fbpx
langitselatan
Beranda » Hujan Meteor Eta Aquarids

Hujan Meteor Eta Aquarids

Hujan meteor, memang merupakan salah satu fenomena alam yang selalu terjadi dan selalu dinantikan oleh masyarakat di Bumi. Keindahannya saat melintasi langit malam senantiasa dinantikan.

Setelah Hujan Meteor Lyrid mencapai puncaknya di bulan April, di awal bulan Mei ini kita akan dapat menikmati hujan meteor lainnya yang akan tampak muncul dari rasi Aquarius menjelang dini hari dari tanggal 19 April – 28 Mei.

Tentang Eta Aquarids
Hujan Meteor Eta Aquariids, merupakan satu dari dua hujan meteor yang diketahui berulang setiap tahunnya sebagai akibat dari perjalanan Bumi yang melintasi debu Komet Halley. Hujan meteor lainnya yang juga terjadi ketika Bumi melintasi komet Halley adalah hujan meteor Orionids yang terjadi di bulan Oktober.

Hujan Meteor Eta Aquarids yang tampak dari Rasi Aquarius. Kredit : StarWalk

Petunjuk kalau Hujan Meteor Eta Aquarids akan aktif di akhir April dan awal bulan Mei dimulai pada tahun 1863 ketika H.A. Newton menelaah waktu hujan meteor kuno. Ia kemudian menyimpulkan serangkaian periode yang perlu diperhatikan oleh para pengamat. Di antaranya adalah periode 28 – 30 April yang ternyata memiliki penampakan hujan meteor di tahun 401 AD, 839 AD, 927 AD, 934 AD, dan 1009 AD.

Secara resmi, hujan meteor Eta Aquariid ditemukan pada tahun 1870 oleh Letnan Kolonel G. L. Tupman saat sedang berlayar di laut Mediteranian. Saat itu ia melihat dan mencatat 15 meteor yang tampak pada tanggal 30 APril da 13 meteor lagi pada tanggal 2 dan 3 Mei.   Selain Tupman, W.F. Denning yang menelaah kembali catatan Italian Meteoric Association, menemukan adanya catatan dari pengamatan 45 meteor dari tanggal 29 April – 5 Mei 1870. Hujan meteor ini akhirnya dikonfirmasi sebagai hujan meteor tahunan terjadi setahun kemudian pada tanggal 29 April 1871 saat Tupman kembali mencatat kemunculan 8 meteor.

Pengamatan Eta Aquarids memang jarang, namun di sepanjang tahun 1876, A.S Herschel menemukan sumber si hujan meteor yang kemudian menarik minat para pengamat. Dari hasil perhitungannya Herchel menemukan kalau komet Halley yang pada tanggal 4 Mei berada dekat dengan Bumi. Setelah melakukan analisa pada pengamatan Tupman di tahun 1870 dan 1871 ia menemukan kalau prediksinya sesuai.

Pengamatan
Hujan meteor Eta Aquarids berlangsung dari tanggal 19 April – 28 Mei dan akan tampak muncul dari arah bintang Eta Aquarids di rasi Aquarius. Hujan meteor Eta Aquarids bisa dinikmati oleh masyarakat di Indonesia menjelang fajar karena radian meteor tersebut baru terbit jam 1.30 wib dini hari. Jadi pengamat berkesempatan untuk menikmati Eta Aquarids sebelum fajar menyinsing.

Hujan Meteor Eta Aquarids tampak di timur sebelum fajar menyingsing, Kredit : StarWalk.

Eta Aquarids akan mencapai puncaknya pada tanggal 6 Mei jam 13 UT atau jam 20.00 wib, artinya pengamat di Indonesia tidak bisa menikmati Hujan Meteor Eta Aquarids tepat di jam ia mencapai puncaknya. Pengamat baru bisa melihat Eta Aquarids sekitar beberapa jam kemudian ketika ia terbit agar radian hujan meteor ini sudah berada di atas horison 15º – 30º. Pada malam puncak, hujan meteor Eta Aquarids diperkirakan akan mencapai laju dengan kisaran 70 meteor per jam ( berkisar antara 40 – 85 meteor per jam).

Tempat terbaik untuk bisa menikmati hujan meteor Eta Aquarids adalah lokasi yang terbuka di horison khususnya di arah timur. Selain itu juga lokasi tersebut haruslah gelap dan tidak ada polusi cahaya. Pada malam puncak hujan meteor Aquarids, bulan sedang berada pada fase bulan baru sehingga tidak ada gangguan cahaya Bulan.  Jika anda tertarik untuk menikmati hujan meteor Eta Aquarids, silahkan arahkan pandangan anda ke arah timur saat jelang fajar jika cuaca cerah.

Hujan meteor Eta Aquarids, Bintang Folmahault, Uranus, Merkurius, Venus, Mars dan Jupiter yang tampak jelang fajar menyingsing. Kredit : StarWalk

Selain hujan meteor Aquarids, sebelum fajar menyingsing, pengamat juga dapat menyaksikan indahnya jejeran planet Mars, Jupiter, Venus  dan Merkurius yang sudah  tampak di timur sejak jam  04.40 dini hari.  Planet lainnya yang sudah cukup tinggi di langit adalah Uranus dan Neptunus yang sulit dilihat dengan mata tanpa alat bantu.

Clear Skies!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

6 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini