Tidak ada yang tidak menyukai langit biru yang cerah. Semua orang menyukainya. Tapi, tahukah kamu mengapa langit biru? Mengapa bukan hijau, kuning atau merah muda? Jawaban dari pertanyaan ini bisa kita ketahui dengan mempelajari selimut partikel yang mengelilingi Bumi. Selimut ini kita sebut sebagai “atmosfer” Bumi.
Atmosfer Bumi terdiri dari miliaran partikel-partikel yang sangat kecil. Partikel-partikel tersebut sangat kecil dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Meskipun demikian, partikel-partikel yag mengisi atmosfer Bumi itu sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Mereka menyediakan oksigen untuk bernafas, menghalangi sinar kosmik berbahaya dan menjaga Bumi dari dinginnya antariksa.
Saat cahaya Matahari melewati atmosfer, sebagian besar warnanya bisa mencapai pemrukaan Bumi tanpa masalah. Akan tetapi, cahaya biru dalam perjalanannya justru bertemu dan menumbuk partikel-partikel mungil tersebut. Akibatnya, cahaya biru kemudian dihamburkan oleh partikel=partikel tadi ke semua arah sehingga langit tampak berwarna biru. Kita menyebutnya hamburan Rayleigh (dibaca Ray-li).
Seminggu yang lalu, para astronom di LCOGT melihat hamburan Rayleigh di atmosfer sebuah planet asing! Mereka menggunakan jaringan teleskop 1 meter milik LCOGT untuk mengamati kejadian ini. Pengamatan serupa yang dilakukan sebelumnya menggunakan teleskop yang lebih besar.
Untuk pertama kalinya, langit biru di sebuah exoplanet kecil bisa diamati. Planetnya hanya 4x lebih besar dari Bumi, atau seukuran Neptunus. Penemuan ini menunjukkan kalau teleskop kecil juga bisa memainkan peran penting dalam mempelajari atmosfer planet asing!
Fakta menarik: Teleskop LCOGT juga digunakan oleh siswa sekolah untuk mempelajari kosmos! Apa yang bisa kami pelajari jika kamu bisa menggunakan teleskop robotik 1 meter? Kirim email cita-citamu itu ke [email protected] dan siapa tahu kamu bisa memenangkan waktu penggunaan teleskop LCOGT!
[divider_line]Sumber: Dipublikasi kembali dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia
Tulis Komentar