Apa yang jadi kunci kehidupan di Bumi? Air… Tapi darimanakah air itu berasal? Pertanyaan yang membawa manusia pada pencarian berkepanjangan sampai pada suatu waktu manusia pun mengarahkan pencariannya pada komet.
Bongkahan debu, es, molekul kompleks yang jadi sisa dari kelahiran alam semesta! Komet, bongkahan angkasa yang sangat kecil ini menyimpan misteri keberadaan awal air yang muncul di Bumi. Ia jugalah yang menyimpan misteri lahirnya kehidupan di Bumi! Kini, komet menjadi pembawa pesan dari masa lalu untuk menceritakan kisah sejarah nan apik yang membentuk planet-planet di sekeliling Matahari.
Tapi….. komet tak bisa hanya dipelajari kala ia sedang mendekati Matahari. Sudah saatnya komet dipelajari dari dekat. Caranya? Datangi komet!
Misi ambisius dipersiapkan! Tujuh komet berhasil disambangi lewat terbang lintas lewat misi yang dijalankan badan antariksa, Amerika, Eropa maupun Jepang. Di tahun 2005, misi Deep Impact milik NASA berhasil menabrak komet 9P/Tempel untuk mengetahui debu seperti apa yang terkandung di dalam bongkahan tersebut.
Satu tahun sebelumnya, sebuah misi lain diluncurkan oleh Badan Antariksa Eropa. Misi ambisius untuk mengungkap cerita dari benda kecil dalam Tata Surya. Misi untuk mendarat di sebuah komet bernama Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko.
Rosetta! Nama misi yang diambil dari Batu Rosetta, tablet batu kuno yang memungkinkan kita bisa membaca huruf hieroglif Mesir kuno.
Layaknya Batu Rosetta, misi milik Badan Antariksa Eropa ini akan menghantar manusia untuk membaca kisah awal mula Bumi, rumah kita. Dalam waktu kurang dari 24 jam, Rosetta akan melepaskan pendarat Philae yang dibawanya untuk mendarat di komet 67P dan mungkin saja, catatan sejarah perjalanan Tata Surya dan juga planet-planet di dalamnya harus dituliskan kembali.
Rosetta, misi ambisius ini dimulai dari mimpi yang kemudian dilaksanakan dan diwujudkan dan manusia pun akan kembali bermimpi yang lebih besar can coba mewujudkannya. Perjalanan mimpi itu bukan perjalanan sekejap yang tanpa kegagalan. Catatan misi terbang lintas ke komet juga dihiasi dengan kegagalan. Tercatat ada Suisei, Deep Space 1 dan Contour yang pernah mengalami kegagalan. Rosetta pun pada awalnya dibuat untuk menyambangi komet 46P/Wirtanen di tahun 2011 dan diluncurkan setahun lebih awal di tahun 2003. Tapi misi itu kemudian ditunda karena masalah pada roket Ariane dan target baru pun dicari. Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada akhirnya menjadi tujuan akhir dari Rosetta.
Perjalanan panjang pun dimulai di tahun 2004. Satu dekade telah dilalui oleh Rosetta dalam mengarungi Tata Surya. Tak sendiri, ia membawa sang pendarat Philae bersamanya. Pendarat yang diambil namanya dari nama pulau Philae di sungai Nil, dimana sebuah tugu dengan tulisan Yunani dan Mesir ditemukan. Pendarat Philae inilah yang akan menjadi tugu baru di komet 67P dan mengungkap sejarah masa lalu Tata Surya.
Perjalanan Panjang
Mimpi yang hebat butuh usaha yang sangat keras. Tidak ada mimpi yang bisa dicapai dengan membalikkan telapak tangan. Karena ini bukan sulap. Perjalanan Rosetta yang ambisius ini pun demikian. Tidak ada satu pun pesawat yang bisa langsung mengantarkan Rosetta ke komet 67P. Perjalanan panjang itu membawa Rosetta memiliki rute bak bola biliar kosmik yang bergulir di bagian dalam Tata Surya. Dalam perjalanannya Rosetta harus empat kali memutari Matahari untuk bisa menyamai arah dan kecepatan komet 67P. Ia juga dua kali mengunjungi asteroid, satu kali terbang lintas dekat Mars dan tiga kali terbang lintas dengan Bumi. Hasil dari terbang lintas memberikan kecepatan yang cukup bagi Rosetta untuk melanjutkan perjalanannya menuju komet 67P. Komet ini memang tergolong dekat hanya 518 juta km atau masih berada di area sabuk asteroid. Tapi tak berarti perjalanan menuju komet bisa mulus. Dan dengan bahan bakar tenaga surya, maka semakin jauh Rosetta dari Matahari maka ia pun harus menghemat tenaga. Pada akhirnya Rosetta masuk dalam masa tidur panjangnya dari Mei 2011.
Bulan Januari 2014, Rosetta pun bangun dari tidurnya selama 2,5 tahun dan siap menjelajah target utamanya, komet 67P/Churyumov-Gerasimenko setelah menempuh perjalanan lebih dari 800 juta km. Perjalanan yang sangat panjang!
Kini, Rosetta mendekati komet 67P, mulai dari jarak 100 km dari inti komet yang berhasil ia capai pada tanggal 6 Agustus 2014 dan kemudian bermanuver menuju orbit yang lebih rendah. Rosetta mendekati komet 67P dari jarak 100 km menjadi 50 km dan kemudian ia bermanuver ke jarak 30 km sampai dengan 10 km ketika ia siap mendaratkan Philae. Dalam perjalanannya mendekati komet 67P, Rosetta juga sekaligus memetakan permukaan inti komet Churyumov-Gerasimenko dan mencari 5 lokasi yang cocok untuk pendaratannya.
Pada akhirnya lokasi pendaratan Philae pun ditentukan di situs J yang disinyalir tidak curam, hanya terdapat sedikit bongkahan, dan mendapatkan cukup sinar matahari untuk sumber tenaga Philae. Situs J pun kemudian diberi nama resmi Agilkia.
Agilkia sendiri diambil dari nama pulau Agilkia di sungai Nil dimana kuil Isis yang terkenal berada. Kuil Isis ini pada awalnya berada di pulau Philae, namun ketika pulau tersebut banjir maka kuil pun dipindah di Agilkia.
Rosetta akan melepas Philae untuk mendarat pada tanggal 12 November 2014 jam 16:35 WIB pada jarak 22,5 km dari inti komet. Dan pendaratan Philae akan memakan waktu 7 jam dari saat ia dilepaskan dari wahana utama, Rosetta.
Selama proses pendaratan, Philae tak akan berdiam diri. Ia akan memotret dan melakukan percobaan, mengambil contoh debu, gas dan plasma dari lingkungan sekitar komet. Tak lupa Philae juga akan mengambil foto dari Rosetta setelah mereka berpisah dan tentunya foto-foto dari permukaan komet. Setelah tiba di permukaan, Philae tak kan berhenti memotret. Kali ini akan memotret pemandangan di sekelilingnya dan semuanya akan dikirimkan ke Bumi. Yang pasti para astronom di Bumi tak kan langsung menerima hasil fotonya karena, Philae membutuhkan waktu 28 menit 20 detik. Dan Philae ini akan langsung bekerja! Sejam setelah mendarat, ia akan mulai melakukan serangkaian percobaan ilmiah dari permukaan komet. Tapi, berapa lama Philae bertahan akan sangat bergantung dengan batere yang memberikan tenaga padanya. Jika batere melemah, maka pelru pengisian ulang.
Setelah itu Philae akan menetap di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko dan di bulan Maret 2015, bersama-sama sang komet bergerak melintasi Bumi mendekati Matahari kala komet 67P menuju titik terdekatnya dengan Matahari. Dan ketika komet 67P semakin mendekati Matahari, temperatur Philae akan mencapai titik tertinggi sehingga ia pun akan mengakhiri misi ilmiahnya di komet 67P.
Meskipun Philae akan berakhir di bulan Maret 2015, orbiter Rosetta akan meneruskan perjalanannya sedikit lebih lama. Rosetta akan menemani komet 67P menuju Matahari dan ia akan menjadi saksi hidup peningkatan aktivitas komet saat mendekati Matahari. Saat ketika komt melepaskan materinya ratusan kilogram per detik.
sampai ia berada pada titik terdekatnya dengan Matahari di bulan Agustus 2015, sebelum mereka kemudian kembali bergerak menuju area terluar Tata Surya. Misi akan berakhir bulan Desember 2015, saat Rosetta sekali lagi berpapasan dekat dengan Bumi.
Misi Ilmiah
Misi super ambisius di abad ini tersebut akan membawa manusia untuk mempelajari evolusi komet sejak awal terbentuknya Tata Surya, sekaligus menemukan jawaban darimana asal muasal air di Bumi serta kehidupan yang ada di planet ketiga di Tata Surya ini.
Dalam misinya, Philae akan mengirimkan foto resolusi tinggi dari komet 67P disertai sifat dan karakteristik es dan kerak organik yang ada di komet tersebut. Rosetta dan Philae juga akan memperlihatkan cara kerja komet dengan cara yang berbeda. Bukan dari kejauhan atau dari materi yang berserakan setelah ditabrak. Philae akan berada di komet itu untuk memperlihatkan secara langsung bagaimana komet 67P terbentuk dan berevolusi ketika ia berinteraksi dengan Matahari. Ia juga akan menjadi pendongeng ilmiah yang menceritakan materi penyusun komet di permukaan maupun di inti komet. Apakah yang menjadi perbedaannya? Dan apakah ketersediaan gas dan es di komet akan habis ketika mendekati Matahari ataukah justru komet punya cara tersendiri untuk menyimpan ketersediaan gas dan es bagi keberlangsungan dirinya?
Komet merupakan sisa-sisa materi yang terbentuk di area yang sangat dingin di Tata Surya. Karena terbentuk dari materi sisa maka tentunya ia tidak sebesar planet. Ukurannya sangat kecil. Akan tetapi keberadaannya yang jauh dari Matahari menjadikan komet sebagai relik bersejarah di Tata Surya yang bisa menceritakan kembali masa lalu sistem yang mengitari Matahari tersebut.
Materi yang terkandung di dalam komet dipercaya masih tetap sama seperti masa awal pembentukan Tata Surya. Dengan demikian, jika kita mengetahui apa yang dikandung oleh komet, maka bak arkeolog, kita bisa menelusuri kembali masa lalu Tata Surya dan menemukan dari mana kehidupan di Bumi bisa dimulai. Komet, yang dominan dengan es tersebut diyakini menjadi penghantar air dan senyawa organik yang menjadi bahan dasar untuk membangun protein dan senyawa pembentuk kehidupan di Bumi.
Philae dan Rosetta akan menjadi arkeolog yang menelusuri relik beku pembentukan Tata Surya di komet 67P dan menceritakan pada penghuni Bumi seperti apa komposisi komet yang pada suatu masa telah memberi sumbangsih terbesar bagi Bumi. Kehidupan!
Rosetta bukanlah akhir, melainkan awal dari misi ambisius lainnya untuk menjelajah luar angkasa sekaligus menyingkap cerita masa lalu pembentukan planet – planet di Tata Surya maupun kisah lainnya di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh manusia akan terus bertambah seiring dengan pencapaian mimpi-mimpi lainnya.
Hari ini, dunia akan mencatat sejarah pendaratan Philae di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko sekaligus babak baru perjalanan misi komet.
Sambil menunggu saat Philae mendarat, simak video yang khusus dibuat untuk memperkenalkan Rosetta ini.
Tulis Komentar