IOAA atau International Olympiads on Astronomy and Astrophysics merupakan olimpiade Astronomi yang digagas oleh Thailand pada tahun 2003 untuk merayakan ulang tahun Raja Bumibol Adulyadej yang ke-80 dan Putri Galyani Vadhana yang ke-84 pada tahun 2007. Karena sang raja menyukai astronomi dan untuk merayakannya negara Gajah Putih tersebut ingin melaksanakan sebuah kompetisi Astronomi Internasional. Dan disanalah IOAA yang pertama berlangsung.
Sampai dengan tahun 2012, IOAA sudah berlangsung untuk yang ke-6 kalinya dan untuk IOAA ke-6 tersebut dilaksanakan di Rio de Janeiro dan Vassouras, Brasil. Semenjak IOAA yang pertama, Indonesia bukan saja sudah turut serta berpartisipasi sebagai peserta lomba melainkan juga ikut menjadi negara yang menggagas IOAA bersama Thailand. Pada saat pertama dibentuk, Dr. Chatief Kunjaya dari Indonesia diangkat sebagai Sekjen dan pada tahun 2011 di Polandia terpilih sebagai Presiden IOAA.
Tujuan IOAA adalah bekerja sama di kalangan pendidik astronomi sehingga dapat saling bertukar informasi tentang pendidikan astronomi di negara masing-masing. Diharapkan untuk dapat saling mendukung perkembangan astronomi di masing-masing negara peserta.
The 6th IOAA di Brasil dihadiri oleh 30 tim dari 27 negara peserta yakni Bangladesh, Belarus, Bolivia, Brazil (main dan guest teams), Bulgaria, China, Colombia, Croatia, Czech Republic, Greece, Hungary, India, Indonesia, Iran (main dan guest teams), Korea, Kazakhstan, Lithuania, Poland, Portugal, Romania, Serbia, Singapore, Slovakia, Sri Lanka, Thailand, Ukrain dan United Arab Emirates.
Dalam the 6th IOAA, Indonesia mengirimkan 5 perwakilan siswanya untuk turut menjadi peserta IOAA didampingi oleh 2 team leader yakni Dr. Hakim L. Malasan, M.Sc dan Dr. rer.nat. M. Ikbal Arifyanto. Indonesia juga mengirimkan seorang observer yakni Ir. Gunardi Sihhatmanahadi
Pertandingan berlangsung dalam kondisi cuaca cerah tapi bisa turun sampai 9º Celsius pada malam hari. Dan kondisi cuaca tidak menjadi penghalang bagi peserta Indonesia dan negara-negara lain untuk terus melaksanakan lomba.
Lomba yang dilaksanakan dalam IOAA meliputi beberapa ronde yakni:
- Team Competition yang berisi proyek riset teoritis mengenai planet yang berada di sistem bintang ganda dekat. Tim diberi waktu 4 hari untuk menyelesaikan masalah ini.
- Ronde teori, berisi 15 soal-soal essay pendek dan 2 soal-soal essay panjang dengan tingkat kesulitan rata-rata tinggi.
- Ronde analisis data yang intinya memecahkan 2 masalah astronomi observasi melalui pengolahan data dan grafik
- Ronde observasi berisi 5 persoalan yang harus dipecahkan di lapangan dengan menggunakan teleskop dan mata bugil atau tanpa alat dalam waktu 20 menit
Disini siswa dilatih tidak hanya mampu menjawab pertanyaan tapi juga harus mampu bekerja sebagai satu tim dan memiliki kepekaan terhadap langit malam dalam hal ini untuk mengenali obyek langit.
Hasilnya, tim Indonesia berhasil meraih 3 medali perak dan 2 medali perunggu. Medali perak diraih oleh Sabrina Rizki Aulia (SMA Negeri 8, Jakarta, DKI Jaya), Dinda Zhafira (SMA Negeri 5 Surabaya, Jawa Timur), dan  Leonard (SMA Sutomo 1, Medan, Sumatera Utara). Sedangkan medali Perunggu diraih oleh Siti Fatima (SMA Negeri 3, Sampang, Jawa Timur) dan James Lim (SMAK Petra 2, Jawa Timur).
Saat ini tim Indonesia sedang dalam perjalanan kembali dari Brasil menuju Indonesia. Selamat untuk tim Indonesia. Dan kepada para siswa yang sudah berhasil, selamat atas keberhasilannya!
Sukses terus untuk para astronom muda Indonesia !
semoga di IOAA tahun depan bisa mendapatkan emas