fbpx
langitselatan
Beranda » Air Terjauh di Galaksi Asing

Air Terjauh di Galaksi Asing

Air ternyata tidak hanya dimiliki bumi. Komponen yang satu ini tersebar di alam semesta dalam berbagai bentuk, baik cair, padat, maupun gas. Pencarian air selalu menjadi hal yang menarik, karena air senantiasa diidentikkan dengan kehidupan. Nun jauh di salah satu sudut alam semesta, para astronom berhasil menemukan air terjauh yang pernah terlihat. Air tersebut berada di sebuah galaksi yang jaraknya lebih dari 11 milyar tahun cahaya dari Bumi. Sebelumnya, air paling jauh yang berhasil ditemukan berada di galaksi yang berjarak 7 milyar tahun cahaya dari Bumi.

Jejak gelombang radio yang menunjukkan keberadaan air di galaksi jauh. Kredit: Milde Science Communication, STScI, CFHT, J.-C. Cuillandre, Coelum. Click on image for details and more graphics.

Tanda keberadaan air berhasil ditemukan menggunakan teleskop radio raksasa berdiameter 100 meter di Effelsberg, Jerman, dan Very Large Array milik National Science Foundation di New Mexico.

Galaksi berair yang dikenal dengan nama MG J0414+0534, memiliki quasar — lubang hitam supermasif yang memancarkan cahaya yang sangat terang — di intinya. Pada area di dekat inti, molekul air bertindak sebagai maser (Microwave Amplification by Stimulation Emission of Radiation) yang sama kuat dengan laser, dan menguatkan gelombang radio pada frekuensi tertentu. Penemuan ini mengindikasikan keberadaan maser air raksasa lebih umum terdapat pada saat alam semesta dini dibanding sekarang. Pengamatan yang dilakukan sekarang berhasil melihat kondisi MG J0414+0534 saat alam semesta masih berusia 1/6 dari usia saat ini.

Pada galaksi yang jaraknya sangat jauh, bahkan penguatan gelombang radio terkuat yang dlakukan oleh maser tidak cukup kuat untuk bisa dideteksi teleskop radio. Namun, para ilmuwan justru mendapat bantuan dari alam dalam bentuk galaksi lain yang berjarak hampir 8 milyar tahun cahaya serta berada di garis pengamatan MG J0414+0534 dan Bumi. Gravitasi galaksi tersebut bertindak sebagai lensa yang membuat galaksi jauh lebih terang dan pancaran molekul air jadi tampak oleh teleskop radio.

Sinyal keberadaan air di jarak yang sangat jauh ini bisa diketahui dengan bantuan lensa gravitasi. Teleskop kosmik tersebut mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk dapat mendeteksi air dalam faktor sekitar 1000.

Sinyal air pertama kali dideteksi oleh teleskop Effelsberg dan kemudian digunakan VLA untuk mempertajam kemampuan pencitraan yang bisa mengkonfirmasi asal galaksinya. Keberadaan lensa gravitasi memberikan 4 citra MG J0414+0534 yang terlihat dari Bumi. Dengan VLA, para peneliti bisa menemukan gelombang radio yang spesifik menyatakan keberadaan air pada 2 citra terang yang dihasilkan. Dua citra lainnya terlampau lemah untuk bisa dideteksi keberadaan sinyal airnya. Frekuensi yang dipancarkan molekul air merupakan pergeseran Doppler akibat pengembangan alam semesta dari 2,2 GHx – 6,1 GHz.

Air yang bertindak sebagai maser sudah ditemukan pada sejumlah galaksi yang jaraknya dekat. Biasanya, air diperkirakan berada dalam piringan molekul yang mengorbit lubang hitam supermasif pada jarak yang sangat dekat di inti galaksi. Pancaran gelombang radio yang mengalami penguatan biasanya akan teramati saat piringan tampak dari samping dan terlihat tepiannya. Namun, ternyata orientasi galaksi MG J0414+0534 saling berhadapan dengan Bumi. Dengan demikian, molekul air yang kita lihat dalam maser bukan di dalam piringan melainkan dalam materi yang terlontar sebagai akibat lontaran gravitasi lubang hitam yang diorbitnya. Materi yang terlontar tersebut bergerak dalam jet super cepat.

Sumber : NRAO

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

18 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • ck ck ck… mendeteksi air dr tempat yg sangaaaat jauh. ga habis pikir gimana caranya. more pics pls, biar ada bayangan

  • Kalau tidak salah, pendeteksian adanya suatu molekul di bintang dilakukan dengan metode spektroskopi. Setiap zat mempunyai spektrum yang unik, puncak-puncak gelombang yang unik sehingga dapat digunakan sebagai penanda keberadaan suatu zat. Teknik spektroskopi juga digunakan luas dalam bidang kimia untuk menganalisis keberadaan suatu zat, bahkan dapat mengenali jenis-jenis ikatan dalam molekul kimia lewat spektrum yang dihasilkan (lewat spektrum di daerah inframerah). Jadi, semua gelombang elektromagnetik (cahaya tampak, inframerah, radio, dll) dapat digunakan untuk mengenali keberadaan suatu zat.

    Jika ada yang salah, silakan dikoreksi.
    Semoga membantu.

  • mbak ivie .
    satuan taun cahaya dari bumi tuh sejauh apa tho??

    aq kok gk bs byanginnya ya??hehe

    kalo satuannya diubah ke km gimana??
    jadi brapa km tuh?? 🙂

  • kecepatan cahaya:
    3 x 100,000,000 meter per detik
    1 tahun = 365 hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik = 31,536,000 detik
    1 tahun cahaya = 3 x 100,000,000 x 31,536,000 meter
    jadi sekitar 9,460,800,000,000,000 meter atau 9,460,800,000,000 kilometer
    kalau 11 milyar tahun cahaya berarti 9.4608 x 10e12 x 11 x 10e9 =
    1.040688 x 10e23 kilometer

    waahhh… berarti kita harus pake mesin pemindah partikel untuk pergi ke sana 🙂

  • Sory, mau nanya nich ? ada nggak pesawat yang bisa mencapai 1 tahun cahaya dan kalo bisa pesawat apa ? kalo nggak bisa paling jauh pesawat atau jet itu menembuh berapa tahun cahaya sich ?

    tolong di jawab

  • percayalah kalo hidup itu cuman ada di bumi. jadi, jg percaya ada kehidupan di luar bumi. yg suka cari kehidupan di luar bumi itu pasti temannya alien, hehehehehe…………………

  • tapi bukannya salah satu sumber khidupan it ada aer yah,,, cpa tw setelh ad aer jadi ada k hdupan di luar sana???

  • kalau ingin sampai ke tempat sejauh itu dengan pesawat yang tercepat saat ini…ya sangat sulit, bahkan mustahil…tapi ada alternatif lain yang mungkin yaitu yaitu lewat apa yang dinamakan mi’roj (bentuk jamaknya adalah ma’arij, arti harfiahnya adalah alat untuk naik) (al-qur’an surat al-ma’arij (70) ayat 3-4), perjalanan satu hari lewat mi’roj itu ukurannya sama dengan perjalan 50.000 tahun … ingat perjalanan rosululloh saw dalam peristiwa isro’ mi’roj, bahkan beliau sampai ke sidrotul-muntaha (dan surga ada di sini) yang letaknya di atas langit yang ke 7…bayangkan … langit pertama (langit dunia) dihiasi dengan bintang-bintang (al-qur’an surat fushshilat (41) ayat 12), jadi selama masih ada bintang-bintang berarti masih berada di langit pertama !!! lalu langit ke 2 berada di atas langit pertama dst…perjalanan itu hanya menempuh waktu kurang dari satu malam!!!…rahasianya, menurut ijtihad saya, beliau saw dan jibril as naik ke atas langit ke 7 hingga ke sidrotul-muntaha lewat mi’roj … dan ada banyak mi’roj (karena disebutkan dalam al-qur’an dalam bentuk jamak) …dan kita tahu (dari al-qur’an surat al-jin (72) ayat 8 ) bangsa jin telah mampu mencapai langit dan mencuri dengar di langit peristiwa yang akan terjadi di bumi… saya kira merekapun pasti naik ke langit dan kembali ke bumi lewat mi’roj, yang telah mereka pahami dan temukan…kita belum paham sama sekali tentang mi’roj ini bahkan mungkin hanya sebatas konsep, yang dalam istilah astronomi apa yang dinamakan lubang cacing, atau kita masih menganggapnya sebagai hayalan belaka karena tidak masuk akal menurut kita yang hidup pada jaman ini…kalau kita ingin ke tempat-tempat tersebut kita harus menemukan dan memahami dulu apa itu mi’roj…tanpa itu ya sangat teramat sulit

    • Tadinya mau komen nyinyir, tp setelah baca al maarij jadi bengong. Isinya tegas, ttg jarak, waktu, alat untuk mencapainya, tanpa ragu penulisnya melampaui ilmu ruang angkasa

  • Tuh kan, ada lagi koment yang ga nyambung dengan pembahasan artikel diatas. hehehehe… saya cuma mau ngasih kritik kenapa ya koment di beberapa tiap tempat yang membahas tentang pengetahuan, politik, dll pasti aja ada yang menyambungkan dengan agama, hehehe cuma kritik, say no to MLM ( :> )

  • Hmmm….
    Apa yang dikatakan pendapat kusmardiyanto tidak salah. Karena Hidup di dunia ini hanya ada dua ilmu yaitu Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Agama. Keduanya adalah satu.
    Perbandingan ilmu di bumi dengan ilmu yang belum kita ketahui :
    Ilmu pengetahuan didunia (bumi) = 0,00000000000 ~ sampai ujungnya ketemu satu (tapi entah kapan ketemunya)
    Ilmu Agama (Alam dan isinya) = 0,99999999999 ~ sampai ketemu ujungnya 9 ( dan akan terus 9 sampai dicabut nyawa)
    Bila keduanya di gabungkan akan menghasilkan nilai 1 (satu)
    Satu adalah Tuhan Pencipta Alam dan isinya.
    Kalau kita bandingkan jumlah ciptaanya antara bumi yang kita duduki sekarang dengan jumlah ciptaanNya yang berada diluar bumi maka kita akan mendapatkan perbandingan sama dengan perbandingan ilmu diatas.
    jadi apalah arti Ilmu pengetahuan yang kita miliki sekarang? (anda sendiri yang tahu)
    Maaf…bila ada yang tersinggung dan yang tidak sependapat dengan saya. karena saya hanya penduduk bumi yang mempunyai nilai ilmu seperti nilai ilmu bumi diatas. (hampir mendekati nol).

    “Bumi adalah ibarat 1 butir pasir dari Milyaran pasir di dunia ini”

    Kembali ke pembahasan tentang kendaraaan-kendaraan tercepat yang mampu menembus waktu yang tak hampir tak hingga, maka saya akan membahasnya disini :

    Bagi kebanyakan orang bila ditanyakan kepada mereka : Apakah kita dapat menempuh jarak untuk mencapai tujuan yang jarak miliyaran tahun cahaya? maka jawaban dari mereka yang dapat disimpulkan yaitu : “TIDAK”, “ENTAH”, “BISA”, “EMANGNYA GUE PIKIRIN…..”
    Ada orang heran dengan orang yang menjawab “bisa” : LHo…LHo….Lho…. kok bisa sih ….gak mungkin…untuk pergi ke planet deket aja susah…apa lagi yang paling jauh….kwkwkwkwkwk

    Kebanyakan orang pasti akan menjawab “Tidak” “Entah” dan lain-lain yang menunjukan ketidak tahuannya.
    Tapi sedikit orang menjawab “Bisa”

    Setelah kita melihat dialog diatas maka akan timbul pro dan kontra terhadap orang yang menjawab “tidak” dengan orang yang menjawab “bisa”, dan tentunya saya akan memihak kepada orang menjawab “bisa”, Mengapa ? saya akan jawab…

    Sebelumnya saya akan mengomentari orang yang menjawab “tidak” :
    Orang yang mengatakan “tidak” tentunya ada alasan bagi dia yang pada ujung-ujungnya mustahil bagi dia untuk mencapai jawaban “bisa”. Mengapa? karena bagi mereka yang mengatakan “tidak” mereka tidak mempunyai ilmu untuk mencapai kesana. Karena keterbatasan ilmu pada mereka membuat mereka tidak percaya atau mustahil untuk mencapai kesana.
    Itulah Ilmu Pengetahuan Dunia yang mereka miliki….. yaitu yang bernilai 0,0000000000 ~….sehingga memang benar menurut saya mereka tidak mampu untuk menyelesaikan perkara ini karena mereka hanya memegang ilmu pengetahuan di dunia ini saja…yang hanya mengandalkan ilmu logika sebatas kemampuan otak mereka saja…
    Bagaimanapun mereka kumpulkan orang pintar seluruh penjuru dunia…untuk mencapai tujuan ini…maka tidak akan mampu, apa lagi sendirian?
    Inti dari komentar saya disini ialah bahwa Ilmu pengetahuan didunia saja tidak cukup.

    Alasan Mengapa “Bisa” :
    Seperti yang pernah di kutip oleh Kusmardiyanto saya sangat menghargai ilmunya. Karena memang itulah kunci kita untuk mencapai kesana.
    “Tidak ada yang tidak mustahil dalam hidup ini, semua bisa dilakukan asal kita tidak sendirian”
    lalu harus dengan siapa?
    Dengan ilmu…
    Ilmu siapa?
    Ilmu Alam Semesta dan isinya yaitu ilmunya Tuhan Yang Maha Tunggal (Allah SWT).
    Jawablah ! apakah ada yang mustahil bagi Dia?
    “Tidak”
    Semua tidak ada yang mustahil dan tidak ada yang tidak bisa baginya-Nya.

    Semua yang saya terapkan disini hanya bagi orang yang iman (percaya) saja…
    Perhatikanlah sifat Malaikat yang diciptakan dari Cahaya….bukankah cahaya itu kecepatannya 3 x 100.000.000 meter per detik. Itu baru Malaikatnya….Bagaimana dengan kecepatan kendaraan yang ditunggangi Malaikat?
    Ibarat Manusia yang hanya mampu berlari dengan kecepatan kurang lebih 20 km/jam….tetapi ketika manusia memakai kendaraanya dia mampu berkali-kali lipat kecepatan dari biasanya. Kurang lebih seperti itu Malaikat Juga.

    Perhatikanlah Sifat Jin yang diciptakan dari Api… bukankah api itu mempunyai cahaya juga… hingga mampu dia mencapai ribuan kilometer dengan hanya dalam 1 detik. bagaimana dengan kendaraan jin?

    Dan sekarang manusia… bukankah manusia lebih mulia dari mereka berdua diatas?
    hanya orang bijaksana saja yang mampu merenungkan masalah ini…. tapi saya yakin…Allah menciptakan Langit dan bumi ini dengan tidak sia-sia melainkan untuk manusia semata.
    Dan saya yakin suatu waktu nanti dengan berbekal keimanan saya, saya akan mampu mencapai penjuru langit yang selama ini mereka mustahilkan. Amien.

    Maaf…bila kata2 yang menyinggung saudara atau saudari baik yang pro dan kontra dengan saya, tapi ini adalah salah satu jalan kebenaran yang mampu menjawab semuanya.

    Wassalam

  • komentar bagus hamba.. tidak ada yang tidak mustahil… bahkan untuk mencapai surga yang tingkatnya paling tinggi..

  • Eh, aku mau tanya. Kok, disitu ditulis “lubang hitam super aktif yang memancarkan cahaya yang sangat yang sangat terang” sih???
    Setahuku, lubang hitam itu tidak berwarna, tapi gaya grafitasinya yang sangat kuat fdapat dirasakan….
    Aku jadi bingung????