Jangan lewatkan hujan meteor Perseid yang akan menjadi pertunjukan menarik di langit malam tanggal 12 Agustus 2017.
Hujan meteor Perseid merupakan salah satu hujan meteor tahunan yang paling populer, terutama untuk pengamat di langit utara. Tapi jangan salah, para pengamat di langit selatan juga punya kesempatan menikmati kehadiran pertunjukan hujan meteorit Perseid yang berlangsung sejak 17 Juli sampai 24 Agustus.
Asal Usul
Meteor yang muncul dari rasi Perseus merupakan sisa debu ekor komet Swift-Tuttle yang pernah melintasi Bumi. Hujan meteor Perseid pertama kali dilihat oleh bangsa China kuno di kisaran tahun 36 AD, tapi baru diketahui lebih jauh lagi saat diamati astronom Lewis Swift dan Horace Tuttle dari Amerika pada tahun 1862.
Komet ini kembali teramati pada tahun 1992 dan memiliki periode 130 tahun dan akan kembali ke Bumi pada tahun 2126. Saat melintas, debu ekor komet yang berupa batuan mengalami tarikan oleh gravitasi Bumi dan masuk dalam lapisan atmosfer Bumi serta terbakar di sana. Kita yang mengamati dari Bumi akan melihatnya sebagai lintasan cahaya yang sangat cepat di malam hari.
Di tahun 2017, hujan meteor Perseid akan mencapai puncaknya pada tanggal 12 – 13 Agustus. Diperkirakan, jumlah meteor yang melintas saat Bumi bertemu puing-puing debu komet 109P/Swift-Tuttle bisa mencapai 150 meteor per jam. Meskipun demikian, diperkirakan pada kondisi normal pengamat di area terpencil tanpa polusi cahaya hanya bisa melihat 50 – 70 meteor setiap jam. Meteor yang tampak datang dari rasi Perseus ini bergerak dengan kecepatan 60 km/detik!
Sebagai salah satu hujan meteor tahunan yang selalu dinanti pengamat, hujan meteor Perseid secara konsisten mempertontonkan jumlah meteor yang tinggi di malam puncak setiap tahunnya. Tak hanya itu, kemungkinan munculnya meteor terang saat Perseid lebih tinggi dari hujan meteor lainnya.
Pengamatan Hujan Meteor Perseid
Puncak hujan meteor Perseid akan berlangsung pada tanggal 12 Agustus 2017. Para pengamat tentunya sudah bersiap untuk menantikan kehadiran hujan meteor yang muncul dari rasi Perseus ini. Apalagi laju meteornya bisa mencapai 150 meteor per jam.
Seperti biasa, rasi Perseus yang jadi arah datang Perseid baru terbit tengah malam. Pengamatan bisa dilakukan saat rasi Perseus sudah cukup tinggi dari horison sehingga dengan mudah bisa ditemukan di arah timur laut.
Tapi, ada masalah.
Saat puncak, Bulan baru beberapa hari melewati fase purnama. Artinya Bulan masih cembung besar dan terangnya akan jadi polusi cahaya utama dalam pengamatan yang mereduksi jumlah meteor yang bisa diamati. Malam puncak, Bulan terbit sebelum rasi Perseus terbit dan akan terus berada di langit sampai fajar menyingsing. Meskipun langit jadi sangat terang dan jadi kendala, tidak berarti pengamat tidak akan bisa melihat kehadiran hujan meteor di rasi Perseus.
Sambil menanti hujan meteor Perseid, pengamat bisa mengamati Merkurius, Jupiter, dan Saturnus setelah Matahari terbenam. Jelang fajar, ada Venus, si bintang kejora yang bisa diamati.
Selain hujan meteor Perseid, pengamat juga bisa berburu beberapa hujan meteor minor seperti Alpha Capricornid, Delta Aquariid Selatan, Iota Aquariid Selatan, Iota Aquariid Utara, Kappa Cygnid dan Alpha Pisces Australid. Dikategorikan hujan meteor minor karena tidak banyak meteor yang tampak dari radian setiap hujan meteor tersebut. Pada umumnya merentang dari 3-5 meteor saat puncak.
Tapi jika tertarik, pengamat bisa berburu hujan meteor sambil menanti Perseid yang baru akan tampak lewat tengah malam. Hujan meteor Alpha Capricornid bisa ditemukan di Rasi Capricorn di arah timur setelah Matahari terbenam di barat. Tak lama, rasi Aquarius si pembawa air yang jadi arah datang hujan meteor Delta Aquariid Selatan, Iota Aquariid Selatan, dan Iota Aquariid Utara juga terbit. Selain hujan meteor dari rasi Capricornid dan Aquarius, ada hujan meteor Kappa Cygnid bisa ditemukan di arah Utara tampak datang dari rasi Cygnus si Angsa dan hujan meteor Alpha Pisces Australid akan tampak datang dari rasi Piscis Austrinus si ikan selatan.
Jika kamu baru mulai melakukan pengamatan setelah tengah malam, Rasi Capricornus dan Aquarius bisa ditemukan di zenit.
Jadi, siapkan peta bintang, teleskop jika ingin digunakan untuk mengamati planet, bintang-bintang terang atau deep sky object. Matikan lampu di halaman rumahmu atau pergilah ke area yang lebih gelap tanpa polusi cahaya.
Untuk mengamati hujan meteor, alat bantu terbaik untuk melihat lintasan cahaya di langit malam adalah mata. Gunakan indra penglihatanmu untuk menikmati keindahan langit malam hingga fajar menyingsing sambil bersantai bersama keluarga atau mungkin sambil menikmati musik kesayanganmu. Tidak perlu teleskop untuk menikmati hujan meteor.
Clear Sky!
Tulis Komentar