fbpx
langitselatan
Beranda » Saat Bintang Dijadikan Panekuk Oleh Lubang Hitam

Saat Bintang Dijadikan Panekuk Oleh Lubang Hitam

Bintang di langit tak selamanya akan tetap disana. Ia juga akan menjadi tua dan mati. Ada yang berakhir sebagai katai putih, lubang hitam atau supernova. Tapi ada juga bintang yang dipaksa mati sebelum waktunya. Kok bisa? Ada bintang yang hidupnya berjalan biasa saja sampai masa tua dan kemudian mati, namun ada juga bintang yang dalam hidupnya berani menempuh bahaya dan ternyata tak selamat dari bahaya tersebut. Bintang itu adalah mereka yang berani berdekatan dengan lubang hitam masif.

Lubang hitam masif di Bimasakti. Kredit gambar : IFA Hawaii

Nasib bintang-bintang yang berda terlalu dekat dengan lubang hitam masif ternyata jauh lebih hebat dari yang diduga sebelumnya. Mereka tidak saja hancur akibat gravitasi raksasa si lubang hitam, tapi proses yang berlangsung ternyata bisa memicu terjadinya ledakan nuklir yang akan mengoyaknya dari dalam. Sebagai tambahan, gelombang kejut yang terjadi dalam piringan bintang akan membawa sejumlah temperatur yang berada pada puncak panasnya keluar, sehingga bisa melahirkan tipe baru sinar X atau ledakan sinar gamma.

Sudah sejak lama diketahui kalau lubang hitam masif memang berkeliaran dalam inti galaksi dengan bobot jutaan Matahari dan akan siap mencabik bintang-bintang yang mendekatinya. Akibat adanya gaya pasang surut yang intens, gravitasi lubang hitam akan menarik bagian terdekat bintang darinya. Tarikan ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan bagi Bintang selama beberapa jam, sampai akhirnya bintang akan masuk dalam radius pasang surut. Tidak hanya itu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Matthieu Brassart dan Jean-Pierre Luminet dari Observatoire de Paris-Meudon, Prancis, kekuatan gaya pasang surut tersebut juga akan memicu terjadinya ledakan yang sangat kuat yang akan mengoyak bintang dari dalam. Saat-saat terakhir bintang yang bernasib malang itu berhasil mereka simulasikan saat ia terhisap masuk ke dalam bidang pasang surut itu.

Gambaran kehancuran bintang akibat gaya pasang surut lubang hitam masif. Copyright J.-P. Luminet

Ketika sebuah bintang berada cukup dekat dengan lubang hitam, keberadaan gaya pasang surut dari lubang hitam akan memipihkan bintang tersebut seperti sebuah panekuk. Bintang yang memipih ini, kerapatannya akan semakin tinggi dan temperatur di dalamnya cukup untuk memicu terjadinya reaksi nuklir yang akan mengoyaknya. Penelitian lain juga mengatakan kalau prosesnya akan lebih kompleks karena gelombang kejut yang dihasilkan selama proses pemipihan dan tidak akan ada ledakan nuklir yang terjadi.

Simulasi terbaru berhasil menyelidiki efek gelombang kejut dan memperlihatkan efeknya secara detail. Ternyata gelombang kejut itu membantu terjadinya ledakan nuklir yang akan menghancurkan bintang. Bahkan ledakan yang terjadi cukup kuat untuk menghamburkan materi bintang jauh keluar jangkauan si lubang hitam.

Kembang Api Bintang
Sobeknya gaya pasang surut bintang oleh lubang hitam mungkin sudah berhasil diamati oleh Teleksop sinar X seperti GALEX, XMM dan Chandra, meskipun sudah pada tahap akhir yakni beberapa bulan setelah kejadian itu merobek Bintang. Pada tahap ini materi bintang akan mulai berputar ke dalam lubang hitam, mengalami pemanasan dan melepaskan cahaya ultraviolet dan sinar X. Tapi jika bintang panekuk ini sungguh meledak, mereka tentu akan memberikan kesempatan pada pengamat untuk bisa mengamatinya pada tahap yang lebih awal. Nah observasi lanjutan seperti Large Synoptic Survey Telescope (LSST) yang mendeteksi sejumlah besar supernova tentu akan bisa mendeteksi ledakan tersebut.

Yang menarik, sepertinya ledakan nuklir bukan satu-satunya bahaya yang dihadapi si bintang mati ini. Hasil perhitungan Brassart dan Luminet juga menunjukan kalau gelombang kejut di dalam bintang yang sudah pipih itu akan membawa dalam waktu singkat (0,1 detik) )akan memiliki temperatur yang sangat tinggi ( > 10 milyar ) keluar dari pusat Bintang. Akibatnya, akan lahir tipe baru dari sinar X atau ledakan sinar gamma, yang akan segera jadi saksi kehancuran bintang saat ia meniliki panas yang cukup.

Laju kejadian bintang panekuk ini diperkirakan sekitar 1 : 10000 kejadian di tiap galaksi. Di dalam setiap galaksi terdapat lubang hitam masif di pusatnya termasuk di Bimasakti. Selain itu alam semesta juga cukup transparan untuk sinar X yang besar dan untuk radiasi gamma, sehingga tentunya akan ada beberapa kejadian bintang hancur di dekat lubang hitam yang bisa diamati tiap tahunnya.

Sumber : Science Daily dan Jurnal A&A

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

4 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • gue pikir yg menciptakan jagat raya itu adalah manusia sendiri, dgn melakukan eksperimen itu. tapi manusia tidak sadar telah menciptakan jagat raya trsbt karena tidak berada dlm jagat raya yg telah dibuat. jadi yg mengetahui itu hanya makhluk yg berada dlm jagat raya itu. itupun kalo tau karena mereka seperti kita jg.

  • LHC yang menghasilkan 1000 kali panas Matahari berarti memungkinkan terciptanya lubang hitam masif.dan semakin masif ketika mendapat mangsa sekelilingnya. bumi yang pertama tentunya. Apa matahari kita pun juga bisa juga mati sebelum waktunya dan menjadi panekuk jika itu terjadi?