Pada pertengahan bulan Dzulhijjah 1435 H atau tepatnya pada hari Rabu tanggal 8 Oktober 2014 (13-14 Dzulhijjah 1435 H, taqwim standard atau 14 – 15 Dzulhijjah 1435 H (wujudul hilal)) akan berlangsung gerhana Bulan Total (GBT-8 Oktober 2014).
Gerhana Bulan Total tersebut merupakan gerhana Bulan Total kedua dari dua gerhana Bulan Total yang berlangsung pada tahun 2014, sebelumnya adalah GBT 15 April 2014. Secara umum GBT-8 Oktober 2014 tersebut dapat disaksikan dari wilayah Indonesia pada sore hari sekitar waktu maghrib, Bulan terbit dalam keadaan gerhana. Gerhana bulan tidak berbahaya untuk dilihat secara langsung dengan mata bugil. Penggunaan alat bantu binokuler dan teleskop tanpa filter juga akan lebih jelas dan tidak berbahaya. Keunikan GBT-8 Oktober 2014 bagi pengamat di Indonesia, warna Bulan sangat bergantung pada kondisi angkasa planet Bumi, ketika Bulan berada di kawasan umbra Bumi. Di Indonesia pemandangan fenomena GBT-8 Oktober 2014 tersebut akan berlangsung di dekat horizon, merupakan keunikan dalam pengamatan gerhana Bulan total 8 Oktober 2014. Mudah untuk mencari lokasi GBT-8 Oktober 2014 di arah horizon timur, dekat dengan arah lokasi terbit Matahari, pastikan pemandangan di arah tersebut tidak terhalang gedung, gunung atau pohon. Secara umum di Indonesia ketika Matahari terbenam di arah kaki horizon Barat pada tanggal 8 Oktober 2014, Bulan telah terbit dalam keadaan gerhana di kaki horizon timur. Mengabadikan fenomena tersebut merupakan aktivitas yang perlu dilakukan untuk merekam keunikan fenomena gerhana Bulan tetrad yang bisa diamati dari wilayah Indonesia.
Selain itu pada tahun 2014 juga berlangsung dua fenomena gerhana Matahari, yaitu gerhana Matahari Cincin pada tanggal 29 April 2014 yang lalu, yang dapat disaksikan sebagai momen gerhana Matahari Sebagian dari beberapa wilayah Indonesia. Gerhana Matahari berikutnya adalah gerhana Matahari Parsial/Sebagian yang akan berlangsung pada tanggal 23-24 Oktober 2014, gerhana Matahari tersebut tidak dapat disaksikan dari wilayah Indonesia.
Gerhana Bulan Total Tetrad kedua pada millenium 3
Salah satu keistimewaan GBT 8 Oktober 2014, bahwa GBT tersebut merupakan bagian untaian empat gerhana Bulan total yang berurutan, dua gerhana Bulan total berlangsung pada tahun 2014 dan dua yang lainnya akan berlangsung pada tahun 2015. Untaian empat gerhana Bulan total yang berlangsung secara berurutan dinamakan gerhana Bulan tetrad. Untaian gerhana Bulan Tetrad ini tergolong langka, dalam seribu tahun di millenium 3 terdapat 32 kali fenomena tersebut.
GBT 8 Oktober mendatang merupakan seri gerhana Bulan tetrad kedua dalam millenium ke 3 ini. Keempat gerhana Bulan total tersebut adalah gerhana Bulan total 15 April 2014 (Seri gerhana Bulan ke 56 dari 75 gerhana Bulan dalam seri Saros 122, pertengahan bulan Jumadil Akhir 1435 H), gerhana Bulan total 8 Oktober 2014 (Seri gerhana Bulan ke 42 dari 72 gerhana Bulan dalam seri Saros 127, pertengahan bulan Dzulhijjah 1435 H), gerhana Bulan total 4 April 2015 (seri gerhana Bulan ke 30 dari 71 gerhana dalam seri Saros 132, pertengahan bulan Jumadil Akhir 1436 H), dan gerhana Bulan total 28 September 2015 (seri gerhana Bulan ke 28 dari 81 gerhana Bulan dalam seri Saros 137, pertengahan bulan Dzulhijjah 1436 H).
Seri gerhana Bulan tetrad pertama dalam millenium ke 3 telah berlangsung 11 tahun silam yaitu gerhana Bulan total 16 Mei dan 9 November 2003 dan 4 Mei dan 28 Oktober 2004. Walaupun seri gerhana Bulan total tetrad pertama dan kedua berjarak 11 tahun seri gerhana bulan Total tetrad berikutnya akan berlangsung 18 tahun kemudian, yaitu 25 April dan 18 Oktober 2032 dan 14 April dan 8 Oktober 2033. Keempat gerhana bulan total dalam seri tetrad ke 3 dalam millenium ke 3 tersebut dapat disaksikan dari wilayah Indonesia.
Jarak antara satu seri gerhana bulan Total tetrad yang satu ke seri berikutnya bisa berjarak 7 tahun, 11 tahun, 18 tahun dan 22 tahun; namun juga bisa berjarak 311 tahun dan 293 tahun.
Dalam millenium ke 3 terdapat 32 seri gerhana bulan Total tetrad, 5 diantaranya berjarak 7 tahun, 13 diantaranya berjarak 11 tahun, 10 diantaranya berjarak 18 tahun, 1 berjarak 22 tahun dan satu berjarak 311 tahun dan satu berjarak 293 tahun. Seri tetrad yang panjang adalah perubahan dari tetrad ke 12 menuju tetrad ke 13 berjarak 293 tahun yaitu seri tetrad 12 yang terdiri dari GBT 19 Maret dan 11 September 2155 dan GBT 7 Maret & 31 Agustus 2156 ke seri tetrad 13 yang terdiri dari GBT 17 Juni 2448 & 10-11 Desember 2448 dan GBT 6-7 Juni 2449 & 30 November 2449. Di masa tersebut tetap ada gerhana Bulan Total, namun yang tidak ada adalah gerhana Bulan tetrad, empat gerhana Bulan Total yang berlangsung secara berurutan.
Perubahan seri tetrad ke tetrad berikutnya yang terpanjang dalam millenium 3 tersebut adalah perubahan seri tetrad ke 31 GBT 22 Maret dan 14 September 2676 dan GBT 11 Maret dan 3-4 September 2677 menuju kelompok tetrad ke 32 yaitu GBT 2 Juli 26 Desember 2987 dan GBT 21 Juni & 14 Desember 2988.
Gerhana Bulan Total 8 Oktober 2014
Gerhana Bulan Total (GBT) yang berlangsung pada hari Rabu, 8 Oktober 2014 (GBT-8 Oktober 2014) merupakan Gerhana Bulan ke 42 dari 72 gerhana dalam seri Saros 127. GBT 8 Oktober 2014 bertepatan dengan (pertengahan) 14 Dzulhijjah 1435 H. Bersamaan dengan GBT – 8 Oktober 2014, fasa Bulan Purnama akan berlangsung pada tanggal 8 Oktober 2014 pada jam 17:51 wib.
GBT 8 Oktober 2014 dimulai dengan Bulan memasuki kawasan Penumbra pada jam 15:16 wib pertanda tahap gerhana Bulan Penumbra dimulai, 59 menit kemudian disusul Bulan mulai memasuki kawasan Umbra Bumi pada jam 16:15 wib, dan seluruh permukaan Bulan memasuki Umbra Bumi pertanda momen GBT 8 Oktober 2014 dimulai pada jam 17:25 wib, pertengahan Gerhana Bulan Total jam 17:55 wib, kemudian momen GBT berakhir jam 18: 24 wib, Bulan meninggalkan Umbra Bumi jam 19:34 wib dan Bulan meninggalkan kawasan Penumbra pada jam 20:34 wib. Jadi momen GBT berlangsung 59 menit. Pada momen gerhana Penumbra sangat sulit dibedakan antara Bulan Purnama dengan Bulan dalam kawasanan Penumbra Bumi, yang sebenarnya sorot cahaya Matahari ke permukaan Bulan berkurang, tidak 100% seperti sorot cahaya Matahari ke permukaan Bulan pada fase Bulan Purnama.
Momen Gerhana Bulan Total dapat disaksikan hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di Banda Aceh. Hampir di seluruh wilayah Indonesia Bulan terbit sebelum momen GBT 8 Oktober 2014 berakhir, kecuali di Aceh, bulan terbit di Aceh setelah GBT berakhir, namun masih bisa menyaksikan momen akhir gerhana Bulan Sebagian. Di seluruh wilayah Indonesia, Bulan terbit dalam keadaan gerhana, namun tidak ada yang bisa menyaksikan seluruh momen GBT 8 Oktober 2014 dari sejak Bulan mulai memasuki kawasan Penumbra maupun Umbra Bumi. Di Sorong dan Jayapura, Bulan terbit ketika Bulan sudah berada di kawasan Penumbra Bumi, di kedua tempat ini dapat menyaksikan paling banyak momen gerhana Bulan 8 Oktober 2014. Di Sumatera umumnya orang menyaksikan gerhana dari pertengahan gerhana bulan total 17:55 wib hingga gerhana bulan berakhir 20:34 wib. Di kota – kota Palangkaraya, Banjarmasin, Samarinda, Tanjung Selor, Manado, Gorontalo, Palu, Mamuju, Makassar, Kendari, Ternate, Ambon, Sorong, Jayapura, Kupang, Mataram, Denpasar dan Surabaya dapat menyaksikan seluruh momen GBT 8 Oktober 2014 yang akan berlangsung selama 59 menit tersebut, sejak 17:25 wib hingga jam 18:24 wib.
Di kota – kota Tanjung Pinang, Palembang, Bandar Lampung, Pangkal Pinang, Pontianak, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Serang, Jakarta, Pelabuhan Ratu dapat menyaksikan momen pertengahan GBT 8 Oktober 2014 yang akan berlangsung pada jam 17:55 wib hingga momen akhir GBT pada jam 18:24 wib.
GBT 8 Oktober 2014 (di Indonesia) dapat disaksikan pada momen menjelang Bulan terbenam sebagai GBT 7 Oktober 2014 di wilayah Kanada, Amerika Serikat, samudera Pasifik, bagian Barat negara Amerika latin.
Semoga langit cerah dan banyak yang berkesempatan melihat gerhana Bulan Total 8 Oktober 2014 mendatang.
Tulis Komentar