fbpx
langitselatan
Beranda » Ternyata Lubang Hitam dan Galaksi Tumbuh Bersama

Ternyata Lubang Hitam dan Galaksi Tumbuh Bersama

Para astronom menemukan banyak kesamaan dari pertumbuhan galaksi dan lubang hitam supermasif di pusatnya. 

Konsep: Pembelajaran mesin memasangkan banyak sekali model galaksi dan lubang hitam sampai akhirnya memilih pasangan terbaik yang sesuai dengan pengamatan sebenarnya. Kredit: H. Zhang; M. Wielgus et al.; ESA/Hubble & NASA; A. Bellini

Teori yang sudah lama ini akhirnya bisa dikonfirmasi setelah para astronom membuat pemodelan dari data yang ada. 

Para astronom selalu ingin tahu bagaimana lubang hitam terbentuk dan bertumbuh. Terutama lubang hitam supermasif yang ada di pusat sebagian besar galaksi, seperti halnya Bimasakti.  Lubang hitam ini sangat masif dan bisa terus bertumbuh sampai 100.000 atau bahkan jutaan atau miliaran kali lebih masif dibanding Matahari!

Untuk memahami pertumbuhan lubang, tim astronom dari National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ) dan University of Arizona mengembangkan program komputasi. Program ini dibuat untuk mempelajari data astronom yang ada sekaligus memberi cara berbeda atau aturan berbeda untuk memprediksi bagaimana lubang hitam bertumbuh dari waktu ke waktu.

Tim astronom juga membuat alam semesta maya dan menggunakan aturan yang sama untuk memodelkan pertumbuhan miliaran lubang hitam di dalamnya. Mirip seperti yang ada di film The Matrix tahun 1999. 

Dengan melihat bagaimana lubang hitam bertumbuh dalam alam semesta maya, para astronom bisa menguji apakah aturan yang sama bisa diterapkan dalam pengamatan lubang hitam di dunia nyata. Setelah mencoba satu juta set aturan, komputer pun memilih satu yang paling sesuai dengan pengamatan yang sebenarnya. 

Para astronom ini menemukan kalau lubang hitam supermasif bertumbuh sangat cepat ketika Alam Semesta baru berusia beberapa miliar tahun, dan kemudian pertumbuhannya melambat. Hasil ini sesuai dengan apa yang kita ketahui terkait evolusi galaksi. Galaksi juga bertumbuh dengan tingkat kelahiran bintang yang tinggi di awal alam semesta dan setelah itu melambat sampai berhenti bertumbuh. 

Dari hasil ini, para astronom bisa mempelajari pertumbuhan lubang hitam dan galaksi yang jadi rumahnya dalam laju yang sama. Tak hanya itu, para astronom juga bisa mempelajari apa yang menyeimbangkan laju pertumbuhan galaksi dan lubang hitam di pusatnya. 

Fakta keren:

Lubang hitam jauh lebih kecil dibanding galaksi yang jadi rumahnya. Jika Bimasakti itu seukuran Bumi, maka lubang hitam supermasif hanya seukuran titik yang ada di akhir kalimat ini. 


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Baca juga:  Dari Debu Menjadi Planet
Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini