langitselatan
Beranda » Pesan Misterius dari Bintang Sekarat

Pesan Misterius dari Bintang Sekarat

Pada awal tahun ini, para astronom dikejutkan oleh peristiwa misterius yang terjadi 2.8 miliar tahun cahaya dari Bumi. 

Rangkaian foto ini menunjukkan cahaya supernova SN 2025kg yang meredup, lalu diikuti fast x-ray transient EP 250108a, semburan sinar-X yang dideteksi Einstein Probe (EP) pada awal tahun 2025. Kredit: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA.
Rangkaian foto ini menunjukkan cahaya supernova SN 2025kg yang meredup, lalu diikuti fast x-ray transient EP 250108a, semburan sinar-X yang dideteksi Einstein Probe (EP) pada awal tahun 2025. Kredit: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA.

Peristiwa itu adalah semburan sinar-X, yang dikenal sebagai fast X-ray transient (FXT). Semburan di awal tahun ini kemudian dinamai EP 250108a, diambil dari nama teleskop antariksa yang mendeteksinya: Einstein Probe (EP).

FXT biasanya penuh teka-teki dan jauh dari Bumi. FXT hanya berlangsung antara beberapa detik hingga jam sehingga para astronom yang mendeteksi EP 250108a sangat gembira ketika menemukannya. Tak lama kemudian, tim peneliti yang berasal dari berbagai negara bergabung untuk menyelidiki asal-usul semburan ini.

Dengan menggunakan berbagai alat pendeteksi di teleskop Gemini South dan Gemini North, mereka menyasar titik lokasi EP 250108a. Di sana mereka mendapati sisa-sisa supernova. Berdasarkan pengamatan menggunakan teleskop Southern Astrophysical Research (SOAR) di Chile, mereka juga menghitung massa bintang yang kematiannya menimbulkan EP 250108a sekitar 15 sampai 30 kali massa Matahari. 

Ketika suatu bintang runtuh karena gravitasinya sendiri, biasanya bintang itu akan menyemburkan partikel-partikel berenergi tinggi dan bergerak cepat menembus lapisan-lapisan luar bintang. Semburan ini disebut semburan sinar gamma (GRB). Para astronom menduga EP 250108a adalah GRB “gagal”. Menurut mereka, pancaran partikel berenergi tinggi itu tidak dapat menembus lapisan-lapisan luar bintang dan terperangkap di dalamnya. Karena pancaran yang terperangkap itu terus berinteraksi dengan lapisan-lapisan luar bintang, kecepatan pancaran pun menurun dan energinya berkurang ke tingkat energi sinar-X. Sinar-X inilah yang dideteksi Einstein Probe.

Penemuan ini penting karena dua hal. Pertama, astronom menjadi lebih yakin bahwa FXT dapat berasal dari ledakan bintang masif. Kedua, penemuan ini mendukung teori GRB dihasilkan dari pancaran yang berhasil menembus lapisan-lapisan luar bintang, sedangkan FXT dihasilkan dari pancaran terperangkap atau lemah. Penemuan ini telah menantang astronom untuk lebih memahami kelahiran dan kematian bintang masif. 

Fakta keren:


Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini