fbpx
langitselatan
Beranda » Ditemukan 32 Exoplanet Baru

Ditemukan 32 Exoplanet Baru

Tiga puluh dua exoplanet kembali ditemukan oleh High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher atau HARPS, spektrograf untuk teleskop 3,6 meter miik ESO. HARPS saat ini, merupakan alat dengan tingkat presisi paling tinggi dalam menemukan sebuah dunia baru.

Gliese 667, gambar artis. kredit : ESO/L. Calçada
Gliese 667, gambar artis. kredit : ESO/L. Calçada

Hasil penemuan tersebut dipaparkan oleh Stéphane Udry dan rekan-rekannya dalam konferensi exoplanet ESO/CAUP di Porto. Hasil tersebut sekaligus juga meningkatkan jumlah planet bermassa rendah sebanyak 30%. Tak hanya itu,  dalam 5 tahun terakhir HARPS telah berhasil menemukan 75 dari 400 exoplanet yang ada saat ini.  Dan yang menarik ke-75 exoplanet yang ditemukan tersebut berasal dari 30 sistem keplanetan yang berbeda.

Tingkat presisi HARPS yang tinggi, memungkinkan pencarian planet bermassa Bumi yang dikenal sebagai planet super-Bumi dan planet serupa Neptunus. Dan kali ini, HARPS memfasilitasi penemuan 24 dari 28 planet dengan massa di bawah 20 massa Bumi. Sama halnya dengan planet super-Bumi ssebelumnya, sebagian besar planet yang berkandidat memiliki massa rendah berada dalam sistem multi planet dengan perkiraan sekitar 5 planet per sistem.

Pada tahun 1999, ESO memberi kesempatan untuk pembangunan spektograf resolusi tinggi yang disertai tingkat presisi sangat tinggi untuk teleskop 3,6 meter milik ESO di La Silla, Chile. Saat itu Michel Mayor dari Geneva Observatory memimpin konsorsium untuk membangun HARPS yang kemudian dipasang pada tahun 2003 dan dengan segera melaksanakan tugasnya mengukur gerak bolak balik bintang. Dalam pengamatannya HARPS mendeteksi perubahan kecil dalam kecepatan radial bintang – sampai pada gerak 3,5 km/jam-. Dan tentunya ia sangat berpotensi dalam pengamatan extrasolar planet.

Konsorsium HARPS sendiri diperkenankan untuk memiliki 100 malam pengamatan setiap tahunnya selama 5 tahun dan melakukan pengukuran kecepatan radial pada ratusan bintang yang diperkirakan memiliki sistem keplanetan.  Hasil pengamatan HARPS tak hanya menemukan plnaet baru namun juga memberi gambaran baru akan keragaman sistem keplanetan. Dengan demikian para astronom diharapkan dapat memahami pembentukan planet.

Tak bisa dipungkiri program tersebut berhasil sangat baik. Dengan HARPS, Michel Mayor dan timnya berhasil melakukan penemuan-penemuan hebat. Tahun 2004 Mayor dan tim menemukan planet super Bumi pertama (disekeliling µ Ara). Tahun 2006 ditemukan trio Neptunus di sekitar HD 69830. Tahun 2007 ditemukan Gliese 581d – planet super Bumi pertama yang berada dalam zona habitasi bintang bermassa kecil. Dan di tahun 2009, Mayor dan tim kembali menemukan exoplanet paling ringan yang mengelilingi bintang normal. Selain itu ditemukan Gliese 581e dan yang paling baru adalah dunia yang berpotensi diselubungi lava dengan kerapatan mirip dengan Bumi.

Dalam melakukan pengamatan, Konsorsium HARPS sangat selektif saat memilih targetnya. Mereka memilih untuk mlakukan pencarian planet dengan mengamati beberapa bintang serupa Matahari, bintang katai bermassa rendah atau bintang yang memiliki kandungan logam lebih sedikit dari Matahari. Dan dari pengamatan tersebut, jumlah exoplanet di sekeliling bintang katai M meningkat drastis termasuk di dalamnya planet super Bumi dan beberapa planet raksasa yang justru jadi tantangan baru dalam memahami pembentukan planet.

Menurut Xavier Bonfils, salah satu penulis dalam penemuan ini, “dengan mentargetkan bintang katai M, jauh lebih memungkinkan untuk bisa menemukan exoplanet dengan massa dan temperatur super Bumi dan sebagian di antaranya berada dekat atau di dalam zona habitasi di sekitar bintang.”

Tim ini juga menemukan 3 kandidat exoplanet di sekeliling bintang yang kekurangan logam (logamnya hanya sedikit). Bintang tipe ini sebenarnya diperkirakan sangat kecil kemungkinan untuk membentuk planet dari piringan kaya logam di sekeliling bintang muda. Namun, pada bintang tipe miskin-logam ini ditemukan planet dengan massa beberapa massa Jupiter. Penemuan ini jadi penting dalam mempertimbangkan kembali model pembentukan planet.

Sumber : ESO

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

6 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • andaikata ditemukan planet serupa benar dgn bumi dan makluk hidup didalamnya,betapa bahagianya.ternyata manusia tdk sendirian di jagad raya ini….

    • hanya tuhan yang esa lah yang punya jawabannya dan mausia sebagai perantaranya …

      mungkin saja keajaiban akan datang kita tunggu sajawaktunya …
      karna kita gak tau kepastiannya jadi kita cuma bisa nunggu…

      bila bener ada mahluk lain ya mungkin seluruh umat manusia akan menyambut dengan senag hati …
      berbeda,tak sama, itu bukan kendala yang penting hati kita….

      ok thank gwencha….>>>n_n<<<

  • jika sudah terbukti ada kehidupan d sana bagaimana kita bsa mencapai kesana..??
    jika bahan bakar mungkin bsa sampai, tp manusianya bgaimna..??
    apakah akan mengukut sertakan 1 ank perempuan 1 ank laki2, setelah dewasa mereka di kawinkan sehingga menghasilkan anak2 yg banyak, kmudian ank2nya itu pada kawin lagi ^_^ berulang2 sampai manusia tiba di planet trsbut.
    “maaf ini haya pemikiran bocah” hehehe..
    untuk oksigen kita buat pesawat yg super gede kmudian di dalamnya ada kebun yg bsa menghasilkan oksigen.