Kesempatan langka! Para astronom menjadi saksi kematian bintang, tepat saat ledakannya menembus permukaan bintang.

Tak cuma itu.
Untuk pertama kalinya, para astronom bisa mengungkap bentuk ledakan bintang di tahap paling awal sebelum akhirnya dengan cepat menghilang. Fase awal yang tidak mungkin diamati sehari kemudian. Tapi, bisa mengamati fase ini akan menjawab rangkaian pertanyaan bagaimana bintang masif berakhir sebagai supernova.
Temui, supernova SN 2024ggi.
Ledakan bintang yang mengakhiri bintang maharaksasa merah 500 kali lebih besar dari Matahari di Galaksi NGC 3621. Galaksi ini berada 22 juta tahun cahaya dari Bumi dan bisa diamati di arah rasi Hydra.
Berpacu dengan Waktu
Tanggal 10 April 2024, untuk pertama kalinya, ledakan supernova SN 2024ggi terdeteksi. Saat itu, Yi Yang, astronom dari Universitas Tsinghua di Beijing, China, baru saja mendarat di San Fransisco, setelah penerbangan internasional yang panjang. Tapi Yi Yang tahu dia harus bergerak cepat. Supernova tidak mungkin menantinya untuk beristirahat dan punya waktu dulu.
Yi Yang bergerak cepat. Menyadari betapa pentingnya peristiwa ini, dalam 12 jam ia mempersiapkan dan mengirim proposal pengamatan ke European Southern Observatory (ESO). Dan pihak ESO pun dengan cepat merespon proposal ini. ESO setuju memberikan waktu pengamatan dengan Teleskop VLT di Chile.
Dalam 26 jam setelah pendeteksian pertama, VLT diarahkan untuk mengamati supernova di galaksi NGC 3621. Berada pada jarak hanya 22 tahun cahaya, tentu saja supernova ini menjadi target menarik. Yup! Jaraknya termasuk dekat dari Bumi.
Berburu Bentuk Ledakan Bintang

Berburu dengan waktu, para astronom tentu saja berharap bisa merekam peristiwa ledakan bintang sedini mungkin. Meskipun 26 jam telah berlalu sejak pendeteksian awal, tapi para astronom masih belum ketinggalan untuk menyaksikan awal ledakan di bintang.
Dan kesempatan langka itu tidak tersia-siakan. Yi Yang dan tim astronom berhasil menyingkap bentuk ledakan, tepat setelah ledakan terjadi.
Pengamatan pertama VLT berhasil menangkap peristiwa supernova saat materi mengalami percepatan oleh ledakan di dekat pusat bintang, melesat menembus permukaan bintang. Selama beberapa jam, geometri bintang dan ledakannya bisa dan telah diamati bersama-sama.
Geometri ledakan supernova ini menyimpang informasi penting terkait evolusi bintang dan proses yang memicu terjadinya kembang api kosmik ini. Apalagi, mekanisme terjadinya ledakan bintang masif ini masih jadi perdebatan.
Hasil pengamatan dan analisis memberi info kalau bintang cikal bakal supernova SN 2024ggi merupakan bintang maharaksasa merah dengan massa 12 sampai 15 massa Matahari. Bintang maharaksasa merah ini diperkirakan berukuran 500 kali Matahari.
Akhir Hidup Bintang
Selama hidupnya, bintang mempertahankan bentuk bundarnya sebagai hasil kesetimbangan gaya gravitasi yang menekan bintang ke pusat dan tekanan dari mesin nuklir dari pusat bintang yang berusaha membuatnya mengembang.
Bintang-bintang ini kemudian berevolusi sampai saat bahan bakar di pusat bintang habis. Saat bintang kehabisan sumber bahan bakar, mesin nuklir di dalamnya mulai tersendat. Bintang pun berevolusi sesuai massanya.
Untuk bintang-bintang masif yang massanya lebih dari delapan massa Matahari, ini menandai awal terjadinya supernova. Pusat bintang yang sekarat mengalami keruntuhan, selubung massa di sekelilingnya jatuh menimpanya dan terpental. Akibatnya terbentuk gelombang kejut yang merambat keluar dan menghancurkan bintang.
Ketika gelombang kejut menembus permukaan, terjadi pelepasan energi dalam jumlah sangat besar. Supernova mengakibatkan peningkatan kecerlangan yang luar biasa sehingga peristiwa ini bisa teramati. Fase awal yang berlangsung singkat ini bisa diamati sebelum ledakan berinteraksi dengan materi di sekeliling bintang yang sekarat ini.
Informasi Dari Awal Ledakan
Para astronom berhasil melihat fase awal yang berlangsung sangat singkat itu dengan teknik spektropolarimetri menggunakan VLT ESO.
Teknik spektropolarmetri memungkinkan para astronom untuk mengamati geometri ledakan sampai skala sudut yang sangat kecil. Ledakan bintang yang diamati tampak sebagai noktah tunggal. Tapi, polarisasi cahaya yang ada di dalamnya menyimpan cerita tersembunyi tentang geometri ledakan.
Ledakan awal bintang ini tampak seperti buah zaitun. Saat ledakan menyebar ke luar dan bertabrakan dengan materi di sekeliling bintang, bentuknya jadi pipih dan rata tapi sumbu simetri lontaran (ejekta) tetap sama. Penemuan ini memperlihatkan mekanisme umum yang memicu terjadinya ledakan bintang masif.
Penemuan ini jadi informasi penting bagi para astronom untuk memperbaiki sebagian model supernova sekaligus juga mengeliminasi sebagian model lainnya.















Tulis Komentar