Benda yang  ditemukan ini masif, memiliki medan magnet yang kuat dan punya pertunjukan aurora spektakuler seperti halnya di Bumi dan Jupiter. Dengan massa sekitar selusin massa Jupiter, benda yang baru ditemukan ini berada pada ambang batas planet dan bintang katai coklat, si bintang gagal.
Bintang atau Planet?
Objek baru serupa planet ini ditemukan sedang mengembara sendirian tanpa bintang induk pada jarak 20 tahun cahaya dari Bumi. Tak hanya itu. Planet raksasa ini juga diketahui memiliki medan magnet yang jauh lebih kuat dari Bumi.
Sekilas benda yang diberi kode SIMP J01365663+0933473 (SIMP) memang bisa dikelompokkan sebagai planet karena memiliki massa planet yakni 12,7 massa Jupiter. Akan tetapi, massa benda tersebut sudah mendekati batas bawah sebuah objek bisa menjadi bintang, atau 13 massa Jupiter, yang merupakan batas nassa pembakaran deutrium. Itu artinya, benda yang ditemukan ini bisa merupakan planet atau bahkan bintang katai coklat.
Setidaknya itulah yang terjadi saat SIMP ditemukan pada tahun 2016. Ketika ditemukan, SIMP dikelompokkan sebagai bintang katai coklat yang berasal dari kelompok bergerak dekat-Carina yang diisi bintang-bintang muda . SIMP juga diduga merupakan bintang tua.
Ternyata, tidak demikian. SIMP yang baru berusia 200 juta tahun ini memiliki suhu permukaan yang sangat panas! Lebih dari 825ºC atau hampir dua kali temperatur Venus. Atau jika dibandingkan dengan suhu permukaan Matahari yang mencapai 5500ºC, SIMP memang termasuk bintang dingin. Tapi, ada bedanya. Venus memperoleh panas dari Matahari sedangkan panas yang dimiliki SIMP merupakan panas yang memang sudah ada di planet tersebut sejak terbentuk 200 juta tahun sebelumnya.
Pertunjukan Aurora
Medan magnetik planet pengembara SIMP diketahui 4 juta kali lebih kuat dari medan magnet Bumi!
SIMP juga memiliki pertunjukan cahayanya sendiri. Betul sekali! Jika bisa berada di planet ini, maka kita bisa menyaksikan pertunjukan cahaya yang sangat spektakuler. Di Bumi, aurora bisa disaksikan di area kutub atau lintang tinggi ketika medan magnet Bumi berinteraksi dengan angin Matahari. Aurora spektakuler lainnya di Tata Surya bisa disaksikan di Jupiter yang memiliki medan magnet 20.000 kali lebih kuat dari Bumi. Aurora di Jupiter terbentuk ketika partikel bermuatan mengalami percepatan di sepanjang medan magnet planet sebelum menabrak atom pada atmosfer teratas planet gas raksasa tersebut dengan kecepatan 5000 km/detik.
Kalau partikel bermuatan di Bumi berasal dari angin Matahari, di Jupiter, partikel bermuatan tersebut justri berasal dari Io, satelit di Jupiter.
Tanpa adanya bintang induk, tentu SIMP tidak akan memperoleh partikel bermuatan dari angin bintang. Karena itu, diduga SIMP memiliki satelit yang mengorbitnya dan menjadi sumber partikel bermuatan bagi planet pengembara tersebut.
Partikel bermuatan dari satelit inilah yang berinteraksi dengan medan magnetik super kuat di SIMP dan menghasilkan aurora.
Pengamatan Radio
Berada di ambang batas planet dan bintang, kita bisa menggunakan SIMP untuk memahami proses magnetik di planet dan bintang. Dari medan magnetik katai coklat ataupun exoplanet raksasa ini, kita bisa memperoleh informasi terkait pembentukan, emisi maupun evolusi planet lewat bintang.
Dengan memahami medan magnet kita bisa memitigasi erosi yang terjadi pada atmosfer planet akibat ulah angin bintang yang kuat dan lontaran korona. Khususnya untuk planet-planet laik huni yang mengitari bintang katai merah.
Medan magnet yang kuat menjadi tantangan tersendiri untuk memahami mekanisme dinamo yang bisa menghasilkan medan magnet di katai coklat dan exoplanet, serta memicu terjadinya aurora.
Ada satu hal menarik lagi. SIMP ditemukan lewat pengamatan radio dengan teleskop Very Large Array (VLA). Untuk pertama kalinya teleskop radio berhasil mendeteksi dan mengukur medan magnet exoplanet. Itu artinya, ada jalan lain untuk menemukan exoplanet dan mempelajari medan magnetiknya. Bahkan untuk sebuah planet pengembara.
Pengamatan radio!
Tulis Komentar