fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Januari 2017

Fenomena Langit Bulan Januari 2017

Bulan Januari 2017 akan diawali dengan Hujan Meteor Quadrantid dan pasangan Mars dan Neptunus di langit malam setelah Matahari terbenam. Selain itu, 5 planet yang dilihat dengan mata tanpa alat akan menemani di kala fajar dan senja di sepanjang bulan Januari.

Planet

Merkurius & Saturnus. Selama bulan Januari, planet Merkurius dan Saturnus akan tampak di pagi hari sebelum Matahari terbit. Di awal Januari, agak sulit untuk bisa melihat Merkurius, karena planet ini terbit sekitar 30 menit sebelum Matahari terbit. Posisinya masih cukup rendah di horison . Jika pengamat berada di area yang ufuknya tidak terhalang apapun, maka kehadiran planet Merkurius sebelum fajar akan jadi pertunjukkan menarik.

Mulai pertengahan Januari, Merkurius yang bisa ditemukan di Rasi Sagittarius terbit lebih awal dan memberi kesempatan pengamat untuk melihat planet ini berada cukup tinggi di horison sebelum Matahari terbit.

Selain Merkurius Planet lain yang terbit sebelum Matahari terbit adalah Planet Saturnus. Planet yang bisa kita lihat cincinnya ini akan tampak di rasi Ophiuchus selama bulan Januari. Sepanjang bulan Januari, waktu terbit Saturnus akan bergeser dari pukul 04:17 WIB ke 02:33 WIB di penghujung Januari. Jadi di sepanjang bulan Januari, pengamat bisa berburu Saturnus.

Pada tanggal 9 Januari, kedua planet yang tampak sebelum fajar ini akan bertemu dan tampak berpasangan di langit. Tanggal 24 Januari, Bulan sabit akan tampak berpasangan dengan Saturnus dan jelang akhir Januari, tepatnya 26 Januari, Merkurius dan Bulan Sabit akan tampak berpasangan sebelum fajar.

Venus & Mars. Si bintang kejora dan planet merah akan setia menemani setelah Matahari terbenam. Keduanya akan tampak selama beberapa jam sampai kedua planet ini terbenam di ufuk barat. Venus yang cemerlang di langit barat akan bertemu bulan sabit setelah Matahari terbenam pada tanggal 2 Januari dan 31 Januari. Tanggal 3 Januari, giliran Mars yang berpapasan dengan Bulan.

Selama bulan Januari, bintang kejora akan terbenam pada kisaran pukul 21:00 WIB, sementara planet Mars pada isaran pukul 22:00 WIB. Keduanya akan tampak di rasi Aquilla di awal bulan Januari dan perlahan – lahan bergeser ke rasi Pisces.

Jupiter. Planet terbesar di Tata Surya ini akan tampak sepanjang bulan Januari di rasi Virgo mulai tengah malam sampai jelang Matahari terbit. Pada tanggal 19 Januari, Jupiter dan Bulan sabit akan tampak berpasangan di langit malam dan hanya terpisah 3º semenjak keduanya terbit.

Uranus & Neptunus. Planet Uranus dan Neptunus juga dapat dinikmati sepanjang bulan Januari setelah Matahari terbenam. Uranus akan tampak di rasi Pisces dan Neptunus di rasi Aquarius. Tapi, untuk bisa menikmati kedua planet es raksasa ini harus menggunakan alat bantu berupa teleskop ataupun binokuler. Tanggal 1 Januari saat kita mengawali tahun 2017, Mars dan Neptunus akan tampak berpasangan di langit senja setelah Matahari terbenam. Tapi dibutuhkan teleskop untuk melihat Neptunus.

Bulan

Fase Bulan selama bulan Januari 2017. Kredit: Wicak Soegijoko
Fase Bulan selama bulan Januari 2017. Kredit: Wicak Soegijoko

Awal bulan Januari akan ditandai dengan tidak adanya Bulan di malam hari, karena Bulan baru saja memasuki fase Bulan Baru pada tanggal 29 Desember.

6 Januari. Bulan Kuartir Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari sambil menikmati kehadiran Jupiter, Saturnus dan Mekrurius.

10 Januari. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 363.238 km.

12 Januari. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

20 Januari. Bulan Kuartir Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari pada pukul 12:51 WIB. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

22 Januari. Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 404914 km

28 Januari. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari.

Baca juga:  Mengapa Uranus Tidak Mengalami Penguncian Gravitasi?

Komet

Komet 45P/Honda–Mrkos–Pajdušáková
Komet periode pendek ini ditemukan oleh Minoru Honda pada tanggal 3 Desember 1948. Komet ini akan selalu mendekati titik terdekatnya dengan Matahari setiap 5,25 tahun. Komet 45P/Honda–Mrkos–Pajdušáková merupakan komet keluarga Jupiter yang berasal dari Sabuk Kuiper. Saat masuk ke area dalam Tata Surya, orbit komet 45P mengalami perubahan setelah bertemu Jupiter. Dan sejak itulah komet 45P berada dalam pengaruh gaya tarik Jupiter. Komet 45P mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada tanggal 31 Desember 2016 dan akan berpapasan dengan Bumi pada tanggal 11 Februari.

Sampai pertengahan Januari, komet 45P masih tampak di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Komet 45P akan terbenam pada pukul 19:00 WIB dan terus bergeser ke pukul 18:00 WIB di akhir bulan Januari dan tidak akan bisa dilihat oleh pengamat dari Bumi.  Kecerlangan komet 45P di awal Januari masih 7,5 magnitudo dan semakin redup.  Tidak mudah untuk bisa mengamati komet 45P di bulan Januari karena setelah Matahari terbenam, komet 45P juga sudah terlalu rendah di horison, apalagi jika horison tertutup kabut dan awan.

Hujan Meteor

3-4 Januari – Hujan Meteor Quadrantid

Hujan meteor Quadrantid. Ini adalah simulasi 3 Januari pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Quadrantid. Ini adalah simulasi 3 Januari pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk

Tahun 2017 akan diawali oleh pertunjukkan hujan meteor Quadrantid di langit dari tanggal 28 Desember – 12 Januari. Puncak hujan meteor Quadrantid akan berlangsung tanggal 3 Januari 2017 pukul 22:00 WIB. Hujan meteor Quadrandtid tampak muncul dari rasi Bootes yang terbit pukul 03:00 WIB di arah timur laut. Saat malam puncak pengamat bisa menikmati setidaknya 120 meteor per jam. Akan tetapi, bagi pengamat di belahan Bumi Selatan, hujan meteor Quadrantid tidak sebaik pengamat di Utara dan banyaknya meteor yang bisa dinikmati juga lebih sedikit.

Peristiwa

1 Januari — Mars — Neptunus

Pasangan Mars dan Neptunus setelah Matahari terbena. Ini adalah simulasi pukul 20:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Mars dan Neptunus setelah Matahari terbena. Ini adalah simulasi pukul 20:30 WIB. Kredit: Star Walk

Mars dan Neptunus akan tampak berpasangan di langit senja sejak Matahari terbenam sampai kedua obyek ini terbenam pada pukul 21:55 WIB dan 21:54 WIB. Kedua planet ini hanya terpisah 0,02º. Tapi untuk bisa melihat Neptunus, pengamat membutuhkan teleskop. Mars bisa dilihat dengan mata tanpa alat.

2 Januari — Bulan — Venus

Bulan dan Venus berpasangan di langit senja.Ini adalah simulasi pukul 19:30 WIB, Kredit: Star Walk
Bulan dan Venus berpasangan di langit senja.Ini adalah simulasi pukul 19:30 WIB, Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis dan bintang kejora akan jadi pasangan di langit setelah Matahari terbenam dengan jarak 2º. Keduanya bisa dilihat dengan mata tanpa alat di ufuk barat sampai Bulan dan Venus terbenam pada pukul 21:13 WIB dan 21:22 WIB.

3 Januari — Bulan — Mars

Bulan dan Mars berpasangan selama beberapa jam setelah Matahari terbenam. Ini adalah simulasi pada pukul 20:45 WIB. Kredit: Star Walk
Bulan dan Mars berpasangan selama beberapa jam setelah Matahari terbenam. Ini adalah simulasi pada pukul 20:45 WIB. Kredit: Star Walk

Dua hari kemudian, giliran Bulan berpasangan dengan Mars, saat senja. Bulan Sabit dan Mars, si planet merah hanya terpisah 0,3º pada pukul 13:47 WIB. Pasangan ini bisa dilihat sejak Matahari terbenam sampai keduanya beriringan terbenam di ufuk barat pada pukul 21:52 WIB (Mars) dan 22:08 (Bulan).

4 Januari — Perihelion
Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan elips. Artinya ada saat dimana Bumi berada pada titik terdekatnya dengan Matahari dan ada kalanya Bumi berada sangat jauh dari Matahari. Pada tanggal 3 Januari, Bumi berada di titik terdekat dengan matahari pada jarak 0,98 AU atau 147,100,176 km dari Matahari.

9 Januari — Merkurius — Saturnus

Pasangan Merkurius dan Saturnus sebelum fajar menyingsing. Keduanya terbit sebelum Matahari terbit. Ini adalah simulasi pada tanggal 9 Januari 2017 pukul 04:45 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Merkurius dan Saturnus sebelum fajar menyingsing. Keduanya terbit sebelum Matahari terbit. Ini adalah simulasi pada tanggal 9 Januari 2017 pukul 04:45 WIB. Kredit: Star Walk

Saturnus dan Merkurius akan tampak terpisah 6,7º. Keduanya akan terbit “beriringan” dimana Saturnus akan terbit pada pukul 03:50 WIB disusul Merkurius pada pukul 04:19 WIB. Kedua planet ini bisa dikenali di ufuk timur sebelum Matahari terbit. Untuk itu, pengamat harus berada pada kondisi langit yang tidak terhalang apapun di arah horison.

9 Januari — Bulan dan Aldebaran

Bulan dan Aldebaran di ufuk Timur setelah Matahari terbenam. Simulasi ini dibuat untuk pukul 18:00 WIB. Pengamat bisa menikmati keduanya smapai Bulan dan Aldebaran terbenam pukul 02:06 WIB.  Kredit: Star Walk
Bulan dan Aldebaran di ufuk Timur setelah Matahari terbenam. Simulasi ini dibuat untuk pukul 18:00 WIB. Pengamat bisa menikmati keduanya smapai Bulan dan Aldebaran terbenam pukul 02:06 WIB.  Kredit: Star Walk

Bulan sedang menuju titik terdekatnya dengan Bumi saat bertemu Aldebaran di langit malam. Bulan yang sedang dalam fase cembung besar akan berpasangan dengan Aldebaran di antara mata rasi Taurus sejak Bulan terbit. Pasangan yang hanya terpisah 0,4º ini bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai keduanya terbenam lewat tengah malam.

Baca juga:  Kandidat Planet Kepler di Zona Laik Huni

14-15 Januari — Bulan dan Regulus

Bulan dan Aldebaran di ufuk Timur setelah Matahari terbenam. Simulasi ini dibuat untuk pukul 18:00 WIB. Pengamat bisa menikmati keduanya smapai Bulan dan Aldebaran terbenam. Kredit: Star Walk
Bulan dan Aldebaran di ufuk Timur setelah Matahari terbenam. Simulasi ini dibuat untuk pukul 18:00 WIB. Pengamat bisa menikmati keduanya smapai Bulan dan Aldebaran terbenam. Kredit: Star Walk

Bulan dan Regulus bintang paling terang di rasi Leo ini akan tampak berpasangan dan terpisah 0,9º pukul 11:07 WIB. Keduanya tampak berpasangan di langit pada tanggal 14-15 Januari setelah Bulan dan rasi Leo terbit. Bulan terbit pukul 19:54 WIB pada tanggal 14 Januari dan pukul 20:43 WIB pada tanggal 15 Januari. Bulan sedang dalam fase cembung besar dan pasangan ini bisa diamati sampai Matahari terbit.

19 Januari — Bulan – Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter bisa diamati sejak keduanya terbit tengah malam sampai jelang fajar. Simulasi dibuat untuk pukul 01:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Jupiter bisa diamati sejak keduanya terbit tengah malam sampai jelang fajar. Simulasi dibuat untuk pukul 01:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan memasuki fase seperempat akhir dan tampak berpasangan dengan Jupiter di setelah keduanya terbit jelang tengah malam. Jupiter akan terbit lebih dahulu pada pukul 23:14 WIB dan Bulan menyusul 23 menit kemudian pada pukul 23:43 WIB. Keduanya hanya terpisah 3º dan dapat diamati saat pasangan ini terbit di ufuk timur dan bergerak ke arah barat sampai ketika Matahari terbit.

24 Januari — Bulan – Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus bisa diamati sejak keduanya terbit sampai fajar menyingsing. Simulasi dibuat untuk pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Saturnus bisa diamati sejak keduanya terbit sampai fajar menyingsing. Simulasi dibuat untuk pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis akan tampak berpasangan dengan Saturnus di rasi Ophiuchus. Keduanya hanya terpisah 4º dan tampak terbit beriringan di ufuk timur dimulai dari Bulan yang terbit pukul 02:30 WIB disusul Saturnus 27 menit kemudian pada pukul 02:57 WIB. Keduanya bisa diamati sampai Matahari terbit pukul 05:48 WIB.

26 Januari — Bulan — Merkurius

Pasangan Bulan dan Merkurius di ufuk timur saat keduanya terbit sebelum fajar menyingsing. Simulasi dibuat untuk pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Merkurius di ufuk timur saat keduanya terbit sebelum fajar menyingsing. Simulasi dibuat untuk pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit sangat tipis jelang Bulan Baru akan tampak berpasangan dengan Merkurius di rasi Virgo. Keduanya hanya terpisah 4º dan tampak terbit beriringan di ufuk timur dimulai dari Bulan yang terbit pukul 04:07 WIB disusul Merkurius pukul 04:11 WIB. Keduanya bisa diamati sampai Matahari terbit pukul 05:49 WIB.

31 Januari — Jupiter — Spica

Pasangan Jupiter dan Alpha Virgo a.k.a Spica. Simulasi dibuat untuk pukul 00:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Jupiter dan Alpha Virgo a.k.a Spica. Simulasi dibuat untuk pukul 00:30 WIB. Kredit: Star Walk

Planet terbesar di Tata Surya ini akan tampak berpasangan dengan Spica atau alpha Virgo di rasi Virgo. Keduanya hanya terpisah 3,5º dan dapat diamati sejak Jupiter terbit pada pukul 22:28 WIB sampai fajar. Bulan yang baru melewati fase Bulan Baru sangat membantu pengamat untuk bisa menikmati obyek lainnya di langit malam, baik planet seperti Merkurius dan Saturnus yang akan terbit sebelum fajar maupun bintang-bintang. Bulan terbit setelah fajar.

31 Januari — Bulan — Venus

Bulan dan Venus berpasangan di langit senja. Simulasi dibuat untuk pukul 19:00 WIB, Kredit: Star Walk
Bulan dan Venus berpasangan di langit senja. Simulasi dibuat untuk pukul 19:00 WIB, Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis dan bintang kejora akan jadi pasangan di langit senja, setelah Matahari terbenam dengan jarak 4,2º. Keduanya bisa dilihat dengan mata tanpa alat di ufuk barat sampai Venus dan Bulan terbenam pada pukul 20:53 WIB dan 20:54 WIB.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Awal dan akhir bulan Januari menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam. Bimasakti dapat diamati membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.

Bintang Sirius di rasi Canis Major, Betelguese dan Rigel di rasi Orion juga Aldebaran di rasi Taurus sebagai panduan.

Peta Bintang 1 Januari 2017:

Peta Bintang 1 Januari 2017 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Peta Bintang 1 Januari 2017 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Peta Bintang 1 Januari 2017 pukul 23:59 WIB. Kredit: Stellarium
Peta Bintang 1 Januari 2017 pukul 23:59 WIB. Kredit: Stellarium

Peta Bintang 15 Januari 2017:

Peta Bintang 15 Januari 2017 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Peta Bintang 15 Januari 2017 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Peta Bintang 15 Januari 2017 pukul 23:59 WIB. Kredit: Stellarium
Peta Bintang 15 Januari 2017 pukul 23:59 WIB. Kredit: Stellarium

Kampanye Langit Gelap

Di bulan Januari, kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 19 – 28 Januari. Pengamat di langit utara dan langit selatan diajak untuk mengamati rasi Orion dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Pengamatan bisa dilakukan di area tanpa polusi cahaya maupun area perkotaan yang penuh polusi cahaya.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Seluruh fenomena langit di bulan Januari bisa disimak di Almanak.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini