fbpx
langitselatan
Beranda » Planet di Gugus Bintang NGC 6811

Planet di Gugus Bintang NGC 6811

Bintang-bintang memulai kehidupannya dengan berkelompok. Sebagian besar bintang, memulai kehidupannya dalam kelompok kecil yang kemudian dengan cepat terpisah satu sama lainnya mencari ruang untuk kehidupannya masing-masing. Salah satu contohnya adalah Matahari.

Ilustrasi planet yang transit di gugus terbuka NGC 6811. Kredit: CfA Harvard-Smithsonian
Ilustrasi planet yang transit di gugus terbuka NGC 6811. Kredit: CfA Harvard-Smithsonian

Sebagian lagi terbentuk dalam kawanan yang lebih besar dan padat. Tidak seperti kawanan kecil yang cepat tercerai berai, si kawanan yang padat ini bisa bertahan milyaran tahun sebagai gugus bintang.  Di dalam kawanan yang disebut gugus bintang tersebut, bintang – bintang di dalamnya berdesak-desakkan untuk mendapat ruang dengan bintang-bintang lainnya. Di saat yang sama, radiasi yang kuat dan angin bintang yang tak kalah kuatnya menerpa ruang antar bintang melucuti bahan pembentuk planet dari area di sekeliling bintang.

Kehidupan Bintang yang keras di dalam gugus tentunya memupus harapan untuk menemukan sebuah dunia asing di sana. Bagaimana mungkin ada planet yang bisa bertahan, kalau untuk terbentuk pun susah. Karena itu, biasanya planet ditemukan pada bintang yang sudah memisahkan diri dari kelompoknya atau pada bintang-bintang yang sendirian. Bintang dengan planet – planet di sekelilingnya dan bintang tetangganya berada jauh dari sistemnya dan bukan berada dalam satu kawanan padat.

Apakah untuk menemukan sebuah planet di sebuah gugus bintang, para astronom harus menanti sampai bintang itu memisahkan diri dahulu?

Ternyata tidak juga. Pada jarak 3000 tahun cahaya dari Bumi, di gugus terbuka NGC 6811, dua planet yang lebih kecil dari Neptunus berhasil selamat terbentuk dan mengorbit bintang serupa Matahari.

Dua planet ditemukan dalam data yang diambil Wahana Kepler saat berburu planet yang sedang transit atau melintasi bintang induknya. Pada saat planet melintasi bintang, Kepler akan melihat perubahan sangat kecil pada kecerlangan bintang sehingga Kepler pun bisa mengetahui kalau di bintang tersebut ada planet. Dari besarnya peredupan cahaya bintang, Kepler juga bisa menentukan ukuran planet yang melintas tersebut.

Planet Kepler-66b dan Kepler-67b merupakan dua planet yang berhasil terbentuk di gugus bintang memiliki ukuran kurang dari 3 kali Bumi atau sekitar 3/4 ukuran Neptunus. Keduanya bisa digolongkan sebagai planet Neptunus mini.

Dari hampir 900 planet yang sudah ditemukan, hanya ada 4 planet yang berhasil ditemukan di gugus bintang. Dua planet pertama yang ditemukan di gugus bintang memiliki massa lebih besar dari massa Jupiter. Kedua planet yang dilihat Kepler merupakan planet terkecil pertama yang ditemukan di gugus bintang dan yang pertama kali dilihat sedang transit pada bintang induknya sehingga bisa ditentukan juga ukurannya.

NGC 6811 diketahui usianya satu milyar tahun. Dengan demikian Kepler-66b dan Kepler-67b juga bisa diketahui usianya. Kepler-66b mengorbit bintang induknya pada jarak 0,13 AU atau hanya 20 juta km. Jauh lebih dekat dari Merkurius ke Matahari. Si planet kecil ini menyelesaikan satu putaran terhadap bintang induknya dalam 17,8 hari. Bintang Kepler-66 sendiri memiliki karakteristik mirip Matahari dengan massa 1,04 massa Matahari, radius hanya 0,97 radius Matahari dan temperatur 5962 K. Mirip bukan?

Planet Kepler-67b diketahui memiliki ukuran yang tak jauh berbeda dari Kepler-66b yakni hampir 3 kali ukuran Bumi. Dan ia mengitari bintang induknya setiap 15,7 hari dari jarak 0,117 AU. Sedikit lebih dekat dibanding dibanding Kepler-66b. Bintang Kepler 67 memiliki ukuran yang lebih kecil yakni 0,78 ukuran Matahari dan massa 0,87 massa Matahari. Temperaturnya juga hanya lebih dingin beberapa ratus Kelvin yakni 5331 K.

Dalam perburuannya, Wahana Kepler mengamati juga sejumlah bintang di NGC 6811. Karena itu, dengan ditemukannya dua planet di gugus bintang tersebut memberi implikasi kalau keberadaan planet-planet kecil di gugus terbuka seperti NGC 6811 bisa jadi memiliki frekuensi yang sama dengan planet-planet di bintang yang berada terpisah dari gugus di Bima Sakti. Selain itu, keberadaan kedua planet juga menunjukkan kalau lingkungan keras dan brutal tidak menghalangi kelahiran dan pertumbuhan planet-planet kecil untuk setidaknya 1 milyar tahun. tapi siapa tahu planet-planet tersebut memang bisa terus bertahan di lingkungan tersebut.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Bintang bisa bersinar…..???? mungkin kena pantulan matahari kali ya! terus kalo gugus galaksi….??? kumpulan semua benda langit (planet, bulan, bintang, matahari) so tau banget ya gue..! tau deh..! tapi yang pasti Indah banget dah tu..!