Di tengah hiruk pikuk Piala Dunia, sebuah fenomena alam terjadi di langit malam pada tanggal 26 Juni 2010. Seperti halnya Piala Dunia yang tidak terjadi setiap hari, fenomena yang dikenal sebagai Gerhana Bulan Sebagian (Partial Lunar Eclipse) ini pun demikian. GBS terakhir yang bisa dilihat di Indonesia adalah pada 31 Desember 2009 lalu. Karena itu, barangkali saja dengan menikmati GBS kali ini kita pun akan merasakan Piala Dunia jadi semakin semarak.
Rembulan yang semestinya terbit sebagai purnama, dilihat di Indonesia akan terbit dengan sedikit gelap kemerahan di bagian atasnya. Demikianlah GBS, saat hanya sebagian cahaya Matahari saja yang bisa dipantulkan Bulan.
GBS terjadi karena hanya sebagian tubuh Bulan saja yang masuk ke bayangan utama (umbra) Bumi. Berbeda dengan kasus Gerhana Bulan Total (GBT), dimana seluruh tubuh Bulan akan masuk ke umbra karena posisi Matahari – Bumi – Bulan tepat segaris. Pada GBS ini, posisi Bulan akan sedikit menyimpang, sehingga tidak segaris. Karena Bulan mengelilingi Bumi, maka ia akan terlebih dahulu memasuki bayangan sekunder (penumbra) Bumi (P1). Biasanya dalam kasus Gerhana Bulan fase ini tidak terlihat signifikan, karena Bulan masih memantulkan cukup banyak cahaya Matahari. Jadi ia tak terlihat gelap. Baru ketika memasuki umbra (U1) sebagian tubuh Bulan akan terlihat gelap kemerahan.
GBS kali ini adalah anggota seri Saros 120. Seri Saros adalah seri rangkaian gerhana yang terjadi setiap 18 tahun 11 bulan 8 jam. Lunar Saros 120 terdiri atas 84 buah gerhana, dan gerhana kali ini adalah yang ke-58.
Waktu Terjadi
Kita di Indonesia tidak dapat mengamati gerhana ini sepenuhnya dari awal. Berikut penjelasannya:
Awal gerhana Bulan dihitung dari titik kontak antara piringan bulan dengan batas luar penumbra (P1). Berdasarkan perkiraan, kontak P1 akan terjadi pada 08.57 UT (15.57 WIB). Di Indonesia bagian barat, kontak P1 terjadi saat masih siang, jadi tak terlihat sama sekali. Di wilayah timur Papua gerhana sudah bisa diamati walaupun samar dan pastinya sulit karena Bulan benar-benar baru terbit.
Kontak awal piringan bulan dengan umbra bumi adalah titik awal gerhana “sebenarnya” (U1). Kira-kira kontak U1 akan dimulai pada 10.16 UT (17.16 WIB). Ketika bulan terbit di zona waktu Indonesia tengah, bulan sudah mulai mengalami penggelapan.
Gerhana berakhir ketika piringan bulan sudah keluar dari umbra (U4) dan benar-benar berakhir setelah keluar dari penumbra (P4). Kontak U4 terjadi pada 12.59 UT (19.59 WIB) dan P4 terjadi pada 14.19 UT (21.19 WIB). Total durasi gerhana, bulan berada di penumbra (awal + akhir) selama 5 jam 22 menit, dan berada di umbra selama 2 jam 42 menit. Semakin ke barat, durasi gerhana akan semakin singkat karena Bulan lebih dulu terbit di wilayah timur. Jadi anda yang berdomisili di Sumatera misalnya barangkali hanya akan merasakan gerhana umbra antara 1 sampai 2 jam, sementara di Papua lebih dari 2 jam.
Setidaknya waktunya cukup sementara anda menanti pertandingan pertama babak 16 besar di Piala Dunia, kan? Jadi mari berharap langit cerah dan kita nikmati buah dari keagungan Yang Maha Pencipta ini 🙂
thx atas info nya,tp sayang bsk di Bandung ga bisa menyaksikan secara lansung GBS
trims ats infonya, hampir2 terlena oleh ayiknya bola,sehibgg gbs hampir terlupakan,untungnya buka2 jac….langsung sy siarkan ke mesjid2….was
Maaf, bukannya GBS terakhir yang bisa dilhat di Indonesia tuh tanggal 1 Januari 2010 kemarin.
Oh ya anda benar. Terima kasih koreksinya 🙂
yes I look it…..
so cool….
The moon is looked red and look like very near with earth….
Kelihatan jelas gan di rumah ane…
Thanx infonya!
tadi sore sempat lihat sedikit GBS 😀
Tadi malem sempet lihat sampai selesai
VEY
thanks banget ya……………… 😀