fbpx
langitselatan
Beranda » Puf! Bintang Raksasa itu pun Menghilang

Puf! Bintang Raksasa itu pun Menghilang

Seperti pesulap yang memeragakan trik terakhirnya dalam pertunjukan, sebuah bintang raksasa belum lama ini menghilang dari pandangan kita!

Ilustrasi bintang masif di galaksi katai Kinman. Kredit: ESO/L. Calçada
Ilustrasi bintang masif di galaksi katai Kinman. Kredit: ESO/L. Calçada

Pesulap yang Aneh

Bintang nakal yang tiba-tiba menghilang itu berada 75 juta tahun cahaya di galaksi katai Kinman. Galaksi katai Kinman ini berada di rasi Aquarius, si Pembawa Air.

Antara tahun 2001 dan 2011, sudah banyak astronom yang mempelajari bintang masif misterius ini. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui kalau bintang tersebut sudah sangat tua dan sedang berada pada tahap terakhir kehidupannya.

Tak hanya itu. Diketahui juga kalau bintang masif ini merupakan bintang variabel biru yang sangat terang. Bintang tipe ini biasanya tidak stabil ditandai oleh perubahan kecerlangan maupun pergeseran spektrum yang cukup dramatis.

Belum lama ini, ada tim astronom yang tertarik mengamati bintang tersebut dengan 4 buah teleskop 8 meter Very Large Telescope (VLT) di Observatorium Paranal, Chili. Para astronom ingin mempelajari bagaimana bintang masif mengakhiri hidupnya. Untuk itu mereka melakukan pengamatan dengan spektograf ESPRESSO yang dipasang pada VLT.

Tapi, secara mengejutkan bintang masif yang harusnya bisa ditemukan Galaksi Kinman itu justru menghilang!

Bahkan ketika pengamatan dilakukan dengan instrumen X-Shooter yang mencakup panjang gelombang yang lebih lebar dari ultraungu sampai dekat-inframerah, bintang tersebut tetap hilang.

Trik Sang Pesulap

Seperti para penonton sulap yang penasaran ingin tahu trik sang pesulap, para astronom juga penasaran bagaimana bintang raksasa itu bisa lenyap.

Bintang masif biasanya berakhir dalam ledakan supernova. Jika bintang masif ini meledak, maka astronom di seluruh dunia pasti tahu dari terangnya di langit malam.

Jadi bagaimana menjelaskan apa yang terjadi? Untuk mencari jawabannya, para astronom menelusuri data pengamatan antara tahun 2002 dan 2009. Rupanya, bintang tersebut pernah berada dalam periode ledakan yang kuat, di mana bintang menyemburkan materinya ke angkasa. Periode smeburan ini berakhir tahun 2011. Selama periode semburan tersebut, bintang mengalami kehilangan massa dan pada saat yang sama luminositas juga meningkat.

Dari data ini, para astronom punya beberapa ide mengapa bintang masif tersebut menghilang.

Yang pertama, bintang masih ada di lokasinya tapi tidak bisa kita lihat karena bintang sudah bertransformasi jadi lebih redup. Artinya, bintang tidak lagi melepaskan energi yang cukup besar untuk bisa dideteksi para ilmuwan. Selain itu bisa jadi bintang tersebut tertutup oleh debu.

Yang kedua, bintang sudah runtuh menjadi lubang hitam, tanpa ledakan supernova. Mirip seperti asisten pesulap yang menyelinap masuk ke dalam peti dan menghilang dari panggung!

Kalau memang seperti itu, maka tentu peristiwa ini adalah penemuan yang keren. Yang kita tahu, bintang masif pasti meledak sebelum runtuh menjadi lubang hitam. Karena itu, pengamatan lanjut sangat penting untuk bisa mengetahui apa penyebab bintang menghilang.

Baca juga:  Ledakan Bintang Akan Mengarah ke Bumi

Yang pasti, sebagai penonton kita harus sabar menanti jawabannya sambil terus mengagumi satu persatu trik terakhir sang pesulap di atas panggung. Alam semesta pun sama. Kita mesti sabar menunggu

Fakta Keren

Sebelum menghilang, bintang raksasa tersebut 2,5 juta kali lebih terang dibanding Matahari! Tidak sulit untuk dikenali.


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini