fbpx
langitselatan
Beranda » Gerhana Matahari di Mars oleh Phobos & Deimos

Gerhana Matahari di Mars oleh Phobos & Deimos

Jika kamu tinggal di Mars, maka kamu bisa menyaksikan dua gerhana Matahari dari dua satellit berbeda di planet merah itu, seperti yang disaksikan Curiosity.

Gerhana Matahari Cincin oleh Phobos (kiri) dan Transit Deimos (kanan). Kredit: Curiosity / NASA
Gerhana Matahari Cincin oleh Phobos (kiri) dan Transit Deimos (kanan). Kredit: Curiosity / NASA

Peistiwa gerhana Matahari selalu menarik untuk kita di Bumi. Tentu masih segar dalam ingatan bagaimana peristiwa gerhana matahari total 2016 lampau. Dan tahun ini, kita di Indonesia berkesempatan menyaksikan gerhana matahari cincin. Peristiwa yang bisa menghadirkan kegelapan di Bumi atau setidaknya meredupkan cahaya Matahari jadi seperti senja ini tentu saja menarik.

Bagaimana dengan Mars planet tetangga yang sedang ditargetkan sebagai lokasi pendaratan misi berawak setelah Bulan?

Sama seperti di Bumi, jika kita berada di Mars, fenomena langit menarik seperti gerhana juga bisa disaksikan. Tapi, tentu saja ada perbedaan dengan Bumi. Kalau di Bumi, gerhana Matahari yang bisa dilihat ada gerhana sebagian, cincin, dan total, maka di Mars tidak demikian.

Pengamat di Mras tidak akan pernah bisa melihat gerhana matahari total karena bulan atau satelit yang mengitari planet itu tidak pernah bisa menutupi seluruh piringan Matahari. Paling beruntung adalah gerhana matahari cincin yang meredupkan suasana siang di Mars.

Mars yang memiliki dua buah satelit tentunya menghadirkan dua gerhana berbeda bagi para pengamat di planet tersebut. Meskipun kita belum menemukan kehidupan di Mars, dan kita pun belum bisa mengunjungi planet tersebut, ada robot-robot penjelajah yang jadi mata manusia di Mars dan mengirimkan hasil pengamatan gerhana matahari yang mereka saksikan. Di antaranya adalah Spirit, Opportunity, dan Curiosity.

Kali ini, foto gerhana itu dikirim oleh wahana Curiosity yang masih aktif meneliti di Mars. Wahana yang satu ini bisa aman melihat Matahari karena ia membawa serta kacamata gerhana, yakni filter Matahari yang dipasang pada Mast Camera (MastCam).

Dengan kacamata inilah Curisoty bisa mengamati gerhana matahari yang disebabkan oleh Phobos dan Deimos dengan Mars. Inilah uniknya Mars, gerhana Matahari di planet merah tersebut disebabkan oleh dua satelit yang mengitarinya. Di Bumi, kita sudah cukup puas dengan Bulan.

Phobos & Deimos

Phobos dan Deimos yang dipotret oleh Mars Reconnaissance Orbiter. Kredit: NASA
Phobos dan Deimos yang dipotret oleh Mars Reconnaissance Orbiter. Kredit: NASA

Pelaku yang transit atau melintasi permukaan Matahari di Mars adalah Phobos dan Deimos. Dalam mitologi Yunani. keduanya adalah Dewa yang juga putra dari Ares (Mars) dan Aphrodite (Venus). Dewa Phobos merupakan persnifikasi ketakutan, sementara Deimos, saudaranya, merupakan personifikasi dari teror atau kengerian. Kedua satelit ini ditemukan pada tahun 1877 oleh Asaph Hall III, seorang astronom asal Amerika.

Deimos ditemukan terlebih dahulu pada tanggal 12 Agustus 1877 dan disusul Phobos pada tanggal 18 Agustus. Dari urutan orbit, Phobos merupakan satelit paling dekat Mars dengan jarak 9376 km dari planet tersebut dengan diameter 26 km. Deimos berada lebih jauh yakni 23.463 km dan diameter rata-ratanya 16 km. Kedua satelit ini bentuknya tidak beraturan karena massa keduanya yang sangat kecil. Massa yang kecil, tentu berimbas pada gravitasi yang juga kecil sehingga tidak cukup untuk membuat satelit ini berbentuk bulat.

Baca juga:  Mars Tidak Akan Tampak Sebesar Bulan!

Bagi pengamat di Mars, Phobos memang tampak cukup besar mesti tidak sebesar dan seterang bulan purnama. Phobos tampak lebih kecil dibanding saat di zenit. Ketika di zenit, Phobos tampak lebih besar dengan ukuran 1/3 ukuran Bulan Purnama. Phobos yang berada paling dekat hanya butuh 7 jam 39,2 menit untuk mengitari Mars, jauh lebih cepat satu hari Mars atau waktu yang dibutuhkan Mars untuk berotasi yakni 1,025 hari atau 24 jam 37 menit 22 detik.

Bagi para penjelajah di Mars yang saat ini menetap di sana, Phobos selalu tampak terbit di barat dan terbenam di timur, dan satelit ini hanya tampak di langit Mars kurang dari 6 jam. Dengan demikian, dalam sehari phobos bisa tampak 2 kali terbit di Mars. Menariknya, pengamat pada lintang tinggi yang lebih besar dar 70,4º tidak akan bisa melihat Phobos berada di atas horison.

Deimos yang lebih jauh dari Phobos justru hanya tampak seperti planet di langit Mars, jika dilihat dengan mata tanpa alat. Saat purnama, Deimos akan tampak seterang Venus, sedangkan saat perbani, satelit ini hanya seterang bintang Vega.

Kalau Phobos butuh waktu beberapa jam untuk mengitari Mars, tidak demikian dengan Deimos. Satelit kecil yang terbit di timur dan terbenam di barat ini butuh waktu lebih panjang dari satu hari Mars untuk berevolusi, yakni 30,3 jam. Sama halnya dengan Phobos, Deimos juga tidak tampak bagi pengamat lintang tinggi yang berada pada area lebih tinggi dari 82,7º. Tak hanya itu. Orbit Deimos ini semakin hari semakin besar dan suatu hari bisa lepas dari Mars.

Gerhana di Mars

Ketika Phobos atau Deimos berada di antara Matahari dan Mars, terjadilah gerhana Matahari. Peristiwa ini sudah disaksikan beberapa robot penjejak dan penjelajah yang memang saat ini bertugas di Mars.

Gerhana Matahari di Mars ini lebih mirip planet transit yang melintasi penampang matahari tanpa menutupi seluruh permukaan Matahari. Ketika Phobos menggerhanai matahari atau transit, yang dilihat pengamat di Mars adalah gerhana matahari cincin yang bagian dalam cincinnya tidak beraturan. Gerhana Matahari oleh Phobos biasanya berlangsung sekitar 30 detik mengingat periode orbitnya yang hanya 7,6 jam.

Tapi, ketika Deimos melintas, yang dilihat adalah peristiwa transit seperti transit Venus yang dilihat dari Bumi, hanya saja diameter sudut Deimos 2,5 kali lebih besar dari Venus. Waktu transit juga sedikit lebih lama yakni 2 menit.

Bagi pengamat yang berada di permukaan Mars, di manapun lokasinya kecuali di area lintang tinggi, gerhana matahari oleh Phobos ataupun Deimos ada dua interval gerhana yang melintasi area tersebut. Dan dalam satu interval, pengamat bisa menyaksikan setengah lusin gerhana matahari oleh Phobos dibanding satu transit Deimos atau bahkan tidak ada transit sama sekali.

Baca juga:  Astro Wicara Bersama Dr. Pamela Gay – sesi 1

Gerhana Matahari oleh Phobos dan Deimos selalu terjadi saat musim gugur dan musim dingin di belahan utara dan selatan. untuk pengamat di ekuator, transit Deimos terjadi saat ekuinok musim gugur dan musim semi.

Potret gerhana matahari atau transit kedua satelit ini dipotret sejak tahun 2004 oleh Opportunity dan Spirit. Ketika Curiosity tiba di Mars pada tahun 2012, robot yang satu ini juga ikut mengamati peristiwa transit tersebut dan mengirimkan foto-fotonya. Tercatat wahana penjelajah itu sudah mengamati 8 transit Deimos dan 40 gerhana cincin oleh Phobos.

Sebelum robot – robot ini tiba di Mars, peristiwa transit tersebut hanya bisa dipotret bayangan gelap pada Mars oleh wahana Viking 1 pada tahun 1970-an dan Mars Global Surveyor tahun 1999.

Dalam foto terbaru yang dipotret Curiosity, kita bisa ikut menyaksikan gerhana matahari cincin oleh Phobos pada tanggal 26 Maret 2019 (Sol 2359) dan transit Deimos pada tanggal 17 Maret 2019 (Sol 2350). Selain foto transit yang diambil oleh MastCam, salah satu kamera navigasi Curiosity (Navcams) juga mengamati cahaya Matahari yang meredup ketika bayangan Phobos melewati Curiosity kala Matahari terbenam pada tanggal 25 Maret 2019 (Sol 2358).

Transit kedua satelit ini memang peristiwa alam yang selalu terjadi. Menarik untuk dipotret dan sekaligus memberi informasi penting bagi para peneliti di Bumi untuk memahami pergerakan kedua satelit yang mengorbit Mars. Ada ketidakpastian orbit yang baru diketahui setelah Spirit dan Opportunity tiba di Mars dan menyaksikan transit Phobos dan Deimos. Dari transit Deimos tahun 2004, diketahui satelite tersebut berada 40 km lebih jauh dari yang diketahui sebelumnya.

Pengamatan transit Phobos maupun Deimos yang disaksikan oleh robot penjelajah Mars ini terus merevisi orbit kedua satelit yang terus berubah akibat pengaruh gravitasi Mars, Jupiter, maupun interaksi antara kedua satelit.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini