Black Moon atau Bulan Hitam atau Bulan Gelap akan jadi penutup tahun 2025. Tapi, Bulan hitam ini bukan peristiwa yang bisa diamati.
Nama Bulan Hitam atau Bulan Gelap mungkin terdengar aneh atau bahkan menakutkan. Padahal Bulan Hitam ini nama lain atau julukan untuk peristiwa yang selalu terjadi. Bulan Baru!
Jadi Black Moon atau Bulan Hitam ini bukan mengacu pada Bulan yang berwarna hitam melainkan Bulan Baru gelap tidak tampak di langit malam. Ketika fase Bulan Baru, Bulan berada di antara Bumi dan Matahari dan Bulan pun terbit dan terbenam beriringan dengan Matahari. Implikasinya, Bulan menghilang dari langit malam. Tapi, tidak setiap Bulan Baru diberi julukan Bulan Hitam. Bulan hitam ini juga memiliki definisi serupa dengan Bulan Biru.
Bulan Biru adalah julukan yang diberikan pada Bulan Purnama ketiga ketika dalam satu musim terjadi empat kali bulan purnama. Musim di sini mengacu pada empat musim yang terjadi di Bumi Belahan Utara dan Selatan.
Yup. Bulan hitam atau Black Moon adalah nama lain untuk Bulan saat fase Bulan Baru, tapi khusus untuk Bulan Baru pada waktu tertentu. Mirip dengan julukan Bulan Biru untuk Bulan Purnama. Meskipun ada julukan Bulan Hutam dan Bulan Biru, nama ini sama sekali bukan nama ilmiah untuk Bulan. Ini hanya nama yang muncul dan digunakan oleh masyarakat.
Bulan Biru merupakan Bulan Purnama ketiga dari empat purnama yang terjadi dalam satu musim yang lamanya sekitar tiga bulan. Musim di sini mengacu pada empat musim yang terjadi di Bumi belahan utara dan selatan. Bukan dua musim yang terjadi di negara tropis. Definisi lainnya, Bulan Biru merupakan Bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan kalender. Definisi kedua ini kemudian populer mulai tahun 1964 saat sebuah artikel dalam majalah astronomi populer Sky & Telescope salah menafsirkan definisi bulan biru menjadi “dalam satu bulan kalender di mana terjadi dua kali bulan purnama, purnama kedua adalah bulan biru”.
Bulan Hitam juga mengadopsi definisi yang sama yakni Bulan Baru ketiga dari empat Bulan Baru yang terjadi dalam satu musim. Dan definisi kedua, Bulan Baru kedua dalam satu bulan kalender.
Singkatnya, siklus Bulan berlangsung sekitar 29,5 hari. Siklus Bulan di sini mengacu pada rentang waktu yang dibutuhkan Bulan untuk kembali ke fase yang sama. Misalnya dari fase Bulan Baru ke Bulan Baru berikutnya. Jika demikian dalam satu tahun akan ada 12 fase Bulan Baru. Tapi, 12 kali terjadinya Bulan Baru ini hanya membutuhkan waktu 354 hari, 11 hari lebih pendek dari 365.24 hari dalam satu tahun tropis. Sebelas hari ekstra ini akan mengakumulasi setiap tahunnya, sehingga setiap 2 atau 3 tahun sekali akan terdapat satu Bulan Baru tambahan (lebih tepatnya: 2.71 tahun sekali). Satu bulan baru ekstra ini akan muncul di salah satu dari empat musim
Jika definisi Bulan HItam mengadopsi Bulan Baru kedua dalam satu bulan kalender maka ini terjadi karena satu siklus lunasi 29,5 hari lebih pendek dari satu bulan kalender Masehi yang kita gunakan. Satu bulan dalam kalender Masehi lamanya 30 atau 31 hari, kecuali bulan Februari yakni 28 atau 29 hari. Karena itu, akan ada saat di mana Bulan Baru terjadi dua kali dalam satu bulan. Ini terjadi apabila bulan purnama pertama terjadi di awal bulan, sehingga dapat terjadi purnama kedua sebelum bulan tersebut berakhir dan berulang setiap 32 bulan sekali.
Di penghujung tahun 2024, atau tepatnya di bulan Desember, fase Bulan Baru terjadi dua kali yakni di awal dan akhir bulan. Bulan Baru pertama terjadi tanggal 1 Desember dan yang kedua pada 31 Desember sebelum menutup tahun 2024. Bulan Baru kedua pada tanggal 31 Desember inilah yang dijuluki sebagai Bulan Hitam. Bulan Hitam berikutnya akan terjadi lagi pada tanggal 30 September 2027.
Perlu diingat, peristiwa ini tidak akan bisa diamati karena Bulan Baru tidak akan tampak di malam hari. Bulan akan terbit dan terbenam beriringan dengan Matahari, dan itu artinya Bulan ada di siang hari di balik cahaya Sang Surya.
Tulis Komentar