Malam ini, 8 September 2019, para pengamat di sebagian wilayah Indonesia bisa menyaksikan peristiwa Okultasi Saturnus oleh Bulan.
Peristiwa okultasi bukanlah sesuatu yang aneh bagi para astronom. Okultasi terjadi ketika sebuah benda langit melintas dan menutupi objek lainnya, dari perspektif pengamat. Sederhananya, peristiwa ini kita kenal sebagai gerhana. Dan contoh paling mudah adalah gerhana Matahari ketika piringan Bulan menutupi piringan Matahari.
Tidak hanya Matahari. Dalam pergerakannya mengorbit Bumi, ada kalanya Bulan melintasi objek lain seperti bintang ataupun planet. Peristiwa inilah yang kita ketahui sebagai gerahana atau okultasi. Saat okultasi oleh Bulan, pengamat akan menyaksikan bintang ataupun planet menghilang di balik piringan Bulan dan kemudian muncul kembali. Okultasi juga bisa terjadi anatar planet, bintang ataupun asteroid.
Okultasi antara dua planet pernah terjadi pada tahun 1818 ketika Venus melintasi Jupiter. Peristiwa tersebut baru bisa disaksikan lagi tahun 2065. Selain itu okultasi planet dan bintang juga bisa terjadi. Di antaranya adalah Uranus yang melintasi sebuah bintang pada tahun 1977 dan menghasilkan penemuan cincin Uranus. Peristiwa lainnya adalah Venus melintasi bintang terang Regulus. Yang langka tentu saja peristiwa ketika Bulan mengokultasi dua planet sekaligus seperti yang terjadi tahun 1998 ketika Bulan menggerhanai Venus dan Jupiter.
Ketika Saturnus Menghilang
Tanggal 8 Saptember 2019, sebagian masyarakat Indonesia cukup beruntung karena bisa menyaksikan peristiwa okultasi Saturnus oleh Bulan. Peristiwa okultasi planet oleh Bulan bukan sesuatu yang langka. Akan tetapi, memang tidak setiap okultasi bisa dilihat dari suatu lokasi.
Contohnya okultasi Saturnus. Menurut IOTA, di sepanjang tahun 2019 terjadi 13 okultasi Saturnus oleh Bulan. Akan tetapi, peristiwa okultasi tersebut hanya bisa diamati pada wilayah tertentu. Untuk Indonesia, setelah tahun 2014, okultasi Saturnus baru kembali bisa terjadi pada tanggal 12 Agustus dan 8 September 2019. Untuk okultasi 12 Agustus tidak teramati karena terjadi sejak siang sampai senja. Baru pada tanggal 8 September pengamat di Indonesia bisa mengamati persitiwa ini.
Okultasi Saturnus bisa diamati dari wilayah Indonesia, kecuali Sumatera, Kalimantan, Banten, dan Gorontalo. Pengamat di Kalimantan Selatan, sebagian besar Jawa, Bali, NTT, NTB, sebagian Sulawesi, Maluku, dan Papua bisa melihat okultasi Saturnus.
Untuk wilayah Bandung, Saturnus akan mulai menghilang di balik Bulan yang sedang cembung pada pukul 21:20 WIB dan kembali muncul di langit dari balik Bulan pada pukul 21:51 WIB. Semakin ke timur, semakin lama waktu okultasi Saturnus. Peristiwa okultasi Saturnus bisa diamati dengan mata tanpa alat maupun teleskop. Saturnus akan tampak seperti bintang terang di rasi Sagittarius dengan kecerlangan 0,4 magnitudo. Bulan dan Saturnus sudah tampak berpasangan sejak Matahari terbenam.
Kota | Kontak Pertama | Kontak Terakhir |
---|---|---|
Jakarta | 21:36 WIB | 21:37 WIB |
Bandung | 21:21 WIB | 21:56 WIB |
Yogyakarta | 21:17 WIB | 22:12 WIB |
Semarang | 21:21 WIB | 22:09 WIB |
Surabaya | 21:22 WIB | 22:18 WIB |
Banjarmasin | 22:51 WITA | 23:06 WITA |
Denpasar | 22:18 WITA | 23:28 WITA |
Makassar | 22:36 WITA | 23:32 WITA |
Kendari | 22:43 WITA | 23:38 WITA |
Palu | 23:01 WITA | 23:16 WITA |
Manado | 23:10 WITA | 23:24 WITA |
Mataram | 22:21 WITA | 23:30 WITA |
Kupang | 22:28 WITA | 23:44 WITA |
Ambon | 23:46 WIT | 00: 47 WIT |
Ternate | 00:01 WIT | 00:37 WIT |
Jayapura | 23:54 WIT | 01:57 WIT |
Manokwari | 23:55 WIT | 00:52 WIT |
Tulis Komentar