Setelah seminggu berkompetisi, akhirnya siswa ke-24 negara yang mengikuti The 2nd International Olympiad on Astronomy and Astrophysics bisa bernafas lega. Hasilnya telah diumumkan pada tanggal 27 Agustus 2008 dan malam harinya para peserta beserta team leader, juri dan panitia, menikmati suasana santai yang tidak benar-benar santai dalam farewell party yang diadakan di roof garden Sasana Budaya Ganesha. Acara tersebut memang cukup hingar bingar karena diiringi oleh musik yang cukup menghentak.
2nd IOAA memang telah berakhir dengan hasil yang cukup menggembirakan. Kedua tim dari Indonesia (Tim A dan B) berhasil membawa pulang 4 emas, 3 perak, 2 perunggu, dan 1 honorable mention. Dari Indonesia, emas diraih oleh Lorenz Van Gugelberg da Silva dan Ady Suwardi (Tim A), Ridlo Wahyudi Wibowo, dan Amar Kusuma (Tim B). Medali Perak diraih oleh Esther Brigitta (Tim A), Yudho Ahmad Diponegoro dan Marshiella (Tim B), medali perunggu diraih oleh Eky Valentian Febrianto (Tim A) dan Veena Salim (Tim B). Untuk honorable mention diberikan pada Mikha Benanta Purba dari Tim A.
The 2nd IOAA memperlombakan 3 kategori yakni, teori, analisis data dan observasi. Hasil dari ketiga perlombaan tersebut menunjukan kalau India berhasil membawa pulang penghargaan sebagai juara umum, absolute winner, dan best practical. Dalam kompetisi ini, Thailand berhasil meraih penghargaan sebagai the best observation, sedangkan Iran berhasil meraih yang terbaik dalam data analisis dan best theory. Untuk solusi kreatif berhasil diraih oleh Indonesia dan Iran.
Sebelum acara penutupan The 2nd IOAA, panitia juga mengadakan pameran dan semiloka mengenai astronomi dalam budaya Indonesia. Pameran yang diikuti oleh berbagai komunitas ini mendapat perhatian yang besar dari kalangan sekolah dan pengunjung umum. Di sini, masyarakat diperkenalkan pada astronomi dan berbagai kegiatannya. Langitselatan juga turut mengambil bagian dalam pameran tersebut dan memperkenalkan kegiatannya serta membagikan aplikasi astronomi secara gratis. Selain Langitselatan, ada juga Cakrawala (UPI), Himastron ITB, HAAJ, Fosca, Madania, SMA 89, dan UNAWE.
Stand UNAWE mendapat perhatian yang besar karena disini siswa dan anak diajak untuk turut bermain dalam berbagai permainan, seperti menyusun puzzle, bermain ular tangga raksasa, bermain kwartet dan mewarnai gambar. Majalah anak-anak Bobo juga turut ambil bagian dalam pameran ini dengan membagikan bobo secara gratis dan memperkenalkan bobo yang berisi seri antariksa. Selain itu, Bobo juga mengadakan lomba menggambar untuk anak. Untuk sesi observasi, panitia menyediakan teleskop untuk melakukan pengamatan Matahari.
Setelah acara penutupan, diadakan farewell party untuk peserta, leader, juri dan seluruh panitia. Acara ini bertujuan untuk mencairkan suasana dan mempertemukan kembali olympian dan leader masing-masing setelah dipisahkan selama lomba berlangsung. Farewell party ini sekaligus merupakan acara keakraban antar peserta, leader, panitia dan juri.
Acara diisi oleh penampilan para olympian berbagai negara yang ternyata multi talenta. Sebut saja China yang memainkan musik klasik dengan keyboard, Korea yang mempertunjukan kemampuan mereka dalam bernyanyi, menari dan bermain biola. Tim india yang juga memainkan suling dan bernyanyi, atau Thailand yang menyanyikan lagu gubahan raja Thailand dan memainkan suling sunda. Penampilan menarik lainnya datang dari Iran yang menyanyikan lagu khas negaranya, Kamboja dengan tarian khasnya, Lithuania yang mempersembahkan tarian berburu beruang serta Srilangka yang menampilkan kemampuannya bermain lgu klasik dalam iringan keyboard.
Tak kalah menarik adalah peserta dari Singapura yang mempertunjukan kemampuannya bermain sulap dengan kartu. Dan Indonesia yang mempersembahkan tari saman dengan iringan lagu berbagai daerah. Jam 11 malam, acara farewell party berakhir dan satu persatu negara bersiap untuk kembali ke negaranya masing-masing. Kompetisi memang berakhir dan hasil akhir telah diumumkan namun prestise bukanlah yang utama, karena yang lebih penting adalah jalinan persahabatan yang telah terjalin yang tak akan pupus di lekang waktu.
Di dalam kegiatan seperti ini, jaringan persahabatan dan kerjasama yang terjalin akan sangat berarti untuk mengembangkan pendidikan dan riset astronomi di masa mendatang. Bagaimanapun, emas, perak, perunggu dan berbagai penghargaan hanyalah sesaat dan bersifat perorangan namun persahabatan dan jaringan kerja yang terjalin akan membawa dampak yang sangat besar untuk seluruh masyarakat.
Sampai bertemu dalam the 3rd IOAA di Iran tahun 2009.
Tulis Komentar