fbpx
langitselatan
Beranda » Mengungkap Keberadaan Tsunami Matahari

Mengungkap Keberadaan Tsunami Matahari

Di suatu waktu ada saatnya kamu harus percaya pada apa yang kamu lihat. Itulah yang coba dikatakan STEREO (Solar Terrestrial Relations Observatory) milik NASA pada para penelitinya tentang fenomena kontroversial di Matahari yakni “tsunami matahari”

Bertahun-tahun lalu, saat para ahli fisika matahari untuk pertama kalinya menyaksikan gelombang tinggi plasma panas yang berlomba di permukaan matahari, mereka menyangsikannya. Skalanya memang mengejutkan. Gelombang tersebut berkembang semakin tinggi bahkan melebihi Bumi dan menghasilkan riak dari titik pusat dengan pola sirkular sampai pada jarak jutaan km di sekitarnya. Para pengamat yang skeptis beranggapan kalau hal itu merupakan bayangan dari suatu tipuan mata namun bukan benar-benar sebuah gelombang.

Nah sekarang…. bisa dikatakan kebenaran itu terungkap. Tsunami Matahari itu benar-benar ada.

Tsunami Matahari yang disaksikan STEREO dari sudut yang berbeda. Kredit : STEREO/NASA
Tsunami Matahari yang disaksikan STEREO dari sudut yang berbeda. Kredit : STEREO/NASA

Pesawat ruang angkasa kembar, STEREO mengkonfirmasi kebenaran ini pada bulan Februari 2009 saat bintik matahari 11012 secara tak terduga meletus. Letusannya melemparkan milyaran ton awan gas (CME / coronal mass ejection) ke angkasa dan mengirim tsunami yang berpacu bergulung di permukaan matahari. STEREO berhasil merekam gelombang tersebut dari 2 posisi yang terpisah 90o sehingga para peneliti bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari kejadian tersebut.

Menurut Spiros Patourakos dari George Mason University, “Ini benar-benar sebuah gelombang. Bukan gelombang air tapi gelombang raksasa plasma panas an magnetisme.”

Secara teknis ia dinamai “mode cepat gelombang magnetohidrodinamil” atau gelombang MHD” . Yang dilihat STEREO itu memiliki ketinggian 100000 km dan bergerak dengan kecepatan 250 km/s memuat energi sebesar 2400 megaton TNT.  Bayangkan saja jika ini terjadi di Bumi.
Tsunami matahari ditemukan pada tahun 1997 oleh Solar and Heliospheric Observatory (SOHO). Pada bulan Mei tahun yang sama, ledakan CME terjadi dari area aktif pada permukaan matahari dan SOHO berhasil merekan kejadian ledakan saat itu. Menurut Joe Gurman dari Solar Physics Lab di Goddard Space Flight Center, saat itu mereka justru bertaya-tanya apakah itu sebuah gelombang atau sekedar bayangan dari ujung CME.
Sudut pandang tunggal yang dimiliki SOHO memang tidak cukup untuk mejawab pertanyaan yang ada. Tidak untuk gelombang yang pertama atau kejadian serupa yang terjadi di tahun-tahun berikutnya.

Pertanyaan itu tetap muncul sampai peluncuran STEREO di tahun 2006. Pada saat terjadinya erupsi bulan Februari 2009, STEREO-B sedang berada di atas lokasi ledakan sedangkan STEREO-A sedang berada pada sudut yang lain. Kondisi geometri yang sangat pas untuk memecahkan misteri yang ada bertahun-tahun.

Prominens yang berdansa. Kredit : NASA
Prominens yang berdansa. Kredit : NASA

Kondisi fisik gelombang telah terkonfirmasi melalui film pendek saat gelombang tersebut menabrak sesuatu. “Kami melihat gelombang itu dipantulkan oleh lobang korona (lobang magnetik pada atmosfer matahari) dan ada film menarik dari prominens matahari yang berosilaso setelah ia ditabrak oleh gelombang tsunami tersebut. ” kata Vourlidas dari NAVAL Research Lab di Washington DC.

Tsunami matahari ini tidak berbahaya bagi Bumi, namun sangat penting untuk dipelajari. Hasilnya dapat digunakan untuk mendiagnosa kondisi Matahari. Dengan melihat bagaimana si gelombang menyebar dan mlambungkan benda lain, kita bisa mengumpulkan informasi tentang atmosfer terendah di matahari.

Menurut Vourlidas, “gelombang tsunami juga dapat membantu dalam melakukan prakiraan cuaca angkasa. Seperti  tembakan yang tepat mengenai target, gelombang ini menandai area dimana erupsi atau letusan itu terjadi. Mengetahui lokasi ledakan akan sangat membantu kita untuk mengantisipasi jika suatu saat CME atau badai radiasi akan mencapai Bumi.”

Selain itu film yang disajika juga menarik setidaknya ini film yang berasal dari luar Bumi.

Sumber : Science@NASA

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

10 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • WOW… Keren bangets!!!

    Bintang terdekat yang tetap misterius untuk terus dikaji… 🙂

    Efeknya pada Bumi apa yah? Di tulisan cuma dijelasin sedikit. Itupun masih kabur (ga jelas). Apa akan berakibat fatal seperti di Quebec, Canada saat Matahari lagi aktif-aktifnya?

    Btw, thanx for the info, Vie.

  • wah asik nih kalau baca2 tulisan kayak gini..
    matahari memang masih menyimpan banyak misteri.
    walau setiap hari kliatan jelas dan terang..

  • wah bener juga ilmu pengetahuan ilmiyah tidak jauh beda dengan apa yang di beritahukan oleh peramal sekarang maaf bukannya untuk percaya pada peramal tapi ambil ilmu pengetahuan tata surya.

  • artikelnya diblog ini keren semuanya terutama tentang fenomena alamnya…^_^

    Terima kasih infonya, jangan lupa untuk berkunjung ke sini yaaaaa…^_^

  • saya,.tertarik dengan pelajaran yg membahas mngenai tatasurya.!!
    melihat keadaan planet bumi kita ini saya merasa sedih krna bnyak yg tdak tau menjaga kelestarian alam.!!

  • Kalau benar pemanasan global di bumi akibat penggundulan hutan bisa berakibat pengikisan ozon dan menimbulkan tsunami di asia (Hindia sampai Thailand), berarti berlaku juga hukum kebalikan yaitu pelestarian bumi ikut menentukan kondisi lingkungan, termasuk juga kondisi alam semesta diantaranya matahari. Apakah pernyataan ini benar, bila benar berarti kita bisa memprediksi langkah kedepan, dan bila tidak tepat apa yang bisa kita perbuat untuk tata surya.