fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan September 2021

Fenomena Langit Bulan September 2021

Saatnya kita merayakan ekuinok ketika Matahari di ekuator. Selain itu, ada papasan planet dan Bulan serta hujan meteor minor untuk diamati.

Suar Matahari yang dipotret oleh Wijaya Sukwanto dari Medan pada tanggal 21 Agustus 2021. Kredit: Wijaya Sukwanto
Suar Matahari yang dipotret oleh Wijaya Sukwanto dari Medan pada tanggal 21 Agustus 2021. Kredit: Wijaya Sukwanto

Planet

Merkurius. Planet terdekat dengan Matahari ini tampak sepanjang bulan September di rasi Virgo, setelah Matahari terbenam. Planet Merkurius tampak menanjak naik setiap harinya sampai pertengahan September saat berada pada elongasi timur terbesarnya. Setelah itu, Merkurius perlahan turun mengejar Matahari di ufuk barat. Selain berada pada titik tertinggi di ufuk barat, Merkurius juga akan berpapasan dengan bintang terang Spica pada pertengahan September.

Venus. Si Bintang Kejora akan menemani Merkurius tampak di langit senja selama bulan September. Di awal bulan September, Venus yang terus menanjak naik setiap harinya di ufuk barat akan berpapasan dengan Spica dan Bulan. Venus bisa diamati di rasi Virgo sampai pertengahan September dan akhir bulan, Venus sudah berada di rasi Libra. 

Jupiter & Saturnus. Duo planet raksasa ini masih menemani pengamat sampai jelang fajar menyingsing. Setelah Matahari terbenam, Jupiter dan Saturnus sudah tampak di ufuk timur dan terus bergerak ke arah barat sampai keduanya terbenam jelang fajar. Pada pertengahan September, duo jovian ini akan berpapasan dengan Bulan secara bergantian. Selama bulan September, Jupiter dan Saturnus bisa diamati di rasi Capricornus. 

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut. Uranus bisa diamati jelang tengah malam di rasi Aries sedangkan Neptunus di rasi Aquarius, tampak sejak Matahari terbenam sampai saat fajar menyingsing. Planet es ini akan mencapai oposisi pada pertengahan September dan jadi waktu terbaik untuk diamati. 

Bulan

Fase Bulan September 2021. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

7 September. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

11 September. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 368.461 km.

13 September. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

20 September. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

26 September.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 404.640 km

29 September. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

Hujan Meteor

1 September – Hujan Meteor Aurigid

Hujan meteor Aurigid 1 September pukul 03:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Aurigid 1 September pukul 03:00 WIB. Kredit: Stellarium

Dimulai tanggal 28 Agustus – 5 September, hujan meteor Aurigid yang berasal dari pecahan komet  Kiess (C/1911 N1) akan mencapai puncak pada tanggal 1 September. Hujan meteor ini tampak datang dari rasi Auriga yang terbit pukul 01:31 WIB.  Bagi pengamat yang arah horisonnya terhalang pohon atau bangunan, pengamatan bisa dilakukan sekitar pukul 03:00 WIB dini hari saat rasi Auriga sudah lebih tinggi di ufuk timur.  

Saat maksimum, pengamat bisa melihat 5 meteor per jam. Untuk tahun 2021, kehadiran Bulan sabit yang terbit pukul 00:07 WIB akan jadi cahaya alami yang bisa mempengaruhi pengamatan untuk menemukan meteor.

Baca juga:  Aktivitas Vulkanik di 55 Cancri e

9 September – Hujan Meteor Epsilon Perseid

Hujan meteor Epsilon Perseid 9 September pukul 00:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Epsilon Perseid 9 September pukul 00:00 WIB. Kredit: Stellarium

Dimulai tanggal 5 – 21 September, hujan meteor epsilon Perseid yang juga berasal dari debu komet Swift-Tuttle tersebut akan mencapai puncak tanggal 9 September. Hujan meteor ini tampak datang dari rasi Perseus dan saat puncak menghasilkan 5 setiap jam yang bergerak dengan kecepatan 64 km/jam.

Rasi Perseus terbit pukul 22:00 dan hujan meteor epsilon Perseid bisa diamati sejak rasi Perseid yang merupakan radian hujan meteor ini berada di atas horison timur. Pengamat bisa mulai berburu epsilon Perseid mulai pukul 23:00 sampai jelang fajar menyingsing. Saat terbaik untuk mengamati hujan meteor epsilon Perseid adalah pukul 04:00 WIB saat titik radiannya mencapai titik tertinggi di langit.

Bulan yang baru memasuki fase Bulan baru tidak akan jadi sumber polusi cahaya.

Peristiwa

5 September — Venus — Spica

Pasangan Venus dan Spica tanggal 5 September 2021 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Venus dan Spica tanggal 5 September 2021 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Venus berpasangan dengan Spica a.k.a alpha Virgo di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Keduanya hanya terpisah 1,6º dan berada pada ketinggian lebih dari 30º saat Matahari terbenam. Pasangan ini bisa diamati sampai keduanya terbenam pukul 20:21 WIB.

10 September — Bulan — Venus

Pasangan Bulan dan Venus tanggal 10 September 2021 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Venus tanggal 10 September 2021 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan sabit berpasangan dengan Venus di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Bulan berada 4º di utara Venus dan keduanya berada pada ketinggian 34º saat Matahari terbenam. Pasangan Bulan dan Venus bisa diamati sampai pukul 20:24 WIB saat Venus terbenam dan disusul Bulan pada pukul 20:48 WIB. 

14 September — Elongasi Timur Maksimum Merkurius

Merkurius saat elongasi timur maksimum pada tanggal 14 September setelah Matahari terbenam. Kredit: Stellarium
Merkurius saat elongasi timur maksimum pada tanggal 14 September setelah Matahari terbenam. Kredit: Stellarium

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Timur maksimum yang dicapai Merkurius 26,8º. Artinya, Merkurius akan berada 26,8º di arah barat Matahari. Merkurius yang berada di rasi Virgo bisa diamati dengan kecerlangan 0,2 magnitudo setelah Matahari terbenam sampai pukul 19:23 WIB.

14 September – Oposisi Neptunus

Konfigurasi Oposisi Planet Neptunus. Kredit: langitselatan
Konfigurasi Oposisi Planet Neptunus. Kredit: langitselatan

Tidak mudah untuk mengamati planet es biru ini. Tanggal 14 September menandai posisi terdekatnya dengan Bumi. Saat oposisi Neptunus sedang berada pada jarak 28,92 AU di rasi Aquarius dengan kecerlangan 7,8 magnitudo. Untuk bisa melihat planet es ini, siapkan teleskop dan jangan kecewa jika menemukan Neptunus hanya titik biru di teleskop anda. Saat oposisi, Neptunus tampak sedikit lebih besar dengan diameter piringan 2,4 detik busur.

Bagi pengamat di Bumi, Neptunus bisa diamati dengan teleskop sejak Matahari terbenam sampai fajar. 

17 September — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 17 September 2021 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 17 September 2021 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan dan Saturnus berpasangan sejak Matahari terbenam sampai jelang fajar menyingsing. Saat Matahari terbenam, Bulan dan Saturnus berada pada ketinggian 48º di atas horison timur. Bulan berada 3,7º di selatan Saturnus dan keduanya akan berada pada titik tertinggi di langit pada pukul 20:44 WIB dengan ketinggian 77º. Keduanya bisa diamati sampai jelang fajar saat Bulan dan Saturnus perlahan menuju ufuk barat dan terbenam. Bulan terbenam lebih dahulu pukul 02:40 WIB disusul Saturnus pukul 02:54 WIB. 

18 September — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 18 September 2021 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 18 September 2021 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Sehari kemudian, giliran Bulan dan Jupiter yang berpasangan dan hanya terpisah 3,9º. Pasangan Bulan dan Jupiter bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai jelang fajar menyingsing. Jupiter dan Bulan bisa diamati pada ketinggian 33º di atas horison timur saat keduanya muncul dari balik pendar senja. Pasangan ini akan mencapai ketinggian maksimum 82º pada pukul 21:44 WIB dan terbenam beriringan didahului Bulan pada pukul 03:34 WIB disusul Jupiter 20 menit kemudian. 

21 September — Merkurius — Spica

Pasangan Merkurius dan Spica tanggal 21 September 2021 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Merkurius dan Spica tanggal 21 September 2021 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Merkurius berpasangan dengan Spica a.k.a alpha Virgo di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Keduanya hanya terpisah 1,4º dan berada pada ketinggian lebih dari 30º saat Matahari terbenam. Pasangan ini bisa diamati sampai keduanya terbenam beriringan di ufuk barat. Merkurius terbenam lebih dahulu pada pukul 19:15 WIB disusul Spica 3 menit kemudian.

Baca juga:  LEAP: Sepinya Alam Semesta (Jika Sendiri)

23 September – Ekuinoks

Ekuinok, Solstis dan 4 musim yang terjadi di Bumi. Kredit: langitselatan
Ekuinok, Solstis dan 4 musim yang terjadi di Bumi. Kredit: langitselatan

Matahari berada di ekuinoks atau di atas garis khatulistiwa. Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam. Bagi masyarakat di belahan bumi utara, tanggal 22 September merupakan Ekuinoks Musim Gugur atau titik balik musim gugur yang menandai awal musim gugur. Sebaliknya di belahan Bumi selatan, ekuinoks di bulan September merupakan vernal ekuinoks atau ekuinoks musim semi yang menandai awal musim semi.

Ekuinok Musim gugur (Utara) atau ekuinok musim semi (selatan) atau kita sebut juga ekuinok september akan terjadi tanggal 22 September pukul: 02:21 WIB, ketika Matahari berada di rasi Virgo.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Awal September menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati jelang tengah malam membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.  

Setelah Matahari terbenam, ada Canopus di rasi Carina, Sirius di rasi Canis Major, Procyon di rasi Canis Minor, Pollux dan Castor di Gemini, yang bisa diamati sampai jelang tengah malam. Selain itu, ada Regulus di rasi Leo, Spica di Virgo, Crux, Rigel Kentaurus di Centaurus,  Arcturus di rasi Bootes, Antares di Scorpius, dan Vega di rasi Lyra yang bisa diamati sepanjang malam sampai jelang fajar.

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

Peta Bintang 1 September 2021

Peta Bintang 15 September 2021

Kampanye Langit Gelap

1 — 7 September & 27 — 30 September — Kampanye Globe At Night

Di bulan September, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 1 – 7 September dan 27 – 30 September.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye bulan September, para pengamat di belahan utara diajak mengamati rasi Cygnus pada tanggal tanggal 1 – 7 September dan rasi Pegasus tanggal 27 -30 September. Sementara itu untuk pengamat di belahan selatan mengamati rasi Sagittarius di bulan September . Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini