Bagi mahasiswa-mahasiswa astronomi, kata “Astrofisika” akan diasosiasikan dengan dua orang: Profesor Winardi Soetantyo dan Profesor Djoni N. Dawanas. Pak Winardi (alm.) adalah penulis buku teks “Astrofisika: Mengenal Bintang” yang dikenal sebagai “buku sakti” atau “buku suci” para mahasiswa astronomi—karena isinya yang menyeluruh dan penjelasannya yang singkat namun jelas dan padat—dan Pak Djoni (demikian kami memanggilnya) adalah dosen yang selama bertahun-tahun telah mengajar mata kuliah Astrofisika.
Tokoh
Ahli fisika Rusia, Vitaly Ginzburg, meninggal dunia dalam usia 93 pada tanggal 8 November 2009.
Astronomi memang telah melangkah jauh dibanding berabad-abad lampau ketika para matematikawan maupun fisikawan dan astronom memulai perjalanan ini dari pengamatan sederhana dan perhitungan-perhitungan sederhana yang justru membuka jalan bagi pengetahuan maha dasyat tentang alam semesta. Ruang maha luas yang tak bisa disentuh oleh manusia dan tetap menjadi misteri bagi peradaban di Bumi.
400 Tahun yang lalu tepatnya pada tahun 1609, seorang astronom italia bernama Galileo Galilei berhasil merampungkan teleskop astronomi pertamanya, dan kemudian mengarahkan teleskop itu ke langit. Hari itu ia berhasil melihat sebuah dunia baru yang penuh misteri yakni Jupiter si planet raksasa di Tata Surya. Galileo juga melihat keberadaan 3 titik yang redup disekeliling Jupiter. Apakah itu?
“Apakah Anda sudah mengerti? Apakah ada yang ingin Anda tanyakan?” Sejenak kelas itu pun terdiam dalam hening, dan sang guru kembali bertanya kepada satu per satu peserta kuliah, “Apakah ada yang kurang dipahami?” Kembali hening saat sang guru menantikan respon setiap peserta kuliah. Ia baru akan melanjutkan kuliahnya setelah meyakini tidak ada yang belum memahami penjelasannya.
Berbicara tentang astronomi di Indonesia, kita tak akan bisa lepas dari sosok yang satu ini. Ia adalah Bambang Hidayat, astronom generasi awal Indonesia yang telah mendedikasikan hidupnya mengembangkan astronomi di Indonesia.
Sebetulnya ingin mendengarkan lanjutan cerita petualangan Asa menempuh perjalanan yang jauhhhh banget, tapi mungkin Asa lagi mencoba perjalanan melewati wurmhole kali ya? Soalnya ada beberapa komentar yang mengarah pada kata-kata ajaib itu. Jadi menggelitik, apa sih sebetulnya wormhole itu?
Mungkin banyak yang belum ngeh, kalau dasar-dasar Heliosentris itu bisa jadi muncul pas jaman kejayaan astronomi di jazirah Arab. Dari SD kita sudah dicekokin bahwa heliosentris itu dirumuskan oleh Copernicus, bla bla bla ..