langitselatan
Beranda » Planet Pengembara Yang Super Rakus

Planet Pengembara Yang Super Rakus

Para astronom menemukan lonjakan pertumbuhan pada planet pengembara atau planet mengambang bebas sampai 6 miliar ton per detik!

Ilustrasi planet Cha 1107-7626. Kredit: ESO/L. Calçada/M. Kornmesser
Ilustrasi planet Cha 1107-7626. Kredit: ESO/L. Calçada/M. Kornmesser

Bumi. Rumah kita ini berada di sebuah sistem yang kita kenal sebagai Tata Surya dengan Matahari di pusatnya. Pada bintang lain pun demikian. Sampai saat ini setidaknya para astronom sudah menemukan lebih dari 6000 planet mengitari bintang lain. Tapi, di antara planet-planet itu, ada planet yang mengembara sendirian tanpa bintang. Kita mengenalnya sebagai planet pengembara atau planet mengambang bebas. 

Kali ini, para astronom menemukan sebuah planet mengambang bebas yang sedang bertumbuh. Dan penemuan ini bisa dibilang memperlihatkan sisi lain planet yang seringkali dianggap sebagai dunia yang stabil dan tenang. Sisi yang bisa jadi membuat kita berpikir kalau planet mengambang bebas juga tempat yang menarik. Yup, mengembara tanpa bintang mungkin tampak kesepian. Tapi dengan aktivitas yang dilihat ini, sepertinya, planet pengembara bisa jadi lokasi kunjungan menarik. 

Planet Yang Sedang Sibuk Makan

Objek yang jadi target pengamatan ini termasuk sangat masif. Massanya 10 kali massa Jupiter dan berada 620 tahun cahaya di rasi Chamaeleon. Karena itulah objek yang diduga sebagai planet mengambang bebas ini diberi nama Cha 1107-7626. 

Para astronom menggunakan Very Large Telescope milik ESO di Chili untuk mengamati planet ini dan menemukan Cha 1107-7626 sedang dalam masa pertumbuhan. Masa kaos yang tak terhindarkan saat planet baru terbentuk dan bertumbuh. Tapi, planet yang satu ini tampaknya sudah melampaui massa planet terbesar di Tata Surya dan masih terus melanjutkan pertumbuhannya. 

Planet Cha 1107-7626 sedang sibuk melahap gas dan debu di sekitarnya untuk jadi bahan makanan yang membuatnya bisa tetap bertumbuh. Sebuah proses yang kita kenal sebagai proses akresi, di mana objek dengan massa besar yang tentunya punya gravitasi besar, menarik materi di sekelilingnya untuk bergabung sehingga objek bisa terus bertumbuh.

Sebenarnya, proses seperti ini bukan fenomena yang aneh. Planet memang terbentuk dengan cara mengakresi gas dan debu yang ada di piringan protoplanet di sekeliling bintang. Tapi, yang menarik perhatian adalah laju akresinya alias kecepatan planet Cha 1107-7626 saat makan gas dan debu di sekitarnya. 

Kecepatannya tidak stabil. 

Di bulan Agustus 2025, planet Cha 1107-7626 mengakresi gas dan debu delapan kali lebih cepat dari beberapa bulan sebelumnya. 

Laju kecepatannya bahkan mencapai 6 miliar ton gas dan debu tiap detik! 

Untuk ukuran manusia, planet Cha 1107-7626 termasuk sangat rakus. Dan memang inilah laju akresi tercepat yang pernah dicatat dalam sepanjang sejarah pengamatan objek massa planet. 

Tim yang dipimpin oleh Víctor Almendros-Abad, dari Observatorium Palermo, Italia, memperoleh data laju makan Cha 1107-7626 dari beberapa pengamatan berbeda. Data ini diperoleh dari pengamatan dengan spektograf X-shooter yang dipasang di VLT ESO, data JWST, dan data arsip pengamatan spektograf SINFONI pada VLT. 

Asal Usul Planet Pengembara

Planet yang kita kenal tentu mengelilingi sebuah bintang. Tapi ada planet pengembara atau planet mengambang bebas yang tidak mengorbit bintang apapun. Hal ini tentu memicu pertanyaan, bagaimana planet ini bisa jadi petualang di ruang antarbintang. 

Ada beberapa dugaan yang berkembang. Di antaranya apakah objek ini merupakan objek dengan massa terendah yang terbentuk seperti bintang, atau planet raksasa yang terlontar dari sistem tempat kelahirannya. 

Dari penemuan planet-planet pengembara, sebagian di antaranya memiliki jalur pembentukan yang mirip bintang. Ini karena ledakan akresi materi seperti ini juga ditemukan pada bintang-bintang muda. Penemuan ini tak pelak mengaburkan batas antara bintang dan planet, tapi juga memberi gambaran sekilas tentang periode pembentukan paling awal dari planet pengembara.

Para astronom membandingkan cahaya yang dipancarkan sebelum dan selama ledakan untuk mengumpulkan petunjuk terkait proses akresi. Menariknya, aktivitas magnetik tampaknya punya peran penting dalam mendorong jatuhnya massa yang dramatis, yang sebelumnya hanya diamati pada bintang. 

Hal ini menunjukkan bahwa objek bermassa rendah pun bisa memiliki medan magnet kuat yang mampu memicu peristiwa akresi semacam itu. 

Tim juga menemukan bahwa komposisi kimia pada piringan di sekitar planet berubah selama episode akresi tersebut. Para astronom mendeteksi uap air terdeteksi selama akresi berlangsung, tapi tidak sebelumnya. Fenomena seperti ini pernah terlihat pada bintang, tapi belum pernah tampak pada planet. 

Deteksi

Tidak mudah memang untuk menemukan planet pengembara. Planet ini sangat redup dan karena mengambang bebas sendirian, maka metode deteksi seperti kecepatan radial maupun transit tidak bisa digunakan. Tidak ada bintang yang berinteraksi dengan planet ini. 

Akan tetapi, di masa depan Extremely Large Telescope (ELT) ESO bisa mengubah keadaan tersebut. Instrumen raksasa ini akan membantu para astronom untuk mempelajari dan memahami planet-planet penyendiri ini sehingga kita bisa memahami seberapa mirip objek ini dengan bintang. 

Gagasan bahwa sebuah objek planet bisa berperilaku seperti bintang sungguh menakjubkan, dan mengundang kita membayangkan seperti apa dunia di luar sana pada tahap awal kelahirannya.

Amelia Bayo, astronom ESO
Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

Kanal LS

Toko LS
tanya LS

Paling Banyak Dicari

Fenomena Langit Bulan Desember 2025
Jambore Nasional Klub Astronomi 2024
Tahun Cahaya: Satuan Waktu atau Jarak?
Seperti Apa Bentuk Supernova?
Fenomena Langit Bulan November 2025
Fenomena Langit Bulan Oktober 2024

Langanan LS