fbpx
langitselatan
Beranda » Komet Catalina, Hadiah Natal & Tahun Baru 2015

Komet Catalina, Hadiah Natal & Tahun Baru 2015

Masih dalam suasana Natal dan jelang tahun baru, kami di langitselatan menerima kado yang sangat menarik. Foto Komet C/2013 US10 (Catalina) yang diamati di hari Natal tanggal 25 Desember 2015 pukul 4:02 – 4:26 WIB, di Observatorium Bosscha.

Pengamatan dan pemotretan dilakukan oleh para pengamat dari tim teknis TPOA (Tim Pembina Olimpiade Astronomi) yang juga mahasiswa Astronomi ITB. Tim tersebut terdiri dari Abdul Majid Al Kholish, Anies Averoes Habibi, Imanul Jihad, Robiatul Muztaba dan pembimbing Dr. Hakim L. Malasan. Alat yang digunakan adalah Teleskop Vixen diameter 110 mm dan kamera Canon EOS 1100D.

Dari pengamatan tanggal 20 Desember 2015, identifikasi spektrum yag dilakukan memperlihatkan keberadaan pita molekuler C2 (swan band sequence). Pita molekuler C2 merupakan karakteristik dari bintang karbon, komet dan bahan bakar hidrokarbon yang terbakar. Dalam kasus ini, pita molekuler C2 memang merupakan spektrum khas komet.

Komet C/2013 US10 (Catalina) yang dipotret oleh tim TPOA dari Observatorium Bosscha. Kredit: Tim TPOA (Abdul Majid Al Kholish, Anies Averoes Habibi, Imanul Jihad, Robiatul Muztaba & Dr. Hakim L. Malasan.
Komet C/2013 US10 (Catalina) yang dipotret oleh tim TPOA dari Observatorium Bosscha. Kredit: Tim TPOA (Abdul Majid Al Kholish, Anies Averoes Habibi, Imanul Jihad, Robiatul Muztaba & Dr. Hakim L. Malasan.

Komet Catalina atau komet C/2013 US10 ditemukan lewat survei langit Catalina (Catalina Sky Survey) di saat sebagian penduduk dunia sedang merayakan pesta Halloween yakni 31 Oktober 2013. Pada awalnya para pengamat mengira komet ini adalah sebuah asteroid periode pendek. Karena itu ia diberi nama US10. Setelah melakukan pengamatan lanjutan untuk mengetahui jalur pergerakannya, para astronom pun berhasil mengetahui kalau benda yang ditemukan tersebut merupakan sebuah komet dari awan Oort.

Komet Catalina bisa mengunjungi bagian dalam Tata Surya setelah berpapasan dengan bintang tak dikenal yang akhirnya mengubah perjalanannya. Saat ditemukan, kecerlangan komet ini hanya 19 magnitudo pada jarak 7,7 AU dari Bumi. Perjalanan komet Catalina akhirnya mencapai jarak terdekat dengan Matahari pada tanggal 15 November 2015 pada jarak 0,82 AU dari Matahari. Pada jarak ini, komet Catalina berada lebih dekat ke Bumi.

Kehadiran komet Catalina di langit jelas menjadi incaran para pengamat dan fotografer. Apalagi mengingat periode orbitnya yang panjang yakni beberapa juta tahun. Sebuah kesempatan langka!

Komet Catalina memulai perjalanannya dari awan Oort setelah berpapasan dengan bintang lain. Orbitnya tergganggu dan akhirnya dia pun mengembara. Komet-komet di awan Oort mudah terganggu saat berpapasan dengan bintang lain, karena di area ini pengaruh gravitasi Matahari sudah semakin lemah.

Pada akhirnya, perjalanan komet Catalina menuju titik terdekat dengan Matahari menjadi pertemuan yang pertama dan yang terakhir. Yup! Komet Catalina tidak akan kembali lagi!

Komet Catalina diperkirakan akan meninggalkan Tata Surya karena kecepatannya lebih besar dari kecepatan lepas di Tata Surya. Hal menarik lainnya, orbit komet Catalina memotong bidang orbit Tata Surya dengan kemiringan 142 derajat. Dengan demikian, akan tampak kalau komet Catalina datang dan pergi seperti menembus orbit planet di Tata Surya.

Baca juga:  Menjadi Anggota Klub Astronomi Amatir di Negeri Paman Sam
Lintasan komet Catalina di Tata Surya dan posisinya pada tanggal 30 Desember 2015. Kredit: Dominic Ford/ https://in-the-sky.org
Lintasan komet Catalina di Tata Surya dan posisinya pada tanggal 30 Desember 2015. Kredit: Dominic Ford/ https://in-the-sky.org

Setelah meninggalkan Matahari pada tanggal 15 November, saat menjelang Natal, komet Catalina melintas rasi Bootes dan akan berada dekat dengan bintang Arcturus pada tanggal 1 Januari 2016. Ia akan berada pada titik terdekat dengan Bumi pada jarak 108 juta km pada tanggal 17 januari 2016 dengan kecerlangan 5,5 magnitudo di rasi Ursa Mayor.

Untuk bisa melakukan pengamatan, selain langit yang cerah juga dibutuhkan teleskop karena komet Catalina yang berwarna hijau dengan ekor kembar yang panjangnya 800 000 km tersebut masih cukup redup untuk mata tanpa alat.  Pengamatan lanjutan komet Catalina oleh tim TPOA akan dilaksanakan kembali pada bulan Januari 2016.

Selamat Tahun Baru 2016!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini