Satelit Prometheus perlahan-lahan bertabrakan dengan tepi dalam cincin F Saturnus. Satelit lonjong ini menarik aliran materi dari cincin dan kemudian meninggalkannya di balik kegelapan.
Sekali dalam perjalanan 14,7 jam-nya mengorbit Saturnus, Prometheus (diameter 102 km) akan mencapai titik paling lonjong yang disebut apoapse dan berada jauh dari Saturnus, atau tepatnya berada dekat cincin F. Pada titik ini gravitasi Prometheus cukup kuat untuk membuat aliran materi keluar dari area inti cincin F.
Pada awalnya, materi berukuran debu ditarik menjauh dari cincin hingga tampak membentuk aliran yang menuju orbit Prometheus. Setelah beberapa waktu, aliran ini akan runtuh lebih cepat dan tertinggal jauh di belakang Prometheus karena materi di cincin F mengorbit Saturnus lebih lambat dari satelit tersebut. Aliran tersebut akan tampak lebih panjang dan membentuk terusan gelap.
Pembentukan aliran dan terusan ini terjadi dalam siklus berulang saat Prometheus mencapai apoapse. Setiap kali Prometheus mendekati cincin F ia akan membentuk aliran materi dari cincin F namun dari lokasi yang berbeda. Hal ini terjadi karena perbedaan periode orbit antara cincin dan Prometheus. Cincin F mengorbit Saturnus lebih lambat dari satelit tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan garis bujur 3,2 derajat antara lokasi aliran materi satu dengan lainnya yang ditarik dari cincin saat satelit itu mendekat.
Sumber : NASA
waduk bel!
Cincin F mengorbit lebih lambat dari satelit tersebut menyebabkan terjadinya perbeaa garis bujur 3,2 derajat antara lokasi aliran materi satu dengan lainnya yang di tarik dari cincin saat satelit itu mendekat.
Kasian… Pasti sakit Saturnusnya. Abis cincinnya kebelek kaya gitu. Apa gak sakit. Kita aja kl kebelek tangannya aza sakit apa lagi planet. Seperti kata lagu, ” Planet juga manusia….”
bukan nya planet jga manusia tapi rocker jga manusia……