fbpx
langitselatan
Beranda » Proxima b, Planet Baru di Depan Rumah

Proxima b, Planet Baru di Depan Rumah

Kabar gembira untuk para astronom dan penduduk Bumi. Tetangga kita, bintang Proxima Centauri punya planet! Namanya Proxima b!

Kaki Sang Centaurus dan Rasi Salib Selatan. Fotografer: Ronny Syamara
Kaki Sang Centaurus dan Rasi Salib Selatan dipotret dari Indonesia. Fotografer: Ronny Syamara

Bintang paling dekat dengan Matahari itu benar-benar memiliki planet yang mengitarinya. Kerennya lagi, planet baru itu ada di zona laik huni!

Berita yang sempat jadi kabar burung selama beberapa minggu ini jelas berita paling keren yang diterima tahun ini selain gelombang gravitasi dan berbagai cerita dari alam semesta lainnya.

Proxima Centauri itu tetangga terdekat Matahari yang jaraknya cuma 4,25 tahun cahaya. Buat para astronom jarak ini sangat dekat. Tapi kalau kita konversi dengan jarak yang kita kenal sehari-hari, tentunya jarak ini sama sekali tidak dekat. Cahaya membutuhkan waktu 4,25 tahun dari Proxima ke Bumi. Tapi, perlu diingat, belum ada wahana yang bisa menempuh perjalanan dengan kecepatan cahaya.

Jadi….kalau kita konversi, jarak Proxima Centauri dari Bumi itu, 40.235.940.000.000 km atau 40,2 triliun km.

Jauh! Dan kalau kamu berpikir karena ada planet di Proxima lantas kita bisa ke sana sesegera mungkin, simpan dulu impian itu.

Misalnya, kita pergi ke Proxima dengan Wahana yang kecepatannya sama dengan Wahana New Horizons, butuh waktu 80.207 tahun baru kita tiba di sana. Apalagi kalau dengan pesawat Concorde. Butuh lebih dari 2 juta tahun baru kita bisa tiba di Proxima.

Memang, rencana untuk penjelajahan ke sistem Alpha Centauri itu ada. Setidaknya ada inisiatif untuk ke sana lewat program Breakthrough Starshot. Program ini mengklaim mereka akan membuat wahana yang bergerak dengan kecepatan 20% dari kecepatan cahaya. Dan untuk itu, butuh 20 tahun atau lebih untuk bisa tiba di Proxima Centauri!

Tapi tetap saja berita planet baru di Proxima Centauri ini berita gembira untuk kita semua. Setelah bertahun-tahun pencarian planet di bintang lain, akhirnya para astronom bisa menemukan planet di samping rumahnya sendiri!

Berita ini juga istimewa buat kita di langit selatan. Proxima Centauri berada di rasi Centaurus. Rasi yang terang di langit selatan. Rasi ini khas di langit selatan.

Proxima Centauri sendiri merupakan bagian dari sistem bintang bertiga atau trinari dari Alpha Centauri, bintang paling terang di rasi Centaurus yang kita kenal juga dengan nama Rigil Kentaurus atau kaki sang Centaurus. Karena bintang ini ada di kaki Centaurus.

Dan rasi Centaurus ini juga yang kami gunakan sebagai lambang langitselatan bersama Crux si rasi Salib Selatan atau rasi layang-layang. A piece of a Southern Sky.

Nah, sekarang tentang planet baru yang ditemukan para astronom di Proxima Centauri.

Berkenalan dengan Planet Baru di Bintang Tetangga

Sebuah planet mirip-Bumi baru telah ditemukan mengitari bintang terdekat dengan Matahari kita. Gambar ini mengilustrasikan permukaan planet baru yang menarik ini. Kredit: ESO/M. Kornmesser.
Sebuah planet mirip-Bumi baru telah ditemukan mengitari bintang terdekat dengan Matahari kita. Gambar ini mengilustrasikan permukaan planet baru yang menarik ini. Kredit: ESO/M. Kornmesser.

Planet baru di samping rumah kita itu belum punya nama keren dari nama para dewa atau mitologi lainnya. Jadi sama seperti nama exoplanet lainnya, planet baru tersebut diberi nama Proxima Centauri b atau kita singkat saja Proxima b. Huruf b mengikuti nama bintang bermakna planet pertama yang ditemukan pada bintang tersebut.

Sama seperti sebagian exoplanet lainnya, Proxima b ditemukan dengan cara tidak langsung. Meskipun bintang Proxima Centauri ini dekat, kita tidak bisa secara langsung melihat planet di dekatnya. Proxima bersama kedua bintang Alpha Centauri lainnya lebih sering tampak sebagai noktah terang di langit malam. Nah, bagaimana kita bisa melihat planet yang jauhhhh lebih kecil dari itu?

Cara tidak langsung selalu menjadi yang paling efektif. Untuk kasus Proxima Centauri b, metoda yang dipilih adalah kecepatan radial. Caranya, para astronom mencari planet dari goyangan bintang. Jika ada planet, maka bintang akan bergoyang mendekat dan menjauh dari pengamat.

Baca juga:  Suara Bintang Melantunkan Keberadaan Exoplanet Terkecil

Jangan kamu bayangkan akan melihat bintang bergoyang-goyang di langit. Goyangannya tidak dilihat sendiri tapi lewat perubahan garis spektrum yang diterima pengamat. Proxima b ditemukan ketika bintang Proxima tampak bergoyang mendekat dan menjauhi pengamat dengan kecepatan 5 km/jam. Perubahan kecepatan radial ini terjadi setiap 11,2 hari.

Pada saat mengetahui hal ini, para pengamat tentu senang sekali! Akan tetapi, perlu ada konfirmasi. Karena bisa saja yang dilihat itu bukanlah planet.

Proxima Centauri merupakan bintang katai merah yang redup. Bintang katai merah dikenal sebagai bintang yang meledak-ledak, dan sewaktu-waktu dapat menyemburkan energi mencapai dua tiga kali kecerlangannya sendiri dalam hitungan menit. Perubahan yang terjadi bisa meniru kehadiran planet di sebuah bintang. Makanya, perlu konfirmasi. Pengamatan beberapa teleskop berbeda ternyata memberikan hasil yang sama.

Ada benda yang menyebabkan Proxima bergoyang secara rutin. Dan inilah berita gembira minggu ini! Planet Proxima b ditemukan mengitari Proxima Centauri setiap 11,2 hari dengan massa minimum 1,3 massa Bumi. Para astronom belum mengetahui massa pastinya. Bisa saja Proxima b lebih besar lagi dan seukuran mini Neptunus.

Perbandingan sistem Tata Surya dan Proxima Centauri. Kredit: ESO/M. Kornmesser/G. Coleman
Perbandingan sistem Tata Surya dan Proxima Centauri. Kredit: ESO/M. Kornmesser/G. Coleman

Jarak Proxima b juga sangat dekat dengan bintang induknya. Hanya 7,3 juta km! Bahkan jauh lebih dekat dari jarak Merkurius ke Matahari (57,9 juta km).

Para astronom belum mengatahui dengan pasti komposisi Proxima b. Dari massa minimumnya, diperkirakan Proxima b merupakan planet batuan seperti Bumi.

Sebagai bintang katai merah, Proxima lebih dingin dari Matahari. Temperaturnya hanya berkisar 3042 K. Jadi, meskipun Proxima b jaraknya sangat dekat, planet ini ternyata hanya menerima 60% cahaya dan panas yang diterima Bumi. Dan rupanya, Proxima b masih berada dalam zona laik huni Proxima Centauri. Atau dengan kata lain, mungkin ada air di sana.

Yang artinya, Proxima b memiliki kemungkinan untuk menopang kehidupan! Atau… bahkan planet ini bukan planet yang cocok buat kehidupan. Indikasinya, Proxima b terkunci secara gravitasi dengan bintang induknya. Jadi hanya satu sisi planet ini yang berhadapan dengan bintang. Ada sisi siang yang selalu terang dan panas dan ada sisi malam yang selalu gelap dan dingin.

Jangan lupa kalau Proxima Centauri ini bintang yang aktif. Sewaktu-waktu, semburan sinar-X yang berpotensi menghancurkan bisa meyapu planet Proxima b.

Jadi, Proxima b itu seukuran Bumi. Tapi belum ada kepastian apakah ia serupa-Bumi atau tidak. Dengan kata lain kita belum tahu apakah Proxima b juga memiliki atmosfer yang mendukung kehidupan. Akankah Proxima b seperti Bumi? Jawabannya hanya bisa diketahui jika planet tersebut melakukan transit pada bintang induknya sehingga para astronom bisa mengungkap detil atmosfernya, meskipun kemungkinan Proxima b akan transit hanya 1,5%. Masalah lain, semburan sewaktu-waktu dari bintang bisa menjadi kendala lain dalam pengamatan transit.

Mencari Planet di Sistem Alpha Centauri

Ilustrasi Proxima Centauri b yang mengorbit bintang Proxima Centauri. Krecit: ESO/M. Kornmesser
Ilustrasi Proxima Centauri b yang mengorbit bintang Proxima Centauri. Krecit: ESO/M. Kornmesser

Planet baru Proxima b jelas menghebohkan dunia dan menarik perhatian masyarakat. Alasan paling mudah karena Proxima Centauri merupakan bintang terdekat dengan Matahari. Tapi, pada awalnya Proxima Centauri bukan target utama para astronom saat mencari planet baru. Setidaknya itu yang terjadi di era awal penemuan exoplanet.  Target utama di sistem trinari Alpha Centauri adalah bintang Alpha Centauri A yang serupa Matahari dan Alpha Centauri B yang massanya juga mirip dengan Matahari. Hanya saja Alpha Centauri B sedikit lebih redup.

Baca juga:  Saturnus: Jawara Satelit di Tata Surya

Di tahun 2012, euforia yang mirip juga pernah terjadi ketika para astronom mengumumkan penemuan planet Alpha Centauri B b yang disebut-sebut mirip Bumi. Tapi rupanya sinyal atau tanda kehadiran planet Alpha Centauri B b ini cukup lemah. Sepertinya memang planet ini tidak pernah ada. Setidaknya Alpha Centauri B b yang sudah diumumkan itu ternyata bukan planet. Sinyal yang diterima oleh para astronom yang menyerupai planet itu bukan dari sebuah planet.

Dan Alpha Centauri B b pun jadi planet hantu…

Perbandingan penampakan Matahari ketika dilihat dari Bumi dan Proxima Centauri saat dilihat dari Proxima b. Ukuran Proxima Centauri memang lebih kecil dari Matahari, tapi karena jarak Proxima yang dekat dengan bintang maka Proxima Centauri tampak 3 kali lebih besar dibanding Matahari jika dilihat dari Bumi. Kredit: ESO/G. Coleman
Perbandingan penampakan Matahari ketika dilihat dari Bumi dan Proxima Centauri saat dilihat dari Proxima b. Ukuran Proxima Centauri memang lebih kecil dari Matahari, tapi karena jarak Proxima yang dekat dengan bintang maka Proxima Centauri tampak 3 kali lebih besar dibanding Matahari jika dilihat dari Bumi. Kredit: ESO/G. Coleman

Bintang Proxima Centauri ditemukan tahun 1915 oleh Robert Innes. Bintang ini jauh lebih kecil dan lebih redup. Ya karena ia memang bagian dari bintang katai merah. Massanya hanya 0,12 massa Matahari dan ukurannya pun hanya 0,14 kali ukuran Matahari. Temperatur juga jauh lebih dingin.

Dengan konsep pencarian planet hanya pada bintang serupa Matahari, jelas Proxima Centauri tidak terlalu dilirik. Akan tetapi setelah penemuan exoplanet pertama, Proxima mulai dilirik sebagai target. Apalagi kelak dalam perjalanan pencarian exoplanet, bintang katai merah memang cukup umum memiliki planet.

Tanda-tanda Proxima punya planet dimulai tahun 1998, ketika A.B. Schultz dari STScI melaporkan deteksi langsung sebuah planet di Proxima Centauri. Deteksi langsung dilakukan dengan Spektograf Obyek Redup yang ada di Hubble. Tapi rupanya pengamatan lanjutan yang dilakukan David Golimowski dari Universitas Johns Hopkins, belum bisa mengkonfirmasi planet tersebut. Pembuktian lewat pengamatan astrometri yang dilakukan G. Fritz Benedict dari Observatorium McDonald juga tidak memperlihatkan kehadiran planet di Proxima.

Tidak ada bukti Proxima memiliki planet.

Nah, dari waktu ke waktu… setidaknya sejak exoplanet pertama kali ditemukan tahun 1992, intrumentasi untuk mencari exoplanet pun semakin baik. Resolusi dan sensitivitas alat pun semakin tinggi. Kesempatan untuk menemukan planet baru jelas lebih tinggi.

Tahun 2014, John Lurie dari Universitas Washington menerbitkan makalah hasil pengamatan Proxima Centauri selama 13 tahun. Hasil penelitian John memperlihatkan planet serupa Jupiter dengan periode orbit 2-12 tahun tidak mungkin ada di Proxima.

Proxima b, planet pertama di Proxima Centauri akhirnya ditemukan oleh Guillem Anglada-Escudé dari Universitas Queen Mary di London. Planet ini pertama kali dideteksi pada tahun 2013. Tapi, sinyalnya tidak meyakinkan.

Guillem Anglada-Escudé dan tim kemudian membuat program Pale Red Dot (Titik Merah Pucat) untuk mengamati Proxima Centauri. Program ini dimulai sejak 18 Januari 2016. Nama program ini terinspirasi dari julukan Pale Blue Dot (Titik Pucat Biru) yang diberikan Carl Sagan pada foto Bumi yang diambil Voyager 1 pada tahun 1990.

Program Pale Red Dot memanfaatkan spektrometer High Accuracy Radial velocity Planet Searcher (HARPS) yang dipasang di teleskop 3,6 meter di Observatorium La Silla, milik ESO di Chile. Pengamatan lain juga dilakukan dengan rangkaian teleskop yang tergabung dalam Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGT), Burst Optical Observer dan Transient Exploring System (BOOTES).

Hasilnya? Ada planet baru di depan rumah kita!

Proxima Centauri b.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini