fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Februari 2020

Fenomena Langit Bulan Februari 2020

Nikmati kehadiran planet kala fajar dan senja di bulan Februari. Ada Mars, Jupiter, Saturnus kala fajar dan Merkurius dan Venus setelah Matahari terbenam.

Sabuk Orion dari Dayang Resort. Dipotret saat Star Party. Kredit: Alif Husnul Fikri
Sabuk Orion dari Dayang Resort. Dipotret saat Star Party. Kredit: Alif Husnul Fikri

Planet

Merkurius & Venus. Duo planet terdekat ini bisa diamati setelah Matahari terbenam. Sampai pertengahan Februari, planet Merkurius sedang menanjak naik dari rasi Capricornus ke Aquarius menuju titik tertingginya di ufuk barat sebelum kemudian menghilang di balik cahaya Matahari. Sementara itu Venus bisa diamati selama bulan Februari melanglang dari Pisces ke Aquarius. Si bintang kejora ini akan bertemu Bulan di penghujung Februari.

Mars, Jupiter, & Saturnus. Ketiga planet bisa diamati sepanjang bulan Februari meski di awal Februari, Saturnus masih cukup rendah di ufuk timur.  Mars akan tampak turun menuju ufuk timur dari Ophiuchus ke Sagittarius menemui Jupiter dan Saturnus yang berada di rasi pemanah tersebut di sepanang Februari. Jelang penghujung Februari, Bulan akan berpapasan dengan ketiga planet secara bergantian.

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut. Selama bulan Februari, Uranus dan Neptunus bisa diamati setelah Matahari terbenam. Uranus bisa diamati sampai jelang tengah malam di awal Februari dan terus bergeser ke pukul 21:00 WIB. Neptunus juga demikian. Planet is ini bisa diamati sampai pukul 20:21 WIb saat awal Februari, dan terus bergeser ke pukul 18:34WIB di akhir Februari. Uranus bisa ditemukan di Aries, sedangkan Neptunus di rasi Aquarius.

Bulan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

Fase Bulan selama Februari 2020. Kredit: Fajar Ariadi / langitselatan
Fase Bulan selama Februari 2020. Kredit: Fajar Ariadi / langitselatan

2 Februari. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

9 Februari. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

11 Februari. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 360.461 km.

16 Februari. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

23 Februari. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

26 Februari.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 406.278 km

Hujan Meteor

8 – 9 Februari – Hujan Meteor alpha Centaurid

Hujan meteor minor alpha Centaurid pada tanggal 9 Februari pukul 01:00 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan meteor minor alpha Centaurid pada tanggal 9 Februari pukul 01:00 WIB. Kredit: Star Walk

Di bulan Februari, ada hujan meteor minor yang bisa diamati. Hujan meteor alpha Centaurid yang akan tampak datang dari rasi Centaurus. Hujan meteor ini berlangsung dari 28 Januari – 21 Februari, dengan laju maksimum terjadi tanggal 9 Februari pukul 02:00 WIB. Saat puncak, pengamat bisa melihat 6-7 meteor per jam dan bergerak dengan kecepatan 58 km/detik.

Baca juga:  Planet Jupiter dalam Cahaya Inframerah

Hujan meteor alpha Centaurid bisa diamati mulai pukul 21:47 saat rasi Centaurus terbit di timur, dan bisa diamati sampai jelang fajar. Alpha Centaurid mencapai titik kulminasi jelang pukul 05:00 WIB.

Bulan jelang purnama dengan 98% piringan yang terang di sepanjang malam akan menjadi polusi cahaya utama yang mengganggu perburuan meteor yang hanya 7 per jam ini.

14 Februari – Hujan Meteor Theta Centaurid

Hujan meteor minor theta Centaurid pada tanggal 14 Februari pukul 01:00 WIB. Kredit: Star Walk
Selain hujan meteor alpha Centaurid, hujan meteor minor lainnya juga tampak datang dari rasi yang sama yakni rasi Centaurus. Hujan meteor theta Centaurid yang berlangsung. Hujan meteor ini berlangsung dari 23 Januari – 12 Maret, dengan laju maksimum terjadi tanggal 14 Februari. Saat puncak, pengamat bisa melihat 4 meteor per jam dan bergerak dengan kecepatan 66 km/detik.

Hujan meteor alpha Centaurid bisa diamati mulai pukul 22:00 saat rasi Centaurus terbit di timur, dan bisa diamati sampai jelang fajar. Bulan cembung besar yang terang di akan menjadi polusi cahaya utama yang mengganggu perburuan meteor yang hanya 4 meteor per jam ini.

Peristiwa

10 Februari — Elongasi Timur Maksimum Merkurius

Elongasi TImur terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan
Elongasi Timur terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Timur maksimum yang dicapai Merkurius 18,2º. Artinya, Merkurius akan berada 18,2 di arah barat Matahari. Merkurius yang berada di rasi Aquarius bisa diamati dengan kecerlangan -0,5 magnitudo setelah Matahari terbenam sampai pukul 19:15 WIB.

19 Februari — Bulan — Mars

Pasangan Bulan sabit dan Mars pada tanggal 19 Februari pukul 03:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan sabit dan Mars pada tanggal 19 Februari pukul 03:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis dan Mars berpapasan dekat dengan jarak 0,75º. Mars terbit terlebih dahulu pada pukul 01:50 WIB disusul Bulan pada pukul 02:05 WIB.  Bulan dan Mars bisa diamati sampai keduanya mencapai ketinggian 51º sebelum menghilang di balik cahaya fajar pada pukul 05:54 WIB.

20 Februari — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan sabit dan Jupiter pada tanggal 20 Februari pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan sabit dan Jupiter pada tanggal 20 Februari pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis dan Jupiter tampak berpasangan di ufuk timur sejak keduanya terbit. Jupiter terlebih dahulu pada pukul 02:56 WIB disusul Bulan 2 menit kemudian. Keduanya hanya terpisah 0,9° dan mencapai ketinggian 37º di atas horison sebelum menghilang di balik cahaya Matahari.

21 Februari — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan sabit dan Saturnus pada tanggal 21 Februari pukul 04:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan sabit dan Saturnus pada tanggal 21 Februari pukul 04:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis dan Saturnus tampak berpasangan di ufuk timur sejak keduanya terbit. Saturnus terlebih dahulu pada pukul 03:34 WIB disusul Bulan 14 menit kemudian pada pukul 03:51 WIB. Keduanya hanya terpisah 1,8° dan mencapai ketinggian 29º di atas horison sebelum menghilang di balik cahaya Matahari.

26 Februari — Konjungsi Inferior Merkurius

Konjungsi Inferior Merkurius. Kredit: langitselatan
Konjungsi Inferior Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius berada sejajar di antara Matahari dan Bumi dan terpisah 3,7° dari Matahari. Pada posisi ini, Merkurius berada pada papasan terdekatnya dengan Bumi dengan jarak 0,64 AU. Karena itu Merkurius tidak akan tampak bagi pengamat karena planet terdekat Matahari ini terbit dan terbenam hampir bersamaan dengan Matahari. Jika bisa diamati, maka piringan Merkurius akan tampak lebih besar dengan diameter 10,6”.

Baca juga:  Kepler-16b, Dua Senja di Satu Planet

Peristiwa konjungsi inferior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala senja dan mulai bertransisi untuk hadir kala fajar dalam beberapa minggu lagi.

27 Februari — Bulan — Venus

Pasangan Bulan sabit dan Venus pada tanggal 27 Februari pukul 19:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan sabit dan Venus pada tanggal 27 Februari pukul 19:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis dan Venus akan berpapasan dekat dengan jarak 6,25º di rasi Pisces setelah Matahari terbenam. Keduanya tampak 33º di atas horison barat dan perlahan menuju ufuk untuk terbenam 2 jam 33 menit setelah Matahari terbenam. Venus terbenam terlebih dahulu pada pukul 20:39 WIB disusul Bulan pada pukul 20:46 WIB.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Akhir Februari menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati mulai tengah malam membentang dari Tenggara ke Barat Laut.

Setelah Matahari terbenam, ada Canopus di rasi Carina, Sirius di rasi Canis Major, Procyon di rasi Canis Minor, Aldebaran di rasi Taurus, Archenar di rasi Eridanus, Rigel dan Betelgeuse di Orion, Capella di rasi Auriga, serta Pollux dan Castor di rasi Gemini yang bisa diamati sampai jelang tengah malam.

Mulai tengah malam ada Crux, Rigel Kentaurus di Centaurus,  Arcturus di rasi Bootes, Spica di Virgo, dan Regulus di rasi Leo, yang bisa diamati. Jelang fajar ada Antares di Scorpius dan Vega di rasi Lyra.

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.

Peta Bintang 1 Februari 2020

Peta Bintang 15 Februari 2020

Kampanye Langit Gelap

14 — 23 Februari — Kampanye Globe At Night

Di bulan Februari, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 14 – 23 Februari.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye bulan Februari, para pengamat di belahan utara bisa mengamati rasi Gemini dan Orion sementara pengamat di belahan selatan diajak untuk mengamati Orion dan Canis Mayor. Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini