fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Juni 2018

Fenomena Langit Bulan Juni 2018

Fenomena langit bulan Juni masih akan menyajikan kenampakan 5 planet visual dan peristiwa konjungsi planet dengan Bulan. Oposisi Saturnus di penghujung bulan Juni akan jadi target menarik untuk dipotret.

Saturnus dipotret dari Lampung. Fotografer: Jefferson Teng
Saturnus dipotret dari Lampung. Fotografer: Jefferson Teng

Planet

Merkurius. Mengawali bulan Juni, planet terdekat Matahari ini mengejar Matahari dan semakin rendah di ufuk timur sehingga tidak dapat diamati. Setelah berkonjungsi dengan Matahari pada tanggal 6 Juni, Merkurius terus bergeser dan menanjak naik di langit senja seiring pergerserannya dari Taurus menuju Gemini dan berakhir di rasi Cancer. Planet batuan ini bisa diamati saat senja jelang akhir bulan Juni.

Venus. Si Bintang Kejora masih berjaya di langit senja dan bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai planet ini terbenam di ufuk barat pada kisaran pukul 8 malam waktu setempat. Selama bulan Juni, Venus akan tampak menanjak naik di langit barat dan berpapasan dengan Bulan pada jarak ~2,5º pada tanggal 16 Juni. Bintang Kejora dengan kecerlangan -3,9 magnitudo ini akan tampak bergerak dari rasi Gemisi ke Cancer dan berakhir di rasi Leo.

Mars. Di awal bulan Juni, Mars terbit pukul 21:32 waktu lokal dan terus beranjak naik di langit malam setiap harinya. Selama bulan Juni, Mars yang sedang menuju oposisi pada akhir Juli juga semakin terang dari -1,7 ke -2,1 magnitudo di rasi Capricornus. Planet yang jadi sasaran pencarian kehidupan lain di luar Bumi akan berkonjungsi dengan Bulan pada tanggal 3 dan 30 Juni.

Jupiter. Planet terbesar di Tata Surya baru saja melewati oposisi dan masih bisa diamati di langit senja. Jupiter sudah cukup tinggi di langit setelah Matahari terbenam dan bisa diamati sampai terbenam jelang dini hari. Planet gas raksasa ini bisa diamati di rasi Libra dengan kecerlangan -2,3 magnitudo. Pada bulan Juni, Jupiter juga akan bertemu dan berkonjungsi dengan Bulan pada tanggal 23 Juni sampai terbenam tanggal 24 Juni dini hari.

Saturnus. Mengawali bulan Juni, pengamat akan disuguhi pertemuan Saturnus, si planet cincin dengan Bulan pada tanggal 1 Juni. Selama bulan Juni, Saturnus bisa diamati sepanjang malam di rasi Sagittarius dengan kecerlangan 0,2 magnitudo dan semakin terang seiring perjalanannya menuju oposisi pada tanggal 27 Juni. Saturnus akan berpapasan dua kali dengan Bulan pada awal dan akhir Juni.

Uranus dan Neptunus. Bagi yang punya teleskop, duo planet es raksasa ini akan tampak sepanjang bulan Juni setelah lewat tengah malam sampai fajar menyingsing. Selama bulan Juni, Uranus dan Neptunus akan berada di rasi Aries dan Aquarius.

Bulan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya. Mengawali bulan Juni, Bulan baru saja meninggalkan fase purnama dan berpapasan dengan beberapa planet.

2 Juni. Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak terjauhnya dari Bumi pada jarak 405.317 km

7 Juni. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

14 Juni. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

Bulan Baru terjadi pukul 02:43 WIB dini hari. Karena itu pada saat Matahari terbenam sore harinya pada pukul 17:45 WIB, Bulan sudah berada pada ketinggian ~7°, sehingga diperkirakan Bulan sabit tipis atau hilal sudah dapat diamati.

Baca juga:  Planet Oleng di Bintang Kembar

15 Juni. Bulan di perihelion. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari yakni 1.0132 AU.

15 Juni. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 359.503 km.

20 Juni. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

28 Juni. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

30 Juni. Bulan di apogee. Bulan mencapai jarak terjauhnya dari Bumi pada jarak 406.061 km

Peristiwa

1 Juni — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus pada tanggal 1 Juni 2018 pukul 22:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Saturnus pada tanggal 1 Juni 2018 pukul 22:00 WIB. Kredit: Star Walk

Sehari sebelum Bulan mencapai titik terjauhnya dari Bumi, satelit Bumi ini berpapasan dengan Saturnus dengan jarak 2,7º. Saturnus terbit lebih dahulu pada pukul 19:30 WIB disusul Bulan 28 menit kemudian pada pukul 19:58 WIB. Keduanya bisa mulai diamati sekitar diamati sampai fajar menyingsing. Keduanya akan mencapai titik tertinggi pada pukul 01:44 WIB dengan ketinggian 74º di selatan horison. Bulan yang berusia 17 hari akan tampak dengan kecerlangan -12,4 magnitudo sedangkan Saturnus 0,1 magnitudo. Keduanya bisa ditemukan di rasi Sagittarius.

3 Juni — Bulan — Mars

Pasangan Bulan dan Mars tanggal 3 Juni 2018 pukul 23:00 WIB. Keduanya bisa diamati sejak terbit sampai dini hari. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Mars tanggal 3 Juni 2018 pukul 23:00 WIB. Keduanya bisa diamati sejak terbit sampai dini hari. Kredit: Star Walk

Setelah bertemu Saturnus, Bulan berkonjungsi dengan Mars pada jarak 4,5º.  Mars terbit terlebih dahulu pada pukul 21:26 WIB disusul Bulan pukul 21:35 WIB di utara Mars. Keduanya bisa diamati di rasi Capricornus sampai fajar menyingsing dan berada pada titik tertinggi pada pukul 03:40 WIB keesokan harinya dengan ketinggian 75º. Bulan berusia 19 hari akan tampak cemerlang -12,3 magnitudo sedangkan Mars -1.3 magnitudo.

6 Juni — Konjungsi Superior Merkurius

Konjungsi superior Merkurius. Kredit: langitselatan
Konjungsi superior Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 0,7º dari Matahari. Atau, Merkurius berada pada sisi terjauhnya dari Bumi, dan terjadi dalam satu siklus sinodik planet tersebut (116 hari). Peristiwa konjungsi superior Merkurius juga menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.

Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,38 AU dari Bumi dan berapa pada titik terdekat dengan Matahari pada jarak 0,31 AU.

16 Juni — Bulan — Venus

Pasangan Bulan dan Venus setelah Matahari terbenam pada tanggal 16 Juni pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Venus setelah Matahari terbenam pada tanggal 16 Juni pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk

Pengamat bisa menikmati Bintang Kejora dan Bulan Sabit yang berpasangan di langit senja setelah Matahari terbenam. Keduanya hanya terpisah 2,3º di rasi Cancer dan tampak beriringan menuju ufuk barat. Venus terbenam lebih dahulu pada pukul 20:22 WIB disusul Bulan dua menit kemudian pada pukul 20:24 WIB. Bulan sabit yang baru berusia 3 hari itu akan tampak dengan kecerlangan -10,3 magnitudo sedangkan Venus dengan kecerlngan -4 magnitudo.

18 Juni — Bulan — Regulus

Pasangan Bulan dan Regulus pada tanggal 18 Juni 2018 pukul 20:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Regulus pada tanggal 18 Juni 2018 pukul 20:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan Sabit berjumpa dengan Regulus atau alpha Leonis dan bisa diamati hanya terpisah 2º di langit sejak Matahari menghilang di ufuk barat sampai keduanya terbenam beriringan di ufuk barat didahului Regulus pukul 22:08 WIB dan disusul Bulan pukul 22:23 WIB.

21 Juni – Solstice (Summer Solstice – Belahan Utara ; Winter Solstice – Belahan Selatan)

Baca juga:  Menyusuri Indahnya Cincin Saturnus
Ilustrasi Solstis musim panas bagi mayarakat di Utara atau solstis musim dingin bagi masyarakat di Bumi belahan selatan. Kredit: langitselatan
Ilustrasi Solstis musim panas bagi mayarakat di Utara atau solstis musim dingin bagi masyarakat di Bumi belahan selatan. Kredit: langitselatan

Titik balik musim panas bagi masyarakat di Belahan Bumi Utara dan titik balik musim dingin bagi penduduk di Bumi Belahan Selatan. Selain itu, bagi penduduk di belahan selatan, ini merupakan malam terpanjang dan bagi mereka yang berada di utara, ini adalah siang terpanjang.

Titik balik musim panas akan terjadi tanggal 21 Juni pukul: 17:07 WIB

23 – 24 Juni — Bulan — Jupiter

Konjungsi Bulan dan Jupiter tanggal 24 Juni 2018 pukul 00:15 WIB. Pasangan Bulan dan Jupiter sudah bisa diamati sejak Matahari terbenam pada tanggal 23 Juni sampai tanggal 24 Juni pukul 02:35 WIB. Kredit: Star Walk
Konjungsi Bulan dan Jupiter tanggal 24 Juni 2018 pukul 00:15 WIB. Pasangan Bulan dan Jupiter sudah bisa diamati sejak Matahari terbenam pada tanggal 23 Juni sampai tanggal 24 Juni pukul 02:35 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan Cembung dan Jupiter berkonjungsi di rasi Libra dan bisa diamati ssetelah Matahari terbenam pada ketinggian 52° di atas horison pada arah timur. Pasangan Bulan dan Jupiter akan mencapai titik tertinggi yakni 82º pada pukul 20:24 WIB di arah selatan. Keduanya terpisah 4,2º dan bisa diamati sampai lewat tengah malam saat keduanya terbenam bersama-sama pada pukul 02:35 WIB.

27 Juni – Oposisi Saturnus?

Oposisi Saturnus. Kredit: langitselatan
Oposisi Saturnus. Kredit: langitselatan

Planet yang terkenal dengan cincinnya di Tata Surya akan berada pada posisi terdekat dengan Bumi dan tampak sangat terang di langit malam. Para pengamat bisa menikmati kehadiran Saturnus di rasi Sagittarius dengan kecerlangan 0 magnitudo sejak Matahari terbenam sampai fajar menyingsing.

Saat oposisi, Saturnus berada pada jarak 9,05 AU dan piringan Saturnus akan tampak lebih besar dan lebih terang dengan diameter 18,4 detik busur.

28 Juni — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus pada tanggal 28 Juni 2018 pukul 19:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Saturnus pada tanggal 28 Juni 2018 pukul 19:00 WIB. Kredit: Star Walk

Sehari setelah oposisi, Saturnus dan Bulan kembali berkonjungsi dengan jarak 1,7º. Bulan sedang fasa purnama bertemu dengan Saturnus dan keduanya bisa diamati sepanjang malam sejak terbit sampai terbenam saat fajar menyingsing keesokan harinya.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Jelang pertengahan Juni menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan mencapai fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati membentang dari Tenggara ke Barat Laut.

Setelah Matahari terbenam, ada Procyon di rasi Canis Minor, rasi Crux, Rigel Kentaurus di Centaurus, Arcturus di Rasi Bootes, dan Spica di Virgo yang dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. Pertengahan Juni, ada tambahan Vega di rasi Lyra yang bisa dijadikan panduan.

Tengah malam sampai jelang dini hari ada tambahan Vega di rasi Lyra dan Altair di rasi Aquila sebagai panduan pengamatan.

Peta Bintang 1 Juni 2018

Peta Bintang 15 Juni 2018

Kampanye Langit Gelap

4 — 13 Juni — Kampanye Globe At Night

Di bulan Juni, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 4 – 13 Juni. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk bulan Juni, para pengamat di langit utara bisa melakukan pengamatan rasi Herkules sedangkan pengamat di selatan bisa mengamati rasi Crux atau Salib Selatan untuk mengetahui berapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini