fbpx
langitselatan
Beranda » Jambore Nasional Klub Astronomi 2024

Jambore Nasional Klub Astronomi 2024

Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) menyelenggarakan pertemuan penting dalam dunia astronomi di Indonesia, yaitu Jambore Nasional Klub Astronomi (JANAKA).

Peserta JANAKA 2024: Kredit: Panitia JANAKA/Itera
Peserta JANAKA 2024: Kredit: Panitia JANAKA/Itera

Kegiatan JANAKA ini sejalan dengan tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mendukung Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan. JANAKA kali ini menjadi kesempatan istimewa bagi para astronom, baik amatir maupun profesional, untuk bertemu dan berbagi pengetahuan.

JANAKA pertama kali diadakan pada tahun 2017 di Surabaya, JANAKA dua berlangsung secara daring pada 2020 karena pandemi COVID-19. Setelah jeda panjang, JANAKA ketiga akhirnya dilaksanakan di Itera, Lampung, pada 13-15 September 2024. JANAKA ketiga mengangkat tema “Jaga Alamku Jaga Langitku, Bersama Itera Menjaga Keindahan Langit Malam Indonesia” dengan jargon khas “Dari Sumatera Untuk Semesta”.

Laporan Ketua Panitia JANAKA. Kredit: JANAKA
Laporan Ketua Panitia JANAKA. Kredit: JANAKA

JANAKA bertujuan untuk mempertemukan komunitas astronomi di Indonesia, menjalin relasi  antara astronom amatir dan profesional, serta membuka peluang kolaborasi penelitian bersama. Harapannya, kolaborasi pro-am ini bisa menumbuhkan semangat memajukan dan membumikan astronomi di daerah masing – masing. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan melalui seminar, talkshow, workshop, dan berbagi pengalaman antar komunitas. JANAKA sekaligus menjadi kesempatan berharga bagi komunitas untuk belajar langsung dari para pakar dan memperkuat kontribusi mereka dalam pengembangan astronomi di Indonesia. 

Kolaborasi Pro-Am

Prof. Khairurrijal selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan membuka JANAKA. Kredit: JANAKA
Prof. Khairurrijal selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan membuka JANAKA. Kredit: JANAKA

Acara dibuka oleh Prof. Dr. Eng. Khairurrijal M.Si., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Itera. Beliau menekankan pentingnya JANAKA dalam menyebarluaskan ilmu astronomi kepada masyarakat, terutama karena Itera memiliki program studi Sains Atmosfer dan Keplanetan (SAP) yang merupakan prodi ke-2 di Indonesia yang membidangi astronomi, setelah Prodi Astronomi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Tema acara yang fokus pada perlindungan lingkungan dan langit malam pun sejalan dengan visi Itera untuk terus berkontribusi pada pengembangan astronomi nasional.

Dr. Robiatul Muztaba S.Si., M.Si menyampaikan paparan Kolaborasi Pro-Am. Kredit: JANAKA
Dr. Robiatul Muztaba S.Si., M.Si menyampaikan paparan Kolaborasi Pro-Am. Kredit: JANAKA

Dr. Robiatul Muztaba S.Si., M.Si., ketua pelaksana JANAKA 2024 yang sering disapa Adjie ini melaporkan partisipasi dari 23 komunitas astronomi dari seluruh Indonesia. Ketua yang juga merangkap pembicara pertama tersebut menekankan peran penting komunitas astronomi dalam menjembatani ilmu pengetahuan dari para peneliti ke masyarakat umum. Dengan menggunakan bahasa yang lebih sederhana, komunitas dapat membantu menyampaikan informasi ilmiah yang seringkali sulit dipahami. Keberadaan OAIL juga bisa dijadikan sebagai rumah bagi komunitas untuk menimba ilmu astronomi sekaligus juga kolaborasi penelitian dan pengabdian masyarakat. 

Peran Komunitas Astronomi dalam Penyusunan Kebijakan

Dr. Ir. Dudi Iskandar M.For.Sc menyampaikan paparan peran komunitas astronomi dalam pembuatan kebijakan antariksa. Kredit: JANAKA
Dr. Ir. Dudi Iskandar M.For.Sc menyampaikan paparan peran komunitas astronomi dalam pembuatan kebijakan antariksa. Kredit: JANAKA

Salah satu narasumber, Dr. Ir. Dudi Iskandar M.For.Sc., Direktur Evaluasi Kebijakan Riset Teknologi dan Inovasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyampaikan bahwa komunitas astronomi memiliki peran penting dalam pengembangan kebijakan keantariksaan Indonesia. Komunitas bisa menyampaikan secara langsung aspirasinya kepada BRIN. Selain itu, komunitas juga berperan dalam menjaga kedaulatan langit Indonesia dari bencana antariksa, baik yang disebabkan oleh benda alamiah maupun buatan manusia. Kolaborasi antar komunitas dan lembaga sangat dibutuhkan untuk menjaga kebersihan langit malam Indonesia, termasuk dalam mengatasi dampak polusi cahaya.

Astrowisata: Potensi Langit Indonesia

Pada sesi ketiga di hari kedua, Dr. Hakim L. Malasan, mengajak komunitas untuk mengeksplorasi potensi astrowisata di Indonesia. Dengan posisi geografis yang berada di khatulistiwa, Indonesia memiliki cakupan langit yang luas dan dapat menjadi daya tarik wisata. Komunitas astronomi dapat memanfaatkan fenomena langit maupun cerita objek langit sceara turun temurun di daerahnya masing-masing dan mengembangkan wisata berbasis astronomi. Dengan mengetahui jumlah hari cerah sepanjang tahun dan bekerja sama dengan pemerintah daerah, maka program astrowisata bisa disusun dengan menyesuaikan kondisi musim dan lingkungan setempat.

Asep Nurul Ajiid Mustofa, S.T., M.T., ahli pariwisata, juga menekankan pentingnya astrowisata sebagai bagian dari konsep Sustainable Development Goals (SDGs). Menurutnya, pariwisata berkelanjutan tidak hanya harus menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya lokal, tetapi juga harus memperhatikan dampak lingkungan, seperti mengurangi polusi cahaya yang dapat merusak pengalaman pengamatan langit malam. Untuk itu, kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

Workshop: Dari IoT hingga Teknik Observasi

Selain seminar, JANAKA 2024 juga menghadirkan berbagai workshop yang menarik. Salah satunya adalah workshop Internet of Things (IoT) yang dipandu oleh Alfiah Rizky Diana Putri S.T., M.Eng. Dalam sesi ini, peserta diajarkan cara memanfaatkan teknologi IoT untuk membangun automasi pengamatan khususnya dalam pengumpulan data. Dalam workshop ini, peserta diajak untuk membangun sensor DHT11 dan ESP8266 untuk mengukur suhu dan kelembaban selama pengamatan.

Avivah Yamani S.Si., M.Si., komunikator astronomi dari langitselatan, juga memberikan pelatihan penulisan artikel astronomi populer. Dalam sesinya, Avivah menekankan pentingnya menulis tentang astronomi dengan dasar keilmuan yang benar untuk melawan hoaks dan informasi yang tidak akurat di masyarakat. Selain itu, menulis juga menjadi salah satu cara bagi komunitas untuk menunjukkan eksistensinya dan berkontribusi dalam menyebarkan ilmu pengetahuan.

Pada workshop terakhir, Evan Irawan Akbar, M.Si., Dosen Astronomi ITB, memberikan pelatihan teknik observasi yang ilmiah. Peserta diajarkan berbagai metode observasi seperti astrometri, fotometri, dan spektroskopi. Mereka juga diajak untuk mencoba langsung teknik observasi menggunakan instrumen sederhana, serta bagaimana memproses data pengamatan agar dapat disampaikan kepada masyarakat dengan cara yang menarik.

Persahabatan dan Keakraban

Kemeriahan JANAKA 2024 tidak hanya terlihat dari rangkaian acara formal, tetapi juga dari suasana kebersamaan yang terjalin di antara peserta. Salah satu momen yang paling ditunggu adalah malam keakraban di mana peserta mendirikan tenda di Kawasan Embung C Itera dan melakukan pengamatan langit. Mereka menggunakan teleskop refraktor untuk melihat Bulan, Saturnus, dan Bintang Vega, ditemani oleh instruktur dari OAIL.

Ketua HAAJ, Andre. Kredit: JANAKA
Ketua HAAJ, Andre. Kredit: JANAKA

Komunitas astronomi amatir pertama di Indonesia, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ), yang dipimpin oleh Andre, juga turut meramaikan acara ini. Dalam sambutannya, Andre menegaskan bahwa JANAKA merupakan momen penting bagi komunitas astronomi nasional, dan HAAJ, yang sudah berusia 40 tahun, berkomitmen untuk terus hadir dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya. Sebagai bentuk penghargaan, HAAJ memberikan kenang-kenangan berupa gelas dengan logo khas HAAJ.

Cak Thoyib dari SAC dan FOKALIS JATIM. Kredit: JANAKA
Cak Thoyib dari SAC dan FOKALIS JATIM. Kredit: JANAKA

Surabaya Astronomy Club (SAC), yang dipimpin oleh Cak Thoyib, juga menyatakan kebahagiaannya atas terlaksananya JANAKA yang ketiga ini. SAC berharap agar acara seperti JANAKA bisa terus dilaksanakan di tahun-tahun mendatang, dengan dukungan dari pemerintah, BRIN, dan lembaga-lembaga seperti OAIL Itera yang dekat dengan komunitas astronomi.

Selain itu, acara keakraban juga dilaksanakan di pagi hari dengan jalan sehat dan lomba tercepat masuk dalam labirin yang ada di Kebun Raya Itera. Kepala UPT Kebun Raya Itera yaitu Alawiyah, S.P., M.Hut., juga menyampaikan kebahagiannya bahwa komunitas astronomi yang hadir di JANAKA 2024 menyempatkan diri berkunjung ke Kebun Raya Itera. Tentu saja momen ini secara tidak langsung menjadi ajang promosi kebun raya Itera kepada komunitas lainnya.

Kenangan dan Penghormatan

Sebagai penutup, seluruh panitia dan peserta JANAKA 2024 mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini. Mereka juga menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Drs. Widya Sawitar, pembina HAAJ dan komunikator astronomi di Planetarium Jakarta, yang meninggal pada hari pelaksanaan JANAKA 2024. Widya juga bagian dari pelopor pertemuan komunitas astronomi di Indonesia, yang kini dikenal sebagai JANAKA.

Semoga warisan yang beliau tinggalkan terus dilanjutkan oleh generasi muda, yang akan menjaga keindahan langit malam dan menyebarluaskan ilmu astronomi kepada masyarakat.

Selamat jalan, Bapak Astronomi Amatir Indonesia.


Avatar photo

Robiatul Muztaba

Lulusan Fisika Universitas Gadjah Mada yang kemudian menyelesaikan pendidikan pascasarjana (s2 & S3) di Astronomi, Institut Teknologi Bandung. Lebih dikenal dengan nama Adji, penyuka langit malam yang bercerita tentang Alam Semesta ini juga aktif mengembangkan program edukasi astronomi untuk anak. Saat ini, Adji berprofesi sebagai dosen di Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera. Adji saat ini aktif melakukan riset di bidang instrumentasi dan komputasi astronomi di Observatorium Astronomi ITERA Lampung. Pesannya: Langitmu, langitku, dan langit kita semua. Jaga keindahannya yah. Jangan mengarahkan lampu ke langit yah. Sampai jumpa di masa depan para pecinta langit.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini