergabung dan membentuk objek yang cukup besar yang kemudian mengorbit planet cincin tersebut. 

Selain itu, satelit di Saturnus juga bisa terbentuk lewat tangkapan gravitasi, terutama bulan-bulan kecil di planet ini. Para astronom menduga, objek-objek yang terjebak dalam gravitasi Saturnus ini merupakan objek Sabuk Kuiper yang masuk dalam lingkup gravitasi Saturnus. 

Yang terakhir adalah lewat peristiwa tabrakan besar antara satelit Satelit Saturnus dengan komet yang lewat. Tabrakan ini jelas menyisakan pecahan yang tetap berada dalam orbit Saturnus dan kemudian ikut mengorbit planet tersebut dengan berkelompok. Dan setiap kelompok bulan tersebut memberikan informasi penting bagi kita. Mereka berasal dari peristiwa tabrakan yang sama dan artinya, objek pendahulunya juga sama. 

Gugus Satelit

Gugus atau kelompok terbesar dari bulan-bulan baru ini adalah Kelompok Mundilfari yang memiliki hampir 100 anggota dengan ukuran beberapa kilometer. Para astronom menduga, gugus Mundilfari berasal dari tabrakan yang terjadi sekitar 100 juta tahun lalu. Karena jika tabrakan terjadi lebih tua dari itu, pecahannya sudah lama terurai dan sulit terdeteksi.

Waktu tabrakan yang lebih baru ini menjelaskan mengapa Saturnus punya lebih banyak bulan dibanding planet gas raksasa lainnya seperti Jupiter. Padahal Jupiter jauh lebih besar dan berada dekat dengan Sabuk Asteroid. Planet ini juga sering berpapasan dengan objek yang bisa ditangkap dengan pengaruh gravitasinya. 

Akan tetapi, efek bias pengamatan juga perlu diperhitungkan. Saturnus berukuran cukup besar untuk memiliki banyak bulan, tetapi jaraknya yang lebih jauh dari Matahari sehingga pengamatannya lebih ideal. Selain itu, karakteristik objek yang mengelilingi Saturnus juga ikut berperan. Dibandingkan Jupiter, Saturnus lebih jauh dari Matahari dan kemungkinan besar menangkap lebih banyak objek es yang lebih mudah pecah dibandingkan objek batuan yang berpapasan dengan Jupiter.

Untuk memahami lebih jauh, para astronom perlu meneliti bulan-bulan ini secara lebih mendalam, baik menggunakan teleskop canggih seperti James Webb Space Telescope (JWST) atau bahkan misi wahana antariksa di masa depan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

Kanal LS

Toko LS
tanya LS
Gerhana

Paling Banyak Dicari

Ramadan 1436 H: 29 atau 30 Hari?
Fenomena Langit Bulan Maret 2025
Menemukan Waktu Terbaik untuk Mengamati Hilal Menggunakan Model Kastner
Lebih Jauh dengan Hilal

Langanan LS