Tim astronom menemukan bintang di pinggiran Galaksi Bimasakti yang ternyata harta karun galaktika dengan jejak leluhur bintang!
Apakah bintang tersebut masih bersaudara dengan bintang-bintang generasi pertama di Alam Semesta? Yuk kita cari tahu!
Selama hampir seratus ribu tahun setelah Dentuman Besar, Alam Semesta masih sangat dingin dan gelap. Saat itu alam semesta hanya terdiri oleh atom hidrogen dan helium. Seratus juta tahun kemudian, area padat dari atom-atom ini mengalami keruntuhan gravitasi dan membentuk bintang dan galaksi generasi pertama.
Bintang Generasi Pertama
Menurut para astronom, bintang generasi pertama yang kita kenal sebagai bintang Populasi III merupakan bintang-bintang masif dengan massa ratusan kali lebih masif dari Matahari. Bintang masif seperti ini usianya pendek dan berakhir dalam ledakan supernova tanpa menyisakan sisa atau reruntuhan apapun sebagai petunjuk untuk dipelajari para astronom. Padahal gas yang lepas saat bintang meledak sangat krusial untuk melacak bintang-bintang generasi pertama di Alam Semesta.
Gas yang terlepas saat bintang generasi pertama yang masif meledak, memiliki sidik kimiawi yang berbeda dari gas yang lepas saat bintang yang kurang masif dengan usia lebih panjang meledak. Setelah meledak, gas dari bintang-bintang generasi pertama tersebut menjadi benih atau bahan pembentuk bintang generasi berikutnya.
Jejak Kimiawi
Sama seperti kita membawa serta jejak genetik dari leluhur, bintang generasi dua juga membawa jejak kimiawi dari bintang-bintang generasi pertama. Tapi, jejak dari ledakan bintang generasi berikutnya dalam pohon keluarga, bisa menghapus jejak bintang generasi pertama. Karena itu, para astronom yang berburu jejak bintang generasi pertama yang murni yang belum terkontaminasi. Dan kali ini mereka menemukannya!
Ketika sedang mempelajari bintang-bintang tertua di Bimasakti dengan teleskop survei LAMOST milik China, tim astronom dari Jepang dan China menemukan LAMOST J1010+2358 yang berada 3000 tahun cahaya dari Bumi di arah rasi Leo.
Bintang LAMOST J1010+2358 ini seperti orang asing yang sedang mengembara di tepi bimasakti. Dan setelah para astronom mempelajari campuran kimia bintang ini, mereka menemukan kecocokan dengan sidik kimiawi bintang-bintang generasi pertama.
Fakta keren:
Penemuan ini sangat penting karena LAMOST J1010+2358 merupakan bintang pertama yang memperlihatkan jejak bintang generasi pertama. Penemuan ini sekaligus mengkonfirmasi teori bintang masif dengan massa 140 kali massa Matahari terbentuk saat Alam Semesta masih sangat muda.
Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.
Tulis Komentar