Tahukah kamu kalau para astronom menggunakan gelombang radio untuk mendengar Alam Semesta? Ini salah satu cara untuk mempelajari Alam Semesta dengan lebih baik.
Mempertajam Pendengaran
Radio itu tipe cahaya tidak tampak yang sering digunakan di sekitar kita. Contohnya pada telpon genggam dan televisi untuk menerima informasi dari satu tempat ke tempat lain. Sinar yang keluar saat memencet tombol pengontrol TV atau permainan video nirkabel juga berasal dari gelombang radio.
Kali ini, para astronom di Jepang menggunakan teknologi nirkabel terbaru untuk mengembangkan penerima radio terbaru untuk astronomi. Penerima ini jauh lebih tajam dari sebelumnya dan yang lebih keren, bisa menangkap gelombang radio berbagai tipe molekul pada frekuensi yang lebih lebar dari detektor radio konvensional.
Penerima baru ini menarik karena penerima radio biasanya tidak dapat menerima frekuensi sebanyak itu sekaligus. Di astonomi, rentang frekuensi radio yang bisa diamati secara bersamaan oleh teleskop radio itu sangat terbatas. Untuk itu, para astronom di Osaka Prefecture University (OPU) dan National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ) meregangkan lebar-pita beberapa komponen pada sistem penerima teleskop radio OPU 1,85-m di Observatorium Radio Nobeyama milik NAOJ.
Mendengar Cerita dari Awan Antar Bintang
Awan gas dan debu di Alam Semesta itu disusun oleh bermacam-macam molekul yang nantinya membentuk bintang dan planet. Molekul-molekul unik ini juga memancarkan gelombang radio ke antariksa. Setiap molekul memancarkan gelombang radio pada frekuensi tertentu. Itu artinya, para astronom harus mendeteksi pancaran dari berbagai molekul pada rentang frekuensi yang lebar.
Dengan mempelajari gelombang radio, kita bisa mempelajari properti fisika dan kimia awan di sekitar bintang. Kita jadi tahu bagaimana bintang dan planet terbentuk, serta evolusi Alam Semesta.
Untuk menguji teknologi peregangan yang diterapkan pada teleskop radio OPU 1,85-m di Observatorium Nobeyama, para astronom mengarahkan antena radio tersebut ke Nebula Orion.
Hasilnya, teleskop radio ini bisa menangkap lebih banyak gelombang radio secara simultan atau bersamaan dari Nebula Orion seperti terlihat pada citra di laman ini!
Keberhasilan ini jelas menjadi langkah awal untuk menerapkan teknik “peregangan” pada teleskop radio lainnya. Targetnya, para astronom ingin meningkatkan kemampuan ALMA yang berada di gurun Atacama, Chili.
Fakta keren:
Observatorium ALMA terdiri dari 66 antena yang tersebar di sepanjang Dataran Tinggi Chajnantor Gurun Atacama. Supaya bisa mencakup frekuensi berbeda-beda, ALMA menggunakan dua penerima yang digunakan satu persatu. Atau tidak bisa sekaligus digunakan dalam waktu bersamaan. Nah, teknologi baru ini kelak bisa membantu ALMA menerima frekuensi berbeda hanya dengan penerima tunggal!
Dengan demikian, penelitian dengan cahaya radio bisa lebih cepat, lebih baik, dan lebih presisi dari sebelumnya!
Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.
Semua gelombang radio itu pada dasarnya adalah energi atau tenaga yang datang dari sebuah kekuatan energi juga atau sejenis ledakan, bila mana Energi tersebut menabrak Lubang Hitam maka bukan langsung hilang diisap, tapi dirubah menjadi materi yang mempunyai massa? Tau sendiri kan, masih rahasia.