Tahun 1919, saat terjadi gerhana Matahari, untuk pertama kalinya teori relativitas umum milik Albert Einstein diuji oleh para astronom.
Saat ini, gerhana dari sepasang sistem unik yang terdiri dari dua buah bintang mati yaitu pulsar, menunjukkan jika salah satu pasangannya bergoyang di angkasa. Efeknya, presesi yang terjadi ternyata sama dengan yang diprediksi oleh Einstein. Dengan demikian, teori Einstein kembali teruji dan bisa dikonfirmasi. Penemuan ini dilakukan oleh tim peneliti dari The University of Manchester’s Jodrell Bank Centre for Asthrophysics.
Sistem bintang tersebut terdiri dari 2 pulsar yang terbentuk saat sepasang bintang masif meledak dan intinya runtuh, membentuk objek dengan massa lebih besar daripada massa Matahari. Namun, meskipun massanya lebih besar dari Matahari, objek tersebut mengalami pemampatan sampai ukurannya hanya mencapai ukuran sebuah kota di Bumi ini. Bintang pulsar ini berputar dengan kecepatan yang sangat menakjubkan dan memancarkan gelombang radio. Kedua pulsar tersebut PSR J0737-3039A/B, merupakan satu-satunya pasangan pulsar di Bimasakti yang diketahui terkunci dalam sebuah sistem yang orbitnya sangat dekat. Bahkan seluruh sistem pulsar ini bisa masuk dalam Matahari … jadi bisa dibayangkan orbitnya yang sangat dekat satu sama lain.
Kedua pulsar tersebut ditemukan tahun 2003 dengan Teleskop Radio Parkes di Australia, dan sejak saat itu denyutan pulsar tersebut pun diamati secara terus menerus menggunakan beberapa teleskop, termasuk teleskop Lovell di Jodrell Bank dan Green Bank Telescope di Amerika Serikat. Pulsar ganda ini menciptakan kondisi ideal yang memungkinkan teori relativitas umum diuji karena semakin besar dan semakin dekat dua objek masif satu sama lain, efek relativistik yang terjadi juga semakin penting.
Pulsar ganda merupakan tempat terbaik untuk menguji relativitas umum karena memiliki medan gravitasi yang sangat kuat. Menurut prediksi Einstein, dalam medan yang sangat kuat tersebut, sumbu rotasi objek akan mengalami presesi dan berubah arahnya secara perlahan saat pulsar tersebut mengorbit pulsar pasangannya. Sayangnya, pulsar terlalu kecil dan juga terlalu jauh untuk dapat diamati gerakannya secara langsung. Namun, karena keduanya mengorbit setiap 145 menit, saat salah satu pulsar berpapasan dengan pulsar pasangannya, astronom akan langsung bisa mengukur arah dan putaran sumbu si pulsar itu. Kok bisa? Ternyata, pada saat berpapasan dengan pulsar pasangannya atau saat terjadi gerhana, area magnet yang ada di sekitarnya menghalangi gelombang radio yang dipancarkan dari pulsar pasangannya. Setelah pengamatan dilakukan selama empat tahun, bisa dilihat jika putaran sumbunya memang mengalami presesi seperti yang diprediksi Einstein.
Sumber : Jodrell Bank Observatory
bumi ‘kedatangan’ planet X .. kiamat kah ??
dont believe it ! or believe it ..?
who knows…