fbpx
langitselatan
Beranda » IAU GA 2012, Pertemuan Astronom Sedunia

IAU GA 2012, Pertemuan Astronom Sedunia

Bulan agustus 2012 bisa dikatakan merupakan momen yang cukup istimewa untuk saya karena saya bisa menghadiri pertemuan astronomi terbesar tingkat dunia yakni The 28th IAU General Assembly yang diselenggarakan di Beijing, China. 

langitselatan di IAU GA 2012. kredit : Avivah Yamani

Sebuah kesempatan untuk langitselatan karena disana saya berkesempatan memperkenalkan langitselatan dan perkembangan komunikasi astronomi di Indonesia.

Acara yang berlangsung dari tanggal 20 – 31 Agustus 2012 diisi oleh berbagai bidang kajian di astronomi yang dibagi dalam 8 simposium, 17 special session, 7 joint discussion, dan plenary session. Setiap sesi diisi oleh berbagai pembicara di bidangnya yang berbagi hasil penelitian mereka baik astronom muda maupun senior. Selain sesi-sesi tersebut setiap komisi IAU juga melakukan pertemuan terpisah untuk kepentingan laporan kerja komisi dan mendiskusikan kebijakan yang harus akan diambil dalam 3 tahun ke depan. Dan IAU juga melakukan General Assembly yang berlangsung sebanyak 2 kali untuk melakukan restrukturisasi kepengurusannya untuk 3 tahun ke depan disertai pembentukan kebijakan dan perubahan beberapa resolusi.

IAU GA 2012 dihadiri oleh sekitar 3000 astronom, diantaranya 5 astronom Indonesia yaitu Dr. Suryadi Siregar (Astronomi ITB), Dr. Taufiq Hidayat (Astronomi ITB), Dr. Chatief Kunjaya (Astronomi ITB), Janette Suherli (Peneliti di Observatorium Bosscha) dan saya yang mewakili langitselatan.

Presiden IAU Robert William dan Wakil Presiden China Xi Jinping. Kredit : Janette Suherli

IAU GA 2012 dibuka oleh Wakil Presiden China Xi Jinping yang berpesan, “Astronomi, sebagai ilmu pengetahuan yang mengeksplorasi alam semesta merupakan salah satu kajian ilmu yang sangat penting dan sangat aktif di garda depan untuk mendorong sains dan teknologi masuk dalam masyarakat modern. Astronomi memberikan pengaruh yang sangat penting dalam kemajuan berbagai bidang ilmu sains dan perkembangan teknologi”.  Acara pembukaan juga diisi dengan berbagai atraksi menarik seperti musik, tarian dan juga akrobatik. Menarik karena menunjukkan bahwa astronom juga manusia yang menyukai dunia hiburan. Ilmuwan bukan orang-orang nerd yang hanya hidup dengan penelitian. Pembukaan yang meriah tersebut diakhiri dengan Welcoming Party.

Pertunjukan seni dalam Pembukaan IAU GA 2012. Kredit : Janette Suherli

Di hari pembukaan IAU GA, China juga menandatangani perjanjian untuk menjadi Regional Node Asia Timur bagi Global Office of Astronomy for Development (OAD). Di minggu kedua, tepatnya pada tanggal 27 Agustus 2012, giliran NARIT, Thailand yang menandatangani kesepakatan untuk mejadi regional node Asia Tenggara untuk OAD.

Penandatanganan NARIT, Thailand sebagai Regional Node OAD Asia Tenggara. kredit : Avivah

Office of Astronomy for Development merupakan kantor IAU yang bertujuan untuk menetapkan langkah-langkah strategis dalam membangun astronomi di seluruh dunia. Untuk itu dibutuhkan regional node atau perwakilan regional yang akan melaksanakan pembangunan di masing-masing area. Perwakilan regional ini penting karena perkembangan regional akan jadi tanggung jawab regional node dan negara-negara yang astronominya sudah baik di area tersebut. Pengembangan astronomi oleh regional node penting karena mereka lebih mengenal kebutuhan areanya sekaligus mengenal budaya negara-negara di wilayahnya. Agak menyayangkan mengapa bukan Indonesia yang menjadi perwakilan asia tenggara.

Lunch Debate Young Astronomer di IAU GA 2012. Kredit : Avivah Yamani

Di minggu pertama IAU GA 2012, selain berbagai simposium astronomi yang memaparkan perkembagan astronomi di berbagai bidang, ada juga sesi makan siang khusus untuk astronom muda. Tujuannya agar para astronom muda dari seluruh dunia dapat membangun jejaring di antara mereka sekaligus juga mempertemukan astronom muda dengan astronom senior untuk berdiskusi. Pertemuan dengan astronom senior dianggap penting karena para astronom muda dapat berkonsultasi tidak hanya tentang riset astronomi dan kajian keilmuan astronomi saja melainkan mereka diharapkan dapat mengungkapkan kegalauan terkait lapangan kerja, bagaimana memulai karir sebagai seorang astronom, bagaimana mendapatkan beasiswa, kemungkinan melakukan riset di berbagai negara, bagaimana seorang astronom memasuki dunia industri, kolaborasi internasional dan penulisan makalah ilmiah.  Keberadaan astronom muda ini sangat penting karena di tangan merekalah perkembangan dunia astronomi di masa depan akan diletakkan. Saya sendiri bergabung untuk membahas topik “Astronomy in “astronomically” developing countries”.

Kehadiran langitselatan di IAU GA memang khusus untuk menghadiri sesi khusus Office of Astronomy for Development (OAD) dan Communicating Astronomy with the public for Scientist (CAP for Scientist).

Pertemuan kedua sesi ini dimulai pada minggu kedua dari tanggal 27 – 31 Agustus. Pertemuan OAD yang berlangsung dari tanggal 27 – 28 Agustus diisi oleh berbagai pemaparan terkait bagaimana membangun astronomi di bebrbagai negara yang dibagi dalam 3 task force yakni untuk universitas, anak dan sekolah serta publik. Saya yang hadir juga berkesempatan untuk memaparkan perkembangan astronom amatir di Indonesia yang semakin tumbuh sejak tahun 2009 sekaligus memperlihatkan problematika yang dihadapi dalam mengkomunikasikan astronomi pada masyarakat.

Selain di OAD, saya juga berkesempatan memaparkan kiprah astronomi dalam social media dalam pertemuan CAP for Scientist yang bertujuan untuk mengajak para ilmuwan untuk ikut aktif memperkenalkan astronomi dan mengkomunikasikan hasil pekerjaan mereka sendiri di social media. Tujuannya jika seorang astronom melakukannya ia akan dapat membangun kepercayaan masyarakat dan pendana sekaligus menunjukkan mengapa penelitian tersebut harus dilakukan.

Pembangunan berbagai  fasilitas astronomi di dunia menunjukkan kemajuan astronomi di segala lini. Berbicara fasilitas astronomi kita tidak sekedar berbicara astronomi karena disini justru pengembangan teknologilah yang mengambil bagian. Astronomi berada di garis depan yang merangsang pembangunan teknologi mutakhir dalam hal pengamatan maupun penjelajahan luar angkasa. Di masa depan, akan ada LAMOST (The Large Sky Area Multi-Object Fibre Spectroscopic Telescope) di China, SKA (Square Kilometer Array) di Australia dan Afrika Selatan, EELT (the European Extremely Large Telescope) milik ESO, TMT (Thirty Meter Telescope) yang akan dibangun di Mauna Kea, Hawaii. Ada yang menarik. Semua pembangunan instrumentasi masa kini seringkali tidak lagi menyertakan satu negara tunggal melainkan konsorsium beberapa negara. Selain karena masalah pendanaan, konsorsium juga berguna untuk saling menunjang satu sama lainnya. Ada negara yang kuat di dana, ada yang bisa menyediakan lokasi, ada yang bisa memberikan sumber daya manusia. Jadi konsorsium tidak melulu karena uang.

Di dalam IAU GA 2012, peserta dari Korea Utara juga turut hadir dan memaparkan perkembangan Observatorium Pyongyang dan jalinan kerjasama astronomi dengan China. Di pertemuan ini Korea Utara juga diterima oleh IAU sebagai anggota baru menandai kemajuan perjalanan astronomi di negeri tersebut. Ada juga cerita perkembangan astronomi dari Serbia, Armenia, Mozambique, juga Filipina.  Selama IAU GA 2012, peserta Indonesia juga melakukan pertemuan makan siang dengan LKBF (Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds) yang selama ini memberikan dukungan besar pada astronomi di Indonesia.  Pertemuan ini membicarakan arah astronomi Indonesia di masa depan dan dukungan apa yang bisa diberikan oleh LKBF untuk Indonesia dan kerjasama yang dapat dilakukan antara Indonesia – Belanda.

Pertemuan makan siang dengan LKBF. Kredit: Janette Suherli

Tanggal 30 Agustus 2012 IAU GA secara resmi ditutup meski sesi ilmiahnya masih akan berlangsung tanggal 31 Agustus. Penutupan diawali dengan General Assembly. Ada beberapa resolusi yang dihasilkan yakni, perubahan panduan penyertaan dan spesifikasi pita-lalu fotometri optis dan merah-infra, definisi ulang Satuan Astronomi, pembentukan Sistem Peringatan Dini Internasional Obyek Dekat Bumi (Near Earth Object/NEO) serta restrukturisasi divisi di IAU.

Serah terima dari Robert WIlliams ke Norio Kaifu. Kredit: Janette Suherli
Atraksi dalam penutupan IAU GA 2012. Kredit: Janette Suherli

Selama acara penutupan, dilaksanakan juga serah terima jabatan presiden IAU dari Prof. Robert Williams ke Prof. Norio Kaifu (Jepang) untuk masa jabatan 2012-2015 serta penetapan Presiden terpilih untuk masa jabatan 2015-2018 yakni Prof. Silvia Torres-Peimbert (Mexico). Yang membanggakan ada satu nama Indonesia yang muncul yakni  Dr. Hakim L. Malasan selaku wakil presiden Division C : Education, Outreach and Heritage. Dalam GA kali ini 3 astronom dari Indonesia juga diterima sebagai anggota IAU. Acara penutupan kemudian diakhiri dengan penyerahan bendera IAU dari China dikembalikan ke IAU untuk diserahkan ke Amerika Serikat yang menandai pelaksanaan the 29th IAU GA di Honolulu, Hawaii pada tahun 2015. Dan untuk 2018, IAU GA akan dilaksanakan di Viena, Austria.

Serah terima bendera IAU dari China ke Amerika Serikat untuk pelaksanaan IAU GA 2015 di Honolulu Hawaii. Kredit: Janette Suherli
Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini