fbpx
langitselatan
Beranda » Planet Kebumian dan Serpihan Lainnya di Tata Surya

Planet Kebumian dan Serpihan Lainnya di Tata Surya

Di Tata Surya, planet-planet hanya seperti serpihan dibandingkan Matahari. Di antaranya terdapat serpihan-serpihan besar yang kita kenal sebagai planet raksasa. Namun ada juga serpihan kecil yang jika dibandingkan dengan Matahari bisa dikatakan serpihan ini seperti titik-titik debu.  Serpihan kecil di Tata Surya tersebut, jika digabungkan massanya hanya 1/5 dari massa planet raksasa terkecil. Selain itu jumlah momentum sudutnya juga jauh lebih kecil.Yang unik, tak seperti planet raksasa, serpihan-serpihan kecil ini secara keseluruhan berupa objek padat di Tata Surya. Meskipun massanya sangat kecil, mereka tersusun dari berbagai komponen yang sangat menarik dari sisi kimia, geologi, dinamika sistem maupun secara biologi. Karena komposisinya yang padat itulah serpihan-serpihan tersebut dikenal sebagai planet kebumian.

Planet kebumian Merkurius, Venus, umi dan Mars. Kredit : NASA
Planet kebumian Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Kredit : NASA

Nah, dalam kelompok planet kebumian Bumi dan Venus menempati objek terbesar di antara objek-objek lainnya dengan radius sekitar 6000 km dan berada pada jarak 1 SA dan 0,7 SA dari Matahari. Selain Bumi dan Venus, masih ada dua planet kebumian yang lebih kecil yakni Mars dan Merkurius dengan radius 3500 km dan 2500 km. Merkurius merupakan planet yang sangat dekat dengan Matahari yang berada pada jarak 0,4 SA dan Mars berada sedikit lebih jauh dari Bumi pada jarak 1,5 SA dari Matahari. Kesemua planet kebumian di Tata Surya memiliki atmosfer dengan komposisi dan kerapatan yang berbeda-beda satu sama lainnya.  Atmosfer Merkurius merupakan yang paling tipis dan bersama Bumi keduanya memiliki pembangkit medan magnet internal.

Selain keempat planet kebumian, terdapat juga tujuh satelit yang massanya cukup besar bergerak mengikuti planet -planet raksasa dan Bumi. Tak hanya itu, Tata Surya juga diisi oleh kelompok plutoid yang massanya tak jauh berbeda dari massa Pluto. Di kelompok ini terdapat Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris. Di antara keempat objek plutoid, hanya Haumea yang sampai saat ini belum diketahui apakah memiliki atmosfer atau tidak. Ketiga plutoid lainnya diketahui memiliki atmosfer yang tersusun oleh metana. Di pluto komponen lainnya yang ada di atmosfer adalah nitrogen dan karbon monoksida sedangkan di Makemake, jika nitrogen memang ada dalam atmosfer maka diperkirakan nitrogenlah yang mendominasi atmosfer Makemake.

Utuk satelit, Ganymede dan Titan memiliki ukuran yang lebih besar dari Merkurius namun kerapatan yang rendah membuat mereka tidak semasif Merkurius.  Beberapa satelit seperti Titan, Triton, Io, dan Bulan diketahui memiliki atmosfer tipis.  Objek batuan lainnya di Tata Surya adalah asteroid Asteroid diyakini merupakan planet yang gagal terbentuk dan terperangkap dalam gaya gravitasi dua planet besar yang ada di dekatnya. DI Tata Surya, asteroid bisa ditemui di sabuk Asteroid yang berada di antara Mars dan Jupiter. Asteroid yang juga dikenal sebagai planet minor memiliki radius < 500 km. Objek-objek kecil lainnya juga ada di dalam Tata Surya, seperti satelit-satelit mungil yang mengitari planet-planet maupun komet yang sesekali muncul dengan ekor indahnya saat dekat Matahari.

Perbandingan asteroid dan komet di Tata Surya. Kredit: NASA
Perbandingan asteroid dan komet di Tata Surya. Kredit: NASA

Sebagian besar komet diperkirakan berada di awan Oort, suatu area yang berada jauh dari Matahari, pada jarak ~1,5 x 104SA. Diperkirakan untuk komet yang lebih besar dari 1 km, jumlahnya mencapai 1010 – 1013. Komet periode pendek diketahui lebih banyak menghabiskan masa hidupnya di Sabuk Kuiper, piringan pipih yang berada di luar area Neptunus pada jarak ~35 – 500 SA (?). Jumlah total objek dengan radius lebih dari 1 km yang ada di Sabuk Kuiper berkisar antara ~108 – 1010. Massa total objek yang ada di Sabuk Kuiper dan awan Oort masih belum diketahui dengan pasti.

Objek batuan terkecil yang ada di Tata Surya justru berada di cincin planet-planet raksasa berupa partikel pembentuk cincin dan juga pada debu komet. Namun sampai saat ini, partikel-partikel tersebut belum diteliti lebih jauh sebagai objek tunggal hanya sebagai satu kesatuan pada cincin planet atau pada komet.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

12 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Hallo ! Mungkin permintaan saya agak berlebihan tapi alangkah bagusnya jika gambar-gambar yang ada dalam tiap artikel bisa diperbesar. Terima Kasih

    • menurut saya dengan adanya gambar yang lebih di perjelas
      dan mungkin juga di perbanyak gambar
      akan memudahkan siswa dalam memahaminya. . …………

      • Kalau bulan bisa ngomong.. (kita bisa tanya langsung) #astronomi #edisidoelsumbang

    • saya percaya bulan pernah terbelah… tak perlu bukti ilmiah, tapi cari aja sapa tau ada, tak cari dulu di artikelnya LS.
      … oh gak ada, tanya mbah gugel, mukjizat nabi Muhammad ya

      • Sebenernya sih, semua benda langit yg ada itu pada hakikatnya pernah jadi bagian dari benda langit lain. Jadi emang mungkin sesuatu pernah terbelah/hancur/pecah lalu bagian2nya membentuk bulan. Tapi kalo bulan pernah terbelah, trus nyambunginnya lagi gimana?

        Ga bisa gitu mas, kalo mau berdebat masalah ilmiah, berani menyatakan sesuatu artinya harus bisa kasih bukti pendukung. Kalo mau ngomongin kepercayaan2 yg ga perlu pake bukti ilmiah, bagaimana kalo kita ngobrolin soal kurcaci hutan dan peri bunga?

      • bulan ga pernah terbelah. hoax yg disampaikan dimana2 dengan foto garis panjang yg dibilang bulan pernah terbelah itu bukan sebuah bukti.

        Jalur panjang dalam foto tersebut adalah rille atau lekukan yg mirip saluran. rille juga tampak pada planet lainnya seperti di mars venus, atau di sejumlah satelit alam planet lainnya. rille ini umurnya sudah jutaan tahun.

        • oh itu bu, ya saya pernah baca. iya itu juga hoax bagi saya. krn aturan di LS g blh sara maka jika ini berhubungan dengan mukjizat Nabi SAW. menurut Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. begitu…
          thread closed :p

  • mas khairurais…
    yang di bahas adalah hal yg ilmiah..jadi sudah sewajarnya meencari jawabannya dengan cara yg ilmiah..

    dan hal2 yg ilmiah hanya bisa dibantahkan dengan hal ilmiah juga bukan sekedar teori aja tapi harus dicari data2 yg mendukung