fbpx
langitselatan
Beranda » Penampakan Super si Bintang Maharaksasa

Penampakan Super si Bintang Maharaksasa

Bukan hanya planet seperti Bumi yang punya atmosfer. Bintang juga punya! Untuk itu para astronom melakukan pemetaan atmosfer bintang maharaksasa merah.

Ilustrasi atmosfer Antares. Kredit: NRAO/AUI/NSF, S. Dagnello
Ilustrasi atmosfer Antares. Kredit: NRAO/AUI/NSF, S. Dagnello

Untuk pertama kalinya, para astronom berhasil memetakan dengan detil atmosfer sebuah bintang selain Matahari. Jangan lupa bahwa Matahari juga sebuah bintang yang lokasinya paling dekat dengan Bumi. Atmosfer Matahari sudah dipelajari sejak dahulu dan saat ini kita sedang mengirim wahana PARKER untuk lebih memahami lapisan atmosfer terluarnya.

Yang paling kita kenal tentu saja atmosfer Bumi.

Atmosfer Bumi memiliki beberapa lapisan, dan masing-masing lapisan punya sifat yang berbeda. Kita hidup pada lapisan terendah yakni troposfer. Di toposfer, hampir semua aktivitas cuaca terjadi. Selain itu, sebagian besar awan ada di lapisan ini. Semakin tinggi kita pergi, semakin sedikit pula udara yang tersedia untuk bernafas dan secara berangsur-angsur, atmosfer Bumi terlepas ke angkasa luar.

Tetangga Maharaksasa

Red supergiant stars, like Antares and its more well-known cousin Betelgeuse, are huge, relatively cold stars at the end of their lifetime. They are on their way to run out of fuel, collapse, and become supernovae. Through their vast stellar winds, they launch heavy elements into space, thereby playing an important role in providing the essential building blocks for life in the universe.
But it is a mystery how these enormous winds are launched. A detailed study of the atmosphere of Antares, the closest supergiant star to Earth, provides a crucial step towards an answer.

Meskipun kita sudah banyak memahami tentang atmosfer Bumi, tidak demikian dengan atmosfer bintang. Masih banyak rahasia atmosfer bintang yang belum terpecahkan.

Untuk memahami atmosfer bintang lain, apalagi yang tipenya beda dari Matahari, tentu kita tidak bisa mengunjungi bintang tersebut. Satu-satunya cara adalah lewat pengamatan. Yang diamati adalah bintang Antares, bintang maharaksasa merah terdekat dari Bumi.

Bintang maharaksasa merah adalah tipe bintang raksasa di Alam Semesta yang lebih dingin dibanding bintang lainnya. Bintang maharaksasa merah adalah bintang tua yang hampir kehabisan bahan bakar dan sedang menuju tahap supernova atau ledakan bintang untuk mengakhiri hidupnya. Angin bintang yang kencang membawa serta elemen berat ke angkasa luar. Elemen – elemen inilah yang jadi bahan dasar pembentukan kehidupan di Alam Semesta. Bagaimana angin kencang itu terbentuk masih jadi misteri.

Tampak Dekat

Lapisan terdekat dengan bintang adalah toposfer. Pada lapisan ini energi bintang dilepaskan dalam bentuk cahaya. Lapisan berikutnya adalah kromosfer yang dipanaskan medan magnetik dan gelombang kejut yang terbentuk oleh gelembung gas di permukaan bintang. Ini adalah cara bintang membawa panas ke lapisan atmosfer terluar bintang dan ke angkasa luar.

Baca juga:  Aksi Fotografer Antariksa: Astronaut vs Satelit

Ketika dilihat pada cahaya tampak, Antares memiliki ukuran yang sangat besar yakni sekitar 700 kali ukuran Matahari. Jika ditempatkan di Tata Surya, saking besarnya, Antares bisa sampai melewati lokasi Mars. Tapi, ketika para astronom mempelajari dengan gelombang radio, ternyata bintang maharaksasa merah tersebut lebih besar lagi.

Hasil penelitian terbaru memperlihatkan kalau lapisan atmosfer bintang maharaksasa merah Antares 12 kali lebih besar dari jejari bintang tersebut.

Dari pengukuran temperatur gas dan plasma, para astronom menemukan bahwa atmosfer Antares tidak sepanas yang diduga sebelumnya. Terutama pada lapisan kromosfer yang suhu terpanasnya hanya 3500ºC. Jika dibandingkan bintang lainnya, Antares justru masuk kategori suam suam kuku. Sebagai perbandingan, lapisan kromosfer Matahari yang suhunya hampir 20.000ºC.

Penemuan terbaru ini juga memperlihatkan kalau atmosfer Antares merentang sangat jauh ke luar angkasa. Lebih jauh dari yang diduga sebelumnya. Salah satunya adalah lapisan kromosfer yang merentang sampai 2,5 kali jejari Antares. Akan tetapi, para astronom masih harus terus mempelajari Antares untuk memahami setiap layar atmosfer bintang.

Penemuan ini bisa terlaksana lewat pengamatan teleskop radio seperti ALMA dan VLA.

Fakta keren:

Antares adalah salah satu bintang terang dan besar yang tampak dengan mata tanpa alat di malam hari. Yang tidak tampak oleh mata adalah bintang pasangan yang lebih kecil. Jadi, Antares adalah bintang ganda. Dalam sistem bintang ganda, Antares dan bintang pasangannya akan saling mengitari satu sama lainnya.

[divider_line]

Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini