Pada tanggal 22 Januari 2013 yang lalu, bertempat di Taman Nasional Doi Inthanon, diresmikanlah TNO (Thai National Observatory), yaitu fasilitas observatorium dengan peralatan utamanya berupa teleskop berukuran 2.4 meter; teleskop optik terbesar untuk wilayah Asia Tenggara saat ini.
Peresmian fasilitas tersebut langsung dilakukan oleh Putri H.R.H Maha Chakri Sirindhorn, yaitu Putri Mahkota kerajaan Thailand. Fasilitas TNO tersebut diberi gelar ‘The Memorial of H.M. the King Bhumibol Adulayadej’s 7th Circle Birthday’. Tentunya itu merupakan penghormatan bagi kerajaan Thailand yang dikenal mempunyai perhatian yang sangat besar pada kemajuan ilmu pengetahuan di Thailand.
Peresmian TNo ditandai dengan pengamatan langsung oleh Putri Mahkota mempergunakan teleskop, melalui ruang kendali teleskop, mengambil beberapa citra planet Jupiter, setelah itu, Putri Mahkota bertemu muka dengan banyak ahli astronomi dunia yang diundang pada peresmian acara tersebut. Putri Mahkota dikenal mempunyai perhatian besar pada ilmu pengetahuan, dan salah satunya adalah astronomi, sehingga tidak mengherankan apabila Putri Mahkota masih menyempatkan diri untuk bisa mengamati berbagai obyek-obyek langit di malam peresmian tersebut.
Tentunya menarik untuk mengetahui, seperti apakah teleskop 2,4 meter tersebut? Sebuah ukuran yang cukup besar sebagai teleskop optis. Kebetulan penulis berkesempatan berkunjung ke fasilitas tersebut pada saat pembangunannya, dan berkesempatan melihat sendiri seluruh sistem tersebut. Bandingkan besar penulis dengan cerminnya.
Tapi apakah hanya sekedar teleskop dengan ukuran besar? TNT adalah teleskop optik pemantul dengan diameter 2,4 meter, F/10 dengan disain Ritchey-Chretien, kuda-kuda altazimuth, dilengkapi dua Nasmyth foci: satu untuk instrumen pencitra, termasuk pemandu-otomat; sedangkan yang lainnya dipergunakan untuk spektrograf.
Nasymyth yang ditujukan pada pencitra dilengkapi dengan kotak instrumen yang sanggup menampung empat instrumen sekaligus, yang mana dapat dipilih dengan cepat mempergunakan cermin datar internal. Cahaya dari teleskop dapat diatur dari jarak jauh dari pencitra ke spektrograf melalui cermin M3. Sebuah sistem teleskop yang serbaguna, dan dapat berkontribusi banyak pada studi astrofisika modern.
Selanjutnya, pengoperasian TNO serta kegiatan astronomi di Thailand diorganisir oleh NARIT (National Astronomical Research Institute of Thailand), yang merupakan lembaga riset nasional untuk astronomi bagi negara Thailand.
Sains astronomi apa sajakah yang dilakukan oleh NARIT, dalam memacu kemajuan astronomi di Thailand? Dengan instrumentasi yang telah mereka miliki, maka beberapa sains astronomi yang ditawarkan adalah:
- Astronomi untuk resolusi waktu yang cepat, seperti ransit dan okultasi.
- Interferometri dengan garis-dasar panjang (long baseline).
- Variabel kataklismik.
- Grup NARIT EXTragalactic astronomy and COSmology (NEXTCOS).
- Astroseismologi bintang sepanjang diagram H-R.
- Pencarian planet luar Tata-Surya (Exoplanet search).
Pada saat ini, beberapa orang ahli astronomi dari berbagai negara (salah satunya dari Indonesia), telah didatangkan untuk membantu pembinaan astronomi di Thailand, dan diharapkan pada masa mendatang, Thailand bisa lebih siap menjadi pemain penting pada kancah astronomi internasional, mempergunakan peralatan yang telah tersedia. Tentunya akan semakin menarik warna astronomi di wilayah Asia Tenggara di masa mendatang.
Mudah-mudahan aja rencana Observatorium baru Indonesia di NTT juga cepat terwujud