Sebuah bintang hipercepat terdekat dari Bumi ditemukan! Di antara 20 bintang hipercepat yang sudah ditemukan, bintang yang baru saja ditemukan tersebut juga merupakan yang tercerlang kedua. Kecepatannya jelas sangat cepat. Namanya saja bintang hipercepat. Bintang yang baru ditemukan ini memiliki kecepatan 1 juta mph atau hampir 500 000 meter per detik!
Kehadiran bintang hipercepat yang berada dekat dan memiliki kecepatan gerak yang luar biasa, memberi harapan pada para astronom untuk bisa memperoleh informasi terkait lubang hitam supermasif yang ada di pusat Bima Sakti maupun halo materi gelap misterius yang mengelilingi galaksi.
Halo materi gelap jelas tidak akan nampak bagi pengamat. Akan tetapi gravitasi dari materi gelap tetap berpengaruh pada bintang. Bagaimana mengetahuinya? Petunjuknya ada pada lintasan dan kecepatan si bintang yang dipengaruhi gravitasi dari berbagai belahan galaksi.
Bintang hipercepat merupakan bintang yang bergerak dengan kecepatan sangat ekstrim. Mengapa ia bisa bergerak sangat cepat tentu ada penyebabnya.
Bintang hipercepat diyakini merupakan sisa dari sistem bintang ganda yang berpapasan dekat dengan lubang hitam supermasif. Akibatnya, Tarikan gravitasi yang besar dari lubang hitam supermasif yang massanya 4 juta massa Matahari itu kemudian menangkap salah satu bintang untuk mengorbit dirinya. Dan melontarkan bintang pasangan dalam sistem bintang ganda keluar dari sistem setelah sebelumnya terjadi transfer energi yang besar. Bintang terlontar keluar dari lintasan dalam kecepatan yang sangat tinggi.
Pengamatan Bintang Hipercepat
Bintang hipercepat yang baru ini ditemukan oleh tim astronom dari Amerika dan China yang dipimpin oleh Zheng Zheng, asisten profesor dari Universitas Utah. Bintang tersebut ditemukan saat melakukan pengamatan bintang-bintang menggunakan Large Sky Area Multi-Object Fiber Spectroscopic Telescope, atau LAMOST, yang berada di Xinglong Observing Station milik National Astronomical Observatories of China, di sebelah timur laut Beijing.
LAMOST atau yang juga dikenal sebagai teleskop Guo Shoujing merupakan teleskop milik Tiongkok yang dibangun untuk melakukan survei spektroskopik pada 10 juta bintang di Bima Sakti dan jutaan galaksi yang ada di alam semesta selama 5 tahun. Tujuannya untuk mempelajari distribusi bintang-bintang di Bima Sakti dan juga struktur galaksi.
LAMOST memiliki aperture efektif 3,6-4,9 meter dengan optik 2 cermin persegi panjang yang masing-masing disusun oleh potongan cermin hexagonal 1,1 meter dan membentuk bidang fokus berdiameter 1,75 meter dengan medan pandang 5º. LAMOST memiliki 4000 serat optik yang terpasang pada bidang fokus untuk mentransfer cahaya ke 16 spektograf di bawahnya.
Empat ribu serat optik ini bertugas menangkap spektrum atau membaca panjang gelombang cahaya yang datang dari 4000 bintang dalam satu pengamatan. Dan seperti kita ketahui, spektrum bintang akan mengungkap informasi bintang seperti kecepatan, temperatur, luminositas dan juga ukuran bintang.
Bintang hipercepat terbaru yang ditemukan Zheng Zheng dan rekan-rekannya berhasil ditemukan lewat pengamatan menggunakan LAMOST dan bintang ini kemudian diberi nama LAMOST-HVS1.
LAMOST-HVS1Â pada saat diamati oleh Zheng dan rekan-rekannya, tampak berbeda dari bintang-bintang lainnya karena kecepatannya yang hampir 3 kali lebih cepat dibanding bintang pada umumnya. Ia tampak bergerak di angkasa dengan kecepatan 223 520 meter per detik (mps), atau 625 856 meter per detik terhadap Tata Surya. Dan kecepatan geraknya terhadap pusat Bima Sakti hampir 500 000 meter per detik! Bisa dibayangkan? Kecepatan seperti ini tidak ada pada benda apapun di Bumi.
LAMOST-HVS1
Tata Surya berada pada jarak 26 000 tahun cahaya atau 246 kuadriliun km dari pusat galaksi! Jauh kannnn jaraknya! Jadi Tata Surya tidak akan mungkin dihisap oleh lubang hitam supermasif yang berada nun jauh di pusat galaksi.
Sebagai perbandingan, LAMOST-HV1 berada pada jarak 62000 tahun cahaya atau hanya 585 kuadriliun km dari pusat galaksi. Dan diketahui, LAMOST-HVS1 juga merupakan bintang hipercepat paling dekat dengan Bumi. Ingin tahu jaraknya? LAMOST-HVS1 berada pada jarak 249 kuadriliun mil dari Bumi atau 400 kuadriliun km dari Bumi.
OK! Apa pula kuadriliun itu? Kuadriliun merupakan bilangan besar yang hampir tak pernah kita dengar. Satu kuadriliun jika dikonversi dalam bilangan maka akan memiliki 15 nol atau setara dengan 1,000,000,000,000,000 km atau 1000 triliun.
Pada jarak sejauh itu, LAMOST-HVS1 tampak di angkasa 630 kali lebih redup dari bintang yang bisa dilihat dengan mata tanpa alat. Bahkan dengan tingkat keredupan seperti itu pun, LAMOST-HVS1 masih terhitung sebagai bintang paling terang kedua di antara bintang-bintang hipercepat yang sudah ditemukan. Dari hasil pengamatan, diketahui kalau LAMOST-HVS1 memiliki massa 9 massa Matahari dan dengan demikian mirip dengan bintang hipercepat HE 0437-5439 yang ditemukan pada tahun 2005. Kedua bintang hipercepat ini juga lebih kecil dari HD 271791 bintang hipercepat paling terang yang ditemukan pada tahun 2008 dan diketahui lebih masif yakni 8 massa Matahari.
Meskipun bintang hipercepat LAMOST-HVS1 sangat redup di angkasa bagi pengamat dari Bumi, tapi kalau dibandingkan dengan Matahari maka ia 4 kali lebih panas dan 3400 kali lebih terang dari Matahari jika kduanya dilihat dari jarak yang sama! Tapi kalau dari usia, LAMOST-HVS1 masih lebih muda 32 juta tahun dibanding Matahari yang sudah berusia 4,6 miliar tahun.
Bintang hipercepat & Halo Materi Gelap Misterius
Jika kamu melihat sekumpulan sapi dan ada yang bergerak dengan kecepatan hampir 27 meter per detik tentunya ada yang penting disana! Pada awalnya tentu akan muncul pertanyaan apa yang sedang terjadi sehingga ada anomali seperti itu.
Itu juga yang terjadi pada bintang hipercepat. Dan anomali kecepatan itu bisa terjadi karena berkaitan erat dari asal bintang-bintang hipercepat itu sendiri. Yakni perjumpaannya di suatu waktu dengan lubang hitam supermasif di pusat galaksi.
Gugus yang jadi lokasi bintang-bintang hipercepat termasuk di dalamnya bintang LAMOST-HV1 berada di atas pringan galaksi Bima Sakti dan dari distribusinya di angkasa bisa dipastikan kalau mereka berasal dari area dekat pusat galaksi.
Diameter area tampak dari galaksi Bima Sakti diketahui berukuran 100 000 tahun cahaya atau sekitar 946 kuadriliun km. Itu baru area tampak dari galaksi Bima Sakti yang kita kenal selama ini. tambahkan materi gelap, maka diperkirakan diameter Bima Sakti bisa mencapai 1 juta tahun cahaya atau 9462 kuadriliun km.
Darimana para ilmuwan tahu kalau di sekeliling Bima Sakti ada halo materi gelap? Jawabannya bukan pada hasil pengamatan cahaya tampak yang sudah jelas tidak akan memperlihatkan apapun. Untuk bisa mengetahui keberadaan materi gelap, maka mirip dengan saat mengetahui keberadaan lubang hitam. Yang dilihat adalah efek yang ditimbulkan dari interaksi materi gelap tadi dengan bintang dan awan gas. Interaksi yang terjadi akan mempengaruhi gerak bintang dan awan gas yang ada di dekatnya.
Dari hasil pengamatan, diyakini bahwa alam semesta ini disusun oleh 5% materi tampak, 27% materi yang tidak tampak atau materi gelap yang belum teridentifikasi dan sisanya 68% merupakan energi gelap yang masih misterius. Energi gelap meskipun belum diketahui seperti apa, akan tetapi ia bertanggung jawab dalam percepatan pemuaian alam semesta.
Informasi terkait materi gelap misterius itu diharapkan bisa diperoleh dari bintang hipercepat saat mereka bergerak melintasi halo materi gelap. Yang pasti akibat dari interaksi keduanya akan memberi efek pada gerak bintang hipercepat dan itulah yang akan menjadi petunjuk dan informasi tentang halo misterius yang mengelilingi Bima Sakti.
Dan tak perlu kuatir juga bahwa bintang-bintang hipercepat suatu hari kelak akan mengarah ke Bumi. dari perhitungan para ahli astrofisika, hanya ada satu bintang hipercepat yang dihasilkan dalam 100,000 tahun. Dan dari bintang-bintang yang berada di dekat pusat galaksi, tidak ada yang lintasannya bisa membahayakan Bumi jika suatu hari kelak mereka bertransformasi menjadi bintang hipercepat!
Koreksi : “1,000,000,000,000,000 km atau 1 juta triliun” bukannya = 1000 Triliun ya?
terimakasih koreksinya. 🙂
Saya pikir benar 1000 triliun, karena 1 triliun kan 1.000.000.000.000, dan ada tambahan 3 nol lagi jadi bukan 1 juta triliun
memang bukan 1 juta triliun melainkan 1000 triliun. saya yang salah. tadinya mau nulis 1 juta miliar ternyata malah salah hitung nol dan nulis 1 juta triliun. sudah kami koreksi menjadi 1000 triliun. terimakasih yaaaaaa sudah mengingatkan
mau nanya yg ringan ringan saja saya :” dimulai sejak tahun berapa kita mempopuplarkan istilah Bima sakti utk penyebutan miky way…apa ga lebih enak kita menyebut milky way aja padasetiap artikel yg ada….salam