fbpx
langitselatan
Beranda » Apakah Bumi Itu Istimewa?

Apakah Bumi Itu Istimewa?

Dalam penemuan yang menarik baru-baru ini, uap air telah ditemukan di atmosfer planet asing bernama K2-18b.

Ilustrasi planet K2-18b, dengan bintang induknya tampak di latar belakang. Kredit: ESA/Hubble, M. Kornmesser.
Ilustrasi planet K2-18b, dengan bintang induknya tampak di latar belakang. Kredit: ESA/Hubble, M. Kornmesser.

Karena K2-18b adalah planet di luar Tata Surya kita, planet ini disebut eksoplanet.

Para peneliti dari University College London menggunakan Teleskop Hubble untuk mengintip isi atmosfer planet K2-18b. Mereka menemukan tanda-tanda kuat adanya uap air, hidrogen, dan helium di atmosfer planet itu.

Penemuan ini menggugah karena terdapat unsur-unsur yang sama seperti yang kita jumpai di Bumi. Dan yang paling penting adalah penemuan air cair membantu astronom menyelidiki apakah air lazim ditemukan di penjuru alam semesta. Dengan kata lain, apakah Bumi itu istimewa?

K2-18b memiliki air karena planet itu mengorbit bintang induknya pada jarak tepat yang memungkinkan air dapat berwujud cair. Seumpama planet itu terlalu dekat dengan bintangnya, air akan menguap, tapi akan membeku bila planet itu terlampau jauh dari bintangnya.

Meskipun planet ini memiliki air di atmosfernya, K2-18b sepertinya bukan tempat yang ingin kautinggali. Planet tersebut lebih berat, memiliki atmosfer yang berbeda, dan mengitari bintang katai merah. Mungkin berbeda dengan yang kaukira, bintang-bintang biru jauh lebih panas daripada bintang-bintang merah.

Bintang merah bahkan merupakan bintang terdingin! Bintang-bintang katai merah terkecil ini merupakan bintang yang paling lazim dijumpai di Galaksi Bimasakti kita. Eksoplanet K2-18b mungkin lebih berbahaya daripada Bumi dan sepertinya terpapar radiasi yang lebih membahayakan.

Fakta menarik

Massa planet K2-18b delapan kali massa Bumi! Itu sebabnya kita menyebut planet ini “Bumi super.


Artikel Space Scoop ini berdasarkan Siaran Pers dari University College London dan ESA/Hubble.

Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Baca juga:  Misteri Kehidupan Sesudah Mati Si Bintang Raksasa
Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini