Sepasang bintang kembar identik berhasil ditemukan beberapa waktu lalu. Yang mengejutkan, kedua bintang yang kembar identik ini memiliki perbedaan dalam hal kecerlangan, temperatur permukaan dan juga ukuran keduanya. Wah, kok bisa?
Oleh para astronom, salah satu dari si kembar ini diperkirakan lahir lebih dahulu daripada yang lain. Masalahnya, sejak dahulu para ahli astrofisika telah mengasumsikan jika pembentukan bintang ganda terjadi secara simultan. Dengan demikian, penemuan ini jadi uji coba baru atas teori model pembentukan bintang, sehingga bisa diuji lagi, apakah dengan model yang sudah ada bisa terbentuk sistem bintang ganda dari dua buah bintang yang lahir di saat yang berbeda.
Kedua bintang kembar ini ditemukan pada Nebula Orion, yang berjarak 1500 tahun cahaya dari Bumi. Bintang yang baru berumur 1 juta tahun itu masih merupakan bayi bintang, mengingat masa hidupnya akan mencapai usia 50 milyar tahun. Jika dibandingkan dengan umur manusia, bintang ini baru merupakan bayi berusia satu hari.
Menurut Keivan Stassun, dari Vanderbilt University, “Bintang kembar identik ini merupakan bintang ganda gerhana yang masih sangat muda. Bintang ganda gerhana lainnya yang masih sangat muda adalah batuan Rosetta yang menceritakan sejarah hidup bintang yang baru terbentuk.” Keivan dan Robert D. Mathieu dari University of Wisconsin-Madison yang mengepalai proyek tersebut.
Bintang ganda gerhana merupakan pasangan bintang yang berevolusi mengelilingi sumbunya pada sudut kanan ke arah Bumi. Orientasi ini membuat para astronom dapat menentukan laju orbit kedua bintang saat mengelilingi satu sama lain, bahkan saat keduanya tak dapat dipisahkan sebagai bintang tunggal. Laju orbit tersebut ditentukan dengan mengukur perubahan periodisitas kecerlangan yang dihasilkan saat bintang yang satu lewat di depan bintang lainnya. Ini dikenal dengan istilah menggerhanai bintang lainnya. Dengan informasi tersebut, para astronom dapat menentukan massa kedua bintang menggunakan hukum gerak Newton.
Dalam penemuan bintang kembar identik ini, perhitungan menunjukan massa keduanya hampir identik, yakni 41% dari massa Matahari. Nah, menurut teori yang ada saat ini, massa dan komposisi adalah dua faktor utama yang menentukan karakteristik fisik sebuah bintang dan juga yang mendikte seluruh siklus hidup si bintang. Kedua bintang yang ditemukan ini terbentuk dari kondensasi awan gas dan debu yang sama, sehingga tentunya mereka juga memiliki komposisi yang sama. Dan dengan massa dan komposisi yang sama, tentunya keduanya akan memiliki persamaan dalam segala hal. Ternyata, kenyataan berkata lain. Para astronom terkejut saat mengetahui bintang kembar yang mereka temukan memiliki perbedaan signifikan dalam kecerlangan, temperatur permukaan dan juga ukuran.
Pengukuran awal pada gerhana kedua bintang ini dilakukan dengan menyaring hasil pengamatan beberapa ribu bintang selama 15 tahun yang dilakukan dengan teleskop di Kitt Peak National Observatory , Arizona dan teleskop SMARTS di Cerro Tololo Inter-American Observatory, Chile. Untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak lagi, dilakukan pengukuran tambahan menggunakan Hobby Eberly Telescope di Texas.
Dari hasil pengukuran selisih banyaknya cahaya yang meredup saat terjadi gerhana, diperkirakan salah satu bintang memiliki kecerlangan dua kali lebih terang dari yang lainnya. Hasil kalkulasi yang dilakukan juga menunjukan jika bintang yang lebih terang memiliki temperatur permukaan sekitar 300 derajat lebih tinggi dari kembarannya. Analisis tambahan yang dilakukan pada spektrum cahaya menunjukkan, salah satu bintang memiliki ukuran 10% lebih besar dari bintang pasangannya. Namun untuk memastikannya, dibutuhkan pengamatan tambahan.
Lantas, bagaimana menjelaskan adanya bintang kembar identik yang memiliki perbedaan seperti itu? Kembar memang tak selamanya sama semuanya. Untuk kasus bintang kembar ini, diperkirakan perbedaan yang terlihat di antara keduanya timbul karena perbedaan waktu kelahiran di antara keduanya. Menurut Stassun, “Diperkirakan, salah satu bintangnya terbentuk 500.000 tahun lebih awal dari kembarannya.” Atau bisa dikatakan ekivalen dengan selang kelahiran bayi kembar selama setengah hari.
Penemuan ini tentunya akan membawa para astronom untuk menguji kembali model pembentukan bintang yang sudah ada. Salah satunya adalah dalam masalah penentuan massa dan umur ribuan bintang muda yang usianya kurang dari bberapa juta tahun. Semua perhitungan yang ada saat ini dilandasi teori jika bintang ganda muda terbentuk secara simultan.
Sumber : Vanderbilt University
i like it ,,
thks tant .. slesai dehh tgs gwa