fbpx
langitselatan
Beranda » Lokasi Pengamatan Hilal Penentuan 1 Syawal 1439 H

Lokasi Pengamatan Hilal Penentuan 1 Syawal 1439 H

Pada tanggal 14 Juni 2018, para astronom dan tim pengamat akan melakukan pengamatan untuk menemukan hilal yang akan menandai pergantian bulan Ramadan ke Syawal.

Hilal. Kredit: Moon Atlas
Hilal. Kredit: Moon Atlas

Penanggalan Hijriah merupakan sistem penanggalan yang dibuat berdasarkan siklus sinodis Bulan atau untuk mudahnya, siklus dua fase bulan yang sama secara berurutan. Satu bulan Hijriah terdiri antara 29 dan 30 hari, sesuai dengan rata-rata siklus fase sinodis Bulan 29,53 hari.

Dalam penanggalan Hijriah, pergantian bulan barunya adalah berdasarkan pada penampakan hilal Bulan sabit muda pertama yang terbentuk setelah konjungsi atau Bulan Baru dan diamati setelah Matahari terbenam.

Untuk keperluan sipil sehari-hari, misalnya untuk negara-negara Islam yang memakai penanggalan Hijriah sebagai kalender resminya, penanggalan ini didasarkan pada perhitungan (hisab). Akan tetapi, untuk keperluan keagamaan seperti penentuan awal puasa atau hari raya, pergantian bulan pada penanggalan Hijriah juga dilakukan dengan pengamatan hilal (rukyah).

Untuk bisa mengamati hilal atau bulan sabit terkecil ini tidaklah mudah. Cahaya Bulan sabit tipis yang dicari setelah Matahari terbenam sangat redup sehingga sulit untuk diamati karena cahaya di sekitar Bulan masih sangat terang. Semakin dekat posisi Bulan dengan Matahari tentu semakin sulit menemukan hilal di langit senja.

Untuk penentuan Syawal 1439 H, ijtimak atau konjungsi akhir Ramadan 1439 H akan berlangsung 14 Juni 2018 jam 02:44 wib (29 Ramadan 1439H). Saat Matahari terbenam, Bulan sudah mencapai usia 14 jam 58 menit 23 detik. Pada saat itu elongasi Bulan atau posisi relatif Bulan terhadap Matahari adalah 09º 14′ 09” dengan ketinggian + 7 º 20′. Diperkirakan hilal dapat diamati  jika tidak terkendala cuaca. Untuk itu, para astronom dan pengamat dari berbagai lembaga juga akan melaksanakan pengamatan di lokasi yang berbeda.

Observatorium Bosscha

Simulasi posisi Bulan saat Matahari terbenam pkl. 17:41 WIB diamati dari Observatorium Bosscha. Sumber: Obs. Bosscha / Stellarium
Simulasi posisi Bulan saat Matahari terbenam pkl. 17:41 WIB diamati dari Observatorium Bosscha. Sumber: Obs. Bosscha / Stellarium

Pengamatan hilal akan melaksanakan pengamatan untuk melihat bulan sabit muda pada tanggal 14 Juni 2018 dari Observatorium Bosscha, Lembang. Pengamatan dilakukan jelang sore hari hingga Bulan terbenam.

Untuk lokasi pengamatan di Observatorium Bosscha pada tanggal 14 Juni 2018, Bulan terbenam pukul 18:18:19 WIB atau 36 menit 43 detik setelah Matahari terbenam pada pukul 17:41:36 WIB. Fraksi iluminasi Bulan 0,66%. Dari data posisi Bulan yang dekat dengan Matahari, hilal diperkirakan sulit untuk diamati dengan mata tanpa alat. Untuk itu para pengamat dari Observatorium Bosscha akan menggunakan bantuan teleskop optik dalam pengamatan ini.

LAPAN

Pengamatan hilal juga akan dilakukan oleh para pengamat dari LAPAN di Pusat Sains Antariksa Tanjung Lesung, Banten. Pengamatan akan dimulai pukul 15:00 WIB oleh Tim LAPAN. Untuk lokasi pengamatan Tanjung Lesung, Bulan terbenam pukul 18:27 WIB atau 37 menit setelah Matahari terbenam pada pukul 17:50 WIB.

Baca juga:  Hujan Meteor Delta Aquarid Selatan

BMKG

Tim pengamat hilal dari BMKG juga akan melakukan pengamatan pada tanggal 14 Juni 2018 dari 26 titik berbeda di seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Dari data BMKG, tinggi hilal yang diamati juga akan berbeda untuk setiap daerah yakni dari 6,08º di Jayapura sampai dengan 7,64º di Tua Pejat, Sumatera Barat. Usia Bulan saat Matahari terbenam juga akan berbeda-beda di setiap lokasi dari 12,74 jam dengan fraksi iluminasi Bulan 0,38% di Merauke, Papua sampai dengan 16,16 jam dan fraksi iluminasi yakni 0,61% di Sabang, Aceh.

Infografik pengamatan hilal oleh BMKG. Kredit: BMKG
Infografik pengamatan hilal oleh BMKG. Kredit: BMKG

Tim pengamat hilal BMKG akan melakukan streaming selama pengamatan dari 20 lokasi yakni: LhoongTanjung PendamBengkuluTangerangAnyerCikeletKarangkates, Yogyakarta, BalikpapanDenpasar, MataramWaingapu, KupangMakassar,  ManadoGowa, Ambon, Ternate, Biak, dan Merauke.

Untuk menyaksikan pengamatan hilal yang dilakukan tim pengamat BMKG bisa diakses lewat laman: HILAL BMLG

Tim Perukyat LFNU

Pengamatan hilal juga akan dilakukan oleh tim perukyat LFNU (Lembaga Falakiyah NU) yang berada di bawah koordinasi PBNU. Jaringan tim perukyat LFNU menyelenggarakan rukyat hilal awal Syawal 1439 H pada lebih dari 100 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari seluruh titik rukyat tersebut, 9 lokasi akan melakukan ujicoba  siaran langsung untuk pertama kalinya di bawah payung NU Channel.  Kesembilan lokasi yang akan melakukan siaran daring tersebut adalah Jember, Gresik, Blitar, Ponorogo, Kudus, Semarang, Kebumen, Tasikmalaya dan Majalengka.  Dari ke-9 titik pengamatan tersebut, hanya para perukyat di Kebumen yang melakukan kerja sama dengan jaringan luar yakni BMKG.

Untuk menyaksikan pengamatan hilal yang dilakukan tim pengamat BMKG bisa diakses lewat laman: NU Channel

Clear Sky & Selamat Idul Fitri 1439 H!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini