Sama seperti Matahari, bintang lainnya pun memiliki motor perputaran (spinning engine) yakni medan magnetnya. Bidang magnetik tersebut mirip dengan yang ada di batangan magnet, kecuali sisi utara dan selatannya akan terus berganti secara reguler. Untuk Matahari, pergantian tersebut terjadi setiap 11 tahun. Bagaimana dengan pertukaran magnet pada bintang lainnya ?
Selama ini belum ada yang bisa mengamati pergantian tersebut selain di Matahari. Kali ini, tim astrofisika internasional berhasil mengamati kejadian tersebut pada bintang selain Matahari, yakni di tau Bootis A yang sedang dalam proses pergantian kutub magnet utara dan selatan. Diperkirakan, proses di tau Bootis A lebih sering terjadi dibandingkan dengan di Matahari, karena spinning engine si bintang juga dipengaruhi oleh planet raksasa yang mengorbitnya pada jarak yang sangat dekat.
Bintang seperti Matahari tidaklah tenang dan tetap. Mereka memiliki berbagai macam engine kompleks yang memproduksi bidang magnetik yang mirip dengan bidang magnetik di magnet batang. Korona Matahari, yang sangat baik jika dilihat saat gerhana total, memberi visualisasi medan magnet sama seperti besi pada magnet batang. Engine yang memproduksi magnet pada bintang-bintang seperti Matahari (Solar like) disebut dinamo. Produksi medan magnet tersebut menggunakan spinning Matahari dan juga gerak seperti mendidihkan yang terjadi di bawah permukaannya. Magnet di Bumi juga dihasilkan oleh engine dinamo tersebut.
Properti yang penting dan juga menarik dari magnet Matahari adalah kemampuannya untuk bertukar kutub utara dan selatannya secara reguler setiap 11 tahun. Kejadian yang merupakan siklus magnet Matahari dan memengaruhi iklim Bumi ini sangat berpotensi untuk menyebabkan terjadinya jaman es kecil di abad ke-17. Nah, magnet di Bumi juga mengalami pertukaran namun tidak sering dan lebih tidak teratur.
Bintang mirip Matahari juga memiliki medan magnet dan magnetnya juga mengalami pertukaran secara reguler, namun sayangnya pengamatan terhadap kejadian ini masih sangat sulit. Pengamatan pertukaran medan magnet yang terjadi di tau Bootis A dapat diamati dari pendeteksian tak langsung. Dalam hal ini, cirinya adalah terjadinya perubahan kecerlangan yang terjadi pada warna yang spesifik. Nah, dengan melihat langsung bidang magnet pada bintang selain Matahari, tim astrofisika internasional yang dipimpin oleh J. Donati dan C. Moutou dari CNRS (Toulous dan Marseille) telah berhasil mengamati perubahan yang terjadi pada tau Bootis A menggunakan instrumen kembar ESPaDOnS2 di Canada-France-Hawaii Telescope (di Mauna Kea Hawaii) dan NARVAL di Telescope Bernard Lyot.
Tau Bootis A bisa dilihat dengan mata telanjang, dan memiliki temperatur yang lebih panas dan massa 20% lebih masif dari Matahari, terletak pada jarak 51 tahun cahaya dari Bumi. Yang membuat menarik adalah, tau Bootis A merupakan induk pangkalan dari planet raksasa yang mengorbit sangat dekat ke permukaan bintang. Planet tersebut bukan hanya sangat dekat, tetapi juga sangat masif sekitar 6,5 kali massa Jupiter. Planet tersebut juga mengorbit pada jarak hanya 1/20 jarak Bumi – Matahari. Hal ini membuat para astronom berpendapat bahwa planet yang ada di tau Bootis A memberi tekanan pada permukaan tau Bootis A untuk melakukan korotasi dengan gerak orbit planet melalui efek pasang surut (Efek yang sama yang menyebabkan Bulan berkorotasi dengan derak orbitnya untuk mengelilingi Bumi).
Keberhasilan Donati dan kolaboratornya menangkap kejadian pertukaran medan magnet di tau Bootis A bukanlah kebetulan. Mereka menemukan bahwa kejadian pertukaran ini terjadi lebih sering dibanding di Matahari. Nah, apakah keberadaan planet raksasa yang mengorbit juga ikut berpengaruh dalam proses perputaran tersebut? Hal inilah yang menjadi fokus Donati dkk dalam mempelajari perubahan medan magnet di tau Bootis A di masa mendatang.
Sumber : UH press release
Tulis Komentar