fbpx
langitselatan
Beranda » Berburu Jupiter Panas di Gugus Terbuka

Berburu Jupiter Panas di Gugus Terbuka

Planet di gugus terbuka. Mungkinkah?

Mungkin saja… setidaknya para astronom sudah menemukan beberapa planet di gugus terbuka yang di dalamnya terdapat ribuan bintang yang sedang terbentuk dari awan gas molekul yang sama.

Di antaranya adalah sistem exoplanet di Messier 67, juga Kepler-66 dan Kepler-67 yang berada di gugus terbuka NGC 6811. Kali ini para astronom berhasil menemukan lebih banyak lagi planet Jupiter panas di Messier 67 atau NGC 2682, menambah koleksi planet yang sudah ditemukan sebelumnya. Messier 67 merupakan sebuah gugus terbuka di rasi Cancer.

Ilustrasi planet Jupiter panas pada bintang di M67. Kredit: ESO/L. Calçada
Ilustrasi planet Jupiter panas pada bintang di M67. Kredit: ESO/L. Calçada

Pengamatan yang menghasilkan penemuan planet Jupiter panas tersebut dilakukan selama beberapa tahun untuk mengumpulkan data dari 88 bintang di Messier 67 yang usianya hampir sama dengan Matahari. Keberadaan planet Jupiter panas yang mengelilingi bintang di gugus terbuka diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana Tata Surya dimulai. Matahari juga diperkirakan terbentuk dalam gugus bintang yang padat penduduk seperti Messier 67. Saat ini, jejak gugus bintang dimana Matahari terbentuk sudah menghilang.

Bintang-bintang di M67 terbentuk bersama dari awan gas molekul yang sama. Dengan demikian, jarak antar bintang juga cukup dekat. Atau dengan kata lain ini adalah area yang padat bintang dan interaksi yang terjadi antar bintang maupun planet yang terbentuk dengan bintang di dekatnya memiliki frekuensi yang cukup tinggi. Hal ini penting untuk bisa menjelaskan keberadaan Jupiter panas yang ditemukan oleh tim ilmuwan dari Chile, Brazil dan Eropa yang dipimpin oleh Roberto Saglia dari Max-Planck-Institut für extraterrestrische Physik, Garching, Jerman dan Luca Pasquini dari ESO.

Jupiter Panas di M67
Untuk bisa menemukan keberadaan planet di bintang anggota M67, para astronom melakukan pengamatan tak langsung untuk melihat goyangan bintang yang disebabkan oleh planet yang sedang mengitarinya. Tapi, untuk bisa melihat goyang yang sangat kecil itu, para astronom haru menggunakan alat yang sangat sensitif. Untuk itu tim astronom ini menggunakan beberapa instrumen sekaligus untuk bisa melihat goyangan tersebut. Di antaranya adalah spektograf HARPS yang berada di Observatorium La Silla, milik ESO di Chile, Spektograf Resolusi Tinggi pada teleskop Hobby-Eberly di Texas, USA, dan spektograf SOPHIE di Observatorium de Haute-Provence, di Perancis.

Yang dicari adalah planet gas raksasa dengan periode orbit yang singkat atau berada dekat dnegan bintang induknya. Planet Jupiter panas yang mengorbit bintang. Hasilnya ditemukan tanda keberadaan planet Jupiter panas pada tiga bintang di gugus tersebut.

lanet Jupiter panas merupakan planet serupa Jupiter, si planet gas raksasa yang ada di tata Surya. Bedanya, Jupiter berada jauh dari Matahari dan jauh lebih dingin. Planet Jupiter panas dikategorikan “panas” karena berada dekat dengan bintang dan ini bisa diketahui dari periode orbitnya yang pendek yakni kurang dari 10 hari. Satu tahun hanya berlangsung kurang dari 10 hari. Bandingkan dengan satu tahun di Jupiter yang sangat panjang yakni 12 tahun.

Baca juga:  Tata Surya Mini di Bintang KOI-351

Tapi mengapa yang dicari Jupiter bukan planet-planet serupa Bumi? Hasil penelitian menyebutkan, planet Jupiter panas justru umum ditemukan di gugus bintang seperti Messier 67 dibanding pada bintang di luar gugus bintang. Dari penemuan, planet Jupiter panas menempati 5% bintang di M67. Sementara untuk bintang di luar gugus bintang, planet hanya menempati 1% populasi bintang tunggal yang ada.

Laboratorium baru…

Kehadiran planet Jupiter panas pada jarak yang sangat dekat dengan bintang selalu menyisakan satu pertanyaan. Bagaimana ia terbentuk dan bagaimana planet tersebut bisa berada dekat dengan bintang. Planet gas raksasa seperti ini tidak terbentuk di dekat bintang, melainkan pada jarak yang jauh dan kemudian bermigrasi ke lokasinya di dekat bintang. Nah, apa yang menyebabkan planet tersebut bermigrasi?

Ada beberapa teori terkait migrasi planet gas raksasa ke bagian dalam sistem. Salah satunya adalah papasan dekat dengan bintang dekat atau bisa juga papasan dengan planet pada bintang tetangga. Papasan dekat seperti ini jauh lebih umum di gugus terbuka. Bintang-bintang yang ada dalam gugus ini memiliki jarak yang cukup dekat satu sama lainnya. Akibatnya interaksi yang terjadi bisa memberi pengaruh yang signifikan pada planet pada bintang.

Sampai tiga tahun lalu, tidak ada satu planet-pun yang ditemukan di gugus terbuka. Hari ini, para astronom justru menemukan kalau Jupiter panas termasuk umum di gugus bintang. Karena itulah, para astronom menggunakan gugus terbuka sebagai laboratorium untuk mencari tahu pembentukan planet maupun evolusinya. Yang juga menarik adalah kehadiran planet-planet seukuran Bumi di gugus bintang tersebut dan bagaimana planet-planet itu bisa selamat dari papasan dekat dengan bintang lain yang sering terjadi di gugus tersebut.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini