Ketika manusia sedang berusaha untuk lepas dari karbon yang tak diinginkan, ternyata ruang angkasa punya cara penanganan sendiri yang lebih baik. Penelitian para astrofisikawan dari universitas Warwick berhasil mengungkap misteri ledakan bintang yang terekam tahun 2006 sebagai kematian tak biasa dari bintang yang kaya dengan karbon.
Objek bernama SCP 06F6 pertama kali dilihat oleh para pemburu supernova di Amerika melalui citra yang diambil oleh Teleskop Angkasa Hubble. Objek ini tiba-tiba muncul dan kemudian menghilang dalam misteri dalam 120 hari ke depan. Tim peneliti US mempublikasika penemuan terebut pada bulan September 2008 dengan menggambarkan ruang kosong sabagai sifat SCP 06F0. Selain itu masih tidak jelas apakah kejadian tersebut terjadi dalam lingkungan kosmik kita ataukah di sisi lain alam semesta.
Di tahun 2009, tim dari Universita Warwick, UK, meyakini mereka punya jawabannya. Berdasarkan riset yang dilakukan tim ini, pengamatan SCP 06F6 memiliki kemiripan dengan grup bintang yang mengandung sejumlah besar karbon atau bintang karbon. Namun untuk mencapai kondisi yang sesuai dengan bintang karbon, SCP 06F6 harus berada pada jarak sekitar 2 milyar tahun cahaya, dan menunjukan adanya pergeseran merah dalam penampakannya. Denga jarak yang demikian besar, kemunculan tiba-tiba dari SPC 06F6 tampaknya terkait dengan kematian tiba-tiba bintang yang kaya karbon. Tim warwick meyakini. objek ini merupakan tipe baru dari supernova kelas yang baru juga.
Jika demikian, tipe ini akan jadi tipe yang tidak biasa dalam kelas supernova dalam beberapa aspek, yakni; SCP 06F6 berada pada area kosong di agkasa, dan tidak diketahui berada pada sebuah galaksi induk yang tampak oleh kita. Jika memang bintang tersebut meledak sebagai tipe supernova II, mengapa dibutuhkan waktu empat kali lebih lama untuk cerlang dan kemudian meredup dibanding supernova lain pada tipe yang sama. Pertanyaan lain juga muncul, mengapa SCP 06F6 memancarkan energi sinar X seratus kali lebih banyak dari yang seharusnya? Energi sinar X bisa membawa kita pada spekulasi apakah bintang tersebut disobek oleh lubang hitam dan bukannya meledak sendiri. Namun tidak berarti ide ini tanpa masalah.
Menurut pimpinan tim Warwick, Boris Gänsicke, “Tidak adanya galaksi induk untuk SCP 06F6 akan secara tidak langsung mengarah pada lubang hitam bermassa sangat rendah (jika lubang hitam itu memang ada di pusat galaksi katai tak beraturan) atau lubang hitam yang terlempar dari galaksi induknya. Namun tampaknya keduanya adalah hal yang tidak mungkin sehingga ide bintang tersebut disobek oleh lubang hitam jadi dipaksakan”.
Keren banget…
jika SCP 06F6 memerlukan jarak 2 milyar tahun cahaya bukan berarti disana tidak ada sebabnya dia meledak sendiri.