langitselatan
Beranda » Pola Bintik Macan Tutul: Jejak Potensi Biotilas di Mars

Pola Bintik Macan Tutul: Jejak Potensi Biotilas di Mars

Perseverance menemukan jejak biotilas yang mungkin berkaitan dengan kehidupan mikroba purba di dasar sungai Kawah Jezero. 

Robot penjelajah Perseverance yang saat ini mengeksplorasi kawah Jezero, Mars. Kredit: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Robot penjelajah Perseverance yang saat ini mengeksplorasi kawah Jezero, Mars. Kredit: NASA/JPL-Caltech/MSSS

Perseverance. Inilah salah satu robot penjelajah yang saat ini menetap di Kawah Jezero, Mars. Tentu saja bukan sekedar untuk berburu foto Mars, rover Perseverance bertugas untuk mengumpulkan sampel batuan yang kelak akan diambil oleh misi masa depan. Sampel batuan dan tanah ini sangat penting karena para astronom bisa mempelajari Mars dengan lebih baik. Hasil penjelajahan Perseverance tak hanya membawa kita untuk mengetahui aktivitas vulkanik, ataupun tektonik di Mars. Akan tetapi, Perseverance diharapkan bisa menyingkap cerita masa lalu Mars saat planet itu berada dalam era basah. 

Penemuan Biotilas

Kali ini, Perseverance mengambil sampel dari batuan Cheyava Falls di kawah Jezero pada tahun 2024. Kala itu, Perseverance sedang menjelajah formasi Bright Angel, di tepi utara–selatan Neretva Vallis, lembah sungai purba selebar sekitar 400 meter yang dahulu menyalurkan air ke Jezero. Di sinilah sampe ke-27 yang diberi nama Sapphire Canyon diambil. Yang menarik, sampel Sapphire Canyon ternyata punya potensi biotilas. 

Saat sedang menjelajah formasi Bright Angel, rover Perseverance menemukan struktur atau zat dalam batuan Cheyava Falls yang diduga punya asal usul biologis. 

Instrumen ilmiah PIXL (Planetary Instrument for X-ray Lithochemistry) dan SHERLOC (Scanning Habitable Environments with Raman & Luminescence for Organics & Chemicals) menjadi yang pertama “mengintip” batu CheyavaFalls. 

Batuan ini merupakan batu sedimen dari lempung dan lanau yang berbentuk ujung anak panah berukuran kira-kira 1,0 × 0,6 meter.  Di Bumi, lempung dan lanau merupakan pengawet yang sangat baik bagi kehidupan mikroba masa lalu.

Batuan Cheyava Falls yang diduga punya jejak biotilas. Kredit: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Batuan Cheyava Falls yang diduga punya jejak biotilas. Kredit: NASA/JPL-Caltech/MSSS

Sampel Sapphire Canyon

Pada pemeriksaan awal, kedua instrumen menangkap bercak-bercak berwarna di permukaan batu sedimen yang ternyata kaya dengan karbon organik, sulfur, besi teroksidasi (karat), dan fosfor.  Jika di Bumi, pola semacam ini bisa terbentuk ketika mikroba memanfaatkan karbon organik, sulfur, dan fosfor sebagai sumber energi. 

Pada citra resolusi tinggi, Perseverance menemukan pola mineral yang tersusun pada batas muka reaksi (batas lokasi reaksi kimia/fisika terjadi). Tim astronom yang menganalisis hasil menyebutnya, bintik macan tutul.

Pada bintik macan tutul ini, para astronom menemukan sidik jari dua mineral kaya besi: vivianite (mineral fosfat besi) dan greigite (besi sulfida). Di Bumi, vivianite bisa ditemukan pada sedimen, rawa gambut, dan di sekitar materi organik yang membusuk. Sementara itu, beberapa jenis mikroba diketahui mampu menghasilkan greigite

Jejak Biotilas?

Kombinasi mineral ini memang tampak seperti terbentuk dari reaksi transfer elektron antara sedimen dan materi organik yang digunakan oleh mikroba untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhan. Tentu saja jika ini benar, maka bisa dikatakan Perseverance menemukan potensi sidik jari kehidupan mikroba. Akan tetapi, mineral ini juga bisa dihasilkan dengan cara abiotik tanpa adanya kehidupan. Mineral ini bisa terbentuk pada kondisi temperatur tinggi yang bertahan lama, kondisi asam, atau melalui ikatan dengan senyawa organik. 

Akan tetapi, tidak ada jejak temperatur tinggi atau kondisi dengan keasaman tinggi pada batuan di Bright Angel. Dan tidak diketahui dengan pasti apakah senyawa organik yang ada mampu mengkatalisis reaksi pembentukan mineral pada suhu rendah. 

Meskipun demikian, ada yang menarik. 

Batu sedimen di Bright Angel ini bisa menjadi arsip untuk jejak mikroba. Kombinasi senyawa kimia yang ditemukan Perseverance bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk metabolisme mikroba. 

Selain itu, batu sedimen yang jadi sampel Perseverance ini masih relatif muda. Ini menarik, karena hipotesis sebelumnya berasumsi kalau kehidupan purba di Mars hanya ada pada batuan yang sudah tua. 

Tak pelak, penemuan ini mengisyaratkan kalau Mars mungkin saja laik huni untuk waktu yang lebih lama. Dugaan lain, periode laik huni di Mars terjadi lebih lambat dalam sejarah planet merah tersebut. Selain itu, batuan tua juga mungkin menyimpan jejak laik huni atau bahkan jejak kehidupan, hanya saja sulit dideteksi. 

Bukti Tambahan

Penemuan ini memang menarik. Tapi, untuk bisa berkesimpulan biotilas atau biosignatur ini bisa mengarah pada ada tidaknya kehidupan di Mars, masih butuh penelitian lanjut dan tentu saja verifikasi. Butuh bukti yang luar biasa untuk bisa memastikan bahwa biotilas di Mars ini memang ada. Dan meskipun penjelasan proses abiotik tampaknya tidak meyakinkan, tapi kemungkinan ini tidak bisa kita abaikan begitu saja. 

Komunitas ilmiah menggunakan kerangka CoLD (Confidence of Life Detection) dan Standards of Evidence untuk menilai klaim kehidupan. Pada tahap ini, sinyal “pola bintik macan tutul” hanya bisa jadi  indikasi awal yang perlu diuji. Tentu saja bukti kuat dan analisis yang lebih akurat baru bisa diperoleh saat sampel batuan Sapphire Canyon ini dianalisis dengan instrumen laboratorium di Bumi. 

Tentu saja, mimpi itu bisa terwujud saat sampel Sapphire Canyon dan sampel lainnya yang sudah dikumpulkan Perseverance, dibawa pulang oleh misi berikutnya. 

Tai sementara menanti, Perseverance masih melanjutkan penjelajahannya. 

Petualangan Baru

Robot penjelajah ini sedang memulai petualangan baru menjelajah punggungan Soroya di Kawah Jezero, Mars. Wilayah ini dipenuhi beragam bongkah batuan yang tentu saja diharapkan menyimpan cerita masa lalu Mars.

Ranah yang dieksplorasi merupakan megabreksia yang terbentuk dari pecahan-pecahan batuan yang hancur selama tumbukan astroid purba. Sebagian bongkahan di area ini berasal dari peristiwa tumbukan raksasa Isidis yang membentuk kawah selebar 1930 km di timur Jezero. Di wilayah inilah Perseverance akan melanjutkan untuk mengumpulkan sampel yang akan dibawa pulang ke Bumi. 

Fakta Keren

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

Kanal LS

Toko LS
tanya LS

Paling Banyak Dicari

Fenomena Langit Bulan Desember 2025
Jambore Nasional Klub Astronomi 2024
Tahun Cahaya: Satuan Waktu atau Jarak?
Seperti Apa Bentuk Supernova?
Fenomena Langit Bulan November 2025
Fenomena Langit Bulan Oktober 2024

Langanan LS