Matahari aktif lagi! Badai geomagnetik yang terjadi akibat hantaman lontaran massa korona pada medan magnetik Bumi pada tanggal 7 September 2017 pukul 23:00 UT atau 8 September 2017 pukul 06:00 WIB!Menarik? Tentu saja!
Indikasi aktivitas Matahari itu bisa kita lihat pada jerawat yang hadir di wajah Sang Surya. Tanggal 8 September 2017, kita bisa menemukan 4 area aktif di Matahari yakni, AR 2673, AR 2674, AR 2677 dan AR 2678. Bintik Matahari yang terbentuk pada area aktif 2673 dan 2674 memperlihatkan terjadinya aktivitas yang dasyat di area tersebut.
Area aktif 2674 yang merentang sepanjang 150000 km di permukaan Matahari dan melepaskan ledakan kelas C dan M yang mengakibatkan terjadinya badai geomagnetik kelas G-1 saat bertemu medan magnetik Bumi, dan para pengamat di lintang tinggi bisa menikmati kehadiran aurora.
Ledakan kelas X9,3 yang luar biasa kuat justru terjadi pada area aktif  2673 pada tanggal 6 September 2017 pukul 19:02 WIB. Para astronom pada awalnya tidak memperhatikan kehadiran bintik Matahari yang satu ini karena sangat kecil. Tapi rupanya, bintik Matahari 2673 yang muncul akhir bulan Agustus tersebut sangat aktif dan membesar dengan sangat cepat di awal September seiring peningkatan aktivitas yang terjadi di area tersebut. Bintik matahari 2673 mengawali aktivitasnya dengan melepaskan ledakan kelas M dan ternyata rekor ledakan terbesar tahun ini bisa kita temui ketika AR 2673 melepaskan ledakan kelas X9,3. Lontaran massa korona akibat ledakan tersebut akhirnya tiba di Bumi menghasilkan badai magnetik kelas G4 pada tanggal 7 September.
Dampak dari badai geomagnetik itu tidak hanya tampak pada kehadiran aurora, tirai cahaya indah yang tampak di area lintang tinggi saja. Radiasi sinar-X dan sinar ultraungu yang datang dari Matahari dan menghantam atmosfer Bumi, menyebabkan terjadinya gangguan radio di seluruh Eropa, Afrika dan Laut Antlantik.
Ledakan X9,3 yang terjadi pada area aktif 2673 pada tanggal 6 September 2017 merupakan ledakan Matahari terbesar ke-14 yang diamati di Matahari sejak tahun 1978. Ledakan terbesar tercatat pada tahun 2003 saat Matahari melepaskan ledakan kelas X28 yang menghasilkan badai Halloween dan mengganggu kinerja instrumen WAAS berbasis GPS milik FAA AS selama 30 jam.
Setelah melepaskan ledakan X9,3, bintik matahari 2673 masih terus bergolak dan melepaskan 3 ledakan kelas M (M2.4, M1.4, M7.3) dan 1 ledakan kelas X1,3 pada tanggal 7 September 2017. Untuk ledakan-ledakan baru ini, lontaran massa korona yang dilepaskan akan mencapai Bumi dalam beberapa hari ini mulai tanggal 9 – 11 September. Badai geomagnetik yang dihasilkan diperkirakan merupakan badai geomagnetik kelas menengah.
Badai geomagnetik yang terjadi selain berdampak gangguan, juga menghasilkan tirai cahaya di area lintang tinggi. Diperkirakan masyarakat yang tinggal di Alaska, Skandinavia, Islandia, dan Greenland akan dapat melihat pertunjukkan tirai cahaya tersebut. Kemungkinan lain, masyarakat di bagian utara Amerika Serikat di wilayah Maine sampai Washington bisa ikut menikmati aurora.
Bagi pengamat di Indonesia, aurora bukan pertunjukan yang bisa kita nikmati. Tapi untuk para pengamat Matahari, kehadiran bintik Matahari raksasa di wajah Sang Surya bisa menjadi pelipur lara.
UPDATE:Â Tanggal 10 September pukul 16:06 UT atau 23:06 WIB, bintik matahari AR2673 kembali melepaskan letupan dasyat kelas X8. Sedikit lebih kecil dari ledakan yang terjadi pada tanggal 6 September 2017, akan tetapi dampaknya menghasilkan badai matahari yang cukup kuat ketika berinteraksi dengan medan magnet Bumi. Radiasi ultraungu dan sinar-X dari Matahari, mengionisasi lapisan atas atmosfer Bumi dan memicu terjadinya gangguan / matinya siara radio di Amerika. Selain itu, diperkirakan kalau gangguan dan matinya komunikasi radio di daerah kutub masih akan terjadi.
Clear Sky!
[divider_line]laman ini akan terus diperbarui seiring perkembangan dari aktivitas Matahari
Tulis Komentar